13

3.4K 207 15
                                    

Esoknya.

Adnan kembali bersekolah seperti biasa sebenarnya ia tidak ingin kesekolah karena Adnan benar benar merasakan perih di area pantatnya, tapi ia tidak ingin menyerah begitu saja Adnan memaksa terus terusan fisiknya tersebut.

"Akh sial sekali!" Umpatnya saat ia mulai menaiki 4 anak tangga untuk kekelasnya yang setelah itu tinggal lurus saja

"Perlu bantuan" ucap seorang tiba tiba

'D-Dmitri!' Batinnya seketika merespon suara tersebut

Adnan hanya menggeleng ia menambahkan tempo jalannya agar lebih cepat ke kelas

"Kenapa kau datang pagi pagi sekali?" Tanya Dmitri

'Kau sendiri kenapa?' Jawab Adnan dalam hatinya

"Heii ayolah jangan marah hanya karena hal kecil kemarin, bukankah kita ini teman? Teman kelas"

"Bacod" jawab Adnan singkat

"Hah??" Dmitri hanya terpaku setelah mendengar jawaban Adnan dan ia tampak mengerti kalo Adnan mengumpat menggunakan bahasa yang berbeda Dmitri memiringkan senyumannya dan langsung kembali mengejar Adnan

Klak
Suara pintu kelas terbuka.

Adnan memasuki kelasnya sebagai orang pertama yang datang diikutkan Dmitri dibelakangnya

"Aku minta maaf soal kemarin, tapi jujur saja tubuhmu ini.. sangat sangat kecil dan sexy" ucap Dmitri pelan dan menggoda

Seketika itu pula Adnan merinding dan ia menaikan satu tangannya dan memberikan jari tengah kepada Dmitri

"Kenapa begitu hmm? Mau lagi ya"

"Kau itu sudah gila, cih" ucap Adnan tak terima ia langsung keluar kelas meninggalkan Dmitri yang tak jelas baginya

Tidak seperti Adnan, Dmitri duduk dibangkunya dan seperti biasa ia tidur untuk kesekian kalinya di sekolah.

Adnan keluar dengan perasaan yang kesal hanya saja ia mulai berfikir orang tenar dan terkenal seperti SRM kenapa malah bermasalah dengan Adnan yang kecil dan menggemaskan ini, pikirnya.

"Sial.. bagaimana lagi jika mereka mulai menyerangku kembali.. akhh!" Ucapnya frustasi

Ia melihat perpustakaan yang sudah buka, untuk membuang pikiran buruknya ia berjalan cepat ke arah perpustakaan bertujuan ia dapat menemukan sesuatu yang menarik disana. Bukannya sesuatu yang menarik tapi ini sangat sangat mencengangkan.

Bagaimana tidak, saat ia sedang berjalan semakin dalam ke perpustakaan besar itu ia mendengar seorang wanita mendesah dengan lepas dan ia melihat 2 orang pria yang sedang menggagahinya.

"Astaga.. apa yang kulihat ini.." Adnan sangat gugup ia terus mundur dan tanpa sengaja ia menabrak rak dibelakangnya sehingga menyebabkan beberapa buku ikut jatuh kedepan menimpa kepala Adnan.

Adnan yang terus terusan membuat suara akhirnya dapat perhatian dari mereka beetiga. Betapa terkejutnya Adnan itu adalah Carlo, Zein dan ia tidak tau siapa wanita itu

"Adnan?" Sahut Carlo dan Adnan langsung membuang wajahnya

"Ayena.. kita akan lanjutkan ini di lain waktu, oke?" Ucap Zein lembut

Wanita yang ternyata bernama Ayena tersebut menganggukan kepalanya dan segera pergi tapi sebelum ia benar benar pergi ia sempat berhenti sejenak di depan Adnan ia melihat Adnan dari atas hingga bawah dengan angkuh setelah itu ia memutar kedua bola matanya sambil mengatakan

"Menganggu saja kau, dasar pria cebol" ucapnya setelah itu ia benar benar menghilang dari hadapan ketiganya

Carlo mendatangi Adnan diikutkan Zein dibelakangnya

"Kenapa kau disini pagi pagi sekali"

'Kalian sendiri kenapa! Apakah para anggota SRM selalu datang pagi hanya untuk hal tidak berguna!!' Kesalnya dalam hati
"Membaca buku" jawab Adnan singkat

"Ayolah jangan terlalu kaku, bukankah kami baru saja memasukimu kemarin?"

Adnan hanya diam seolah tidak mendengarkan apapun ia mulai mengambil dan menyusun buku yang tadi ia jatuhkan

"Jangan terlalu dingin baby, jangan lupa aku bisa memperkosamu disini jika aku mau" ucap Carlo tanpa beban

Brak
Buku yang ada ditangan Adnan seketika jatuh karena ia shock dengan yang ia dengar barusan

Adnan menggeleng pelan ia memilih untuk keluar dari zona tersebut tapi baru saja ia mempercepat tempo jalannya untuk keluar ia langsung ditarik oleh Zein dengan tangannya yang di tahan oleh Carlo

"Sial.. maafkan aku bajingan.."ucap Adnan yang mulai takut

Ia benar benar ingin menghajar mereka tapi di saat seperti ini tidak munafik ia sangat penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya ditambah ia memiliki luka trauma akan pemerkosaan yang terjadi sebelumnya kepada dirinya sehingga Adnan berfikir ia tidak bisa menolak hal seperti ini lagi.

Mungkin?

.
.
.

Bersambung

~~~~

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang