06

5K 264 10
                                    

.
.

Adnan mendatangi rooftop saat sepulang sekolah, ia menghadiri undangan yang diberikannya saat istirahat tadi.

saat ia membuka pintu rooftop betapa terkejutnya ia melihat Elsen duduk santai sambil merokok dengan teman-temannya.

Tidak!, seharusnya dia sudah berfikir sejak tadi tentang alasan Elsen yang juga datang pagi pagi dan kedatangan temannya yang hampir membunuhnya.

Adnan melihat Elsen dan Elsen menatap balik Adnan dengan senyum hangatnya, Adnan mengepal erat tangannya.

'Sial pasti dia bossnya! hentikan senyumanmu itu psikopat gila!' -batin Adnan

"Kenapa kau menatapku terus, hmm?" tanya Elsen, yang langsung membuyarkan lamunan Adnan.

"Ah... tidak.. Ak-"

"Kau duduk disini saja, Adnan yang manis" ucap Elsen sambil menepuk nepuk kursi di sampingnya.

Adnan mengangguk

Adnan melihat sekitarnya sambil berjalan, ia menghitung semua orang yang ada di rooftop.

'17.. 18.. 19.. 20 dan bersama pria penuh acting didepanku ini 21! tidak ada pilihan lain selain menurutinya, sekuat apapun diriku. Aku takkan bisa melawan lebih dari 15 orang' -batin Adnan

Elsen memperhatikan wajah Adnan.
'Ahh dia teliti, jelas sekali dia bukan amatir tapi seorang pro, haha' -batin Elsen tersenyum kembali

"Bajingan sialan, hentikan senyuman menjijikanmu dasar bangsad" umpatnya dalam bahasa Indonesia

"Bahasamu.."

"Tidak tidak haha, aku tinggal duduk disini kan" ucap Adnan tersenyum.

"Yah, baik langsung ke inti. Ku sudah dengar tentangmu, ahh tunggu dulu. Pires ambilkan minum kami berdua" ucap Elsen, dan dianggukan oleh Pires

'Dia memang ketuanya' -batin Adnan

"Ku dengar kau menghajar sebagian anggota geng ku, bahkan gigi Zein patah dibuatmu" ucap Elsen

"Oh, iya itu memang aku terus? yang mengangguku terlebih dahulu juga adalah dia" ucap Adnan menunjuk ke arah Risle

"Ahhh Risle.., tapi hanya dia kenapa kau mengahajar se-"

"HAHAHAHA! memalukan sekali, mungkin isinya memang tampan, tinggi, dan kaya, tapi ternyata sifat kalian dominant seperti sampah!" ucap Adnan, ia mulai merasa Elsen bermain kata

Elsen tersenyum dan ia milirik ke arah teman temannya.

"Baik ku biarkan kau berbicara" ucap Elsen

"Nah temanmu yang dinamai Risle itu dia melemparkanku pisau dan hampir saja mengenai kepalaku, jika aku tidak mengelak masalahnya akan jauh lebih besar! dan teman temanmu yang lain saat aku berdiri melah menghajarku yah aku balas dong! dan dia!" ucap Adnan berhenti saat menunjuk Ornel.

"Dia menendang kursiku hingga aku jatuh! dia juga ingin meninjuku dan kedua temanmu itu!" Adnan berhenti berbicara lagi dan menunjuk ke arah Zein dan Carlo

"AGHH!, intinya kalianlah yang mengeroyok satu orang!" bentaknya keras

"Pfft. Hahahahahaha, sialan itu lucu sekali, kau sangat kuat itulah inti masalahnya" ucap Elsen sambil tertawa

"Nah ini minumannya, sihlakan diminum!" ucap Pires menatap tajam Adnan.

"Aku ada penawaran baik untukmu" ucap Elsen sambil meminum jusnya

"apa?"

"Ingin gabung ke geng ku?" tanya Elsen

"Hah? kau gila? aku tidak tinggi dan gagah seperti kalian! jangan bercanda!" ucap Adnan meninggikan suaranya.

"Shht.. Itu bisa tidak kuhitung, karena kau sangat kuat.. Itu akan berguna"

"Ohh aku tidak mau" ucap Adnan ikut meminum jusnya

Elsen dan teman temannya tersenyum

"Kenapa? kau bisa menjadi sangat populer jika bergabung denganku" ucap Elsen lagi

Adnan berdiri dari duduknya, ia langsung menghabiskan jus digelas besarnya tersebut.

"HAHAHAHA! AKU? Jadi duta geng lain? hahahaha" ucap Adnan

"Kau tidak tau aku juga sebelumnya merupakan mantan ketua geng nakal disekolahku! bukan yang isinya hanya pamer wajah dan kekayaan!" ucapnya membuat Elsen mengepalkan tangan

"Terus?" tanya Elsen dengan wajah datarnya, teman teman yang melihatnya tersenyum puas karena Adnan membuat Elsen marah

"Terus kau bilang? Geng kalian yang aneh dan di isi oleh pengecut ini hanya akan membuatku kesusahan, cuih sialan" ucap Adnan kesal

"Sial! kenapa badanku panas!" ucap Adnan, ia merasa badannya sangat panas dan mulai melihat sekelilingnya seperti putaran

"Panas?" tanya Elsen

Elsen menatap Pires, dan menyuruh Pires mendekat.

"Obat apa yang kau masukan ke minuman Adnan?" tanya Elsen

"Tentu obat tidur!" balas Pires

"Oiii! Pires bodoh, kau salah memasuki obat kau memasuki obat perangsang! bukan tidur" ucap Carlo melempar obat tersebut ke arah Elsen.

"Khe hehehe, HAHAHAHA!" tawa Elsen pecah saat membaca obat tersebut, ya itu obat perangsang.

Elsen dkk sebelumnya sudah berencana untuk menggebuk habis habisan Adnan dengan dendam teman-temannya saat Adnan tertidur, tapi karena melihat Adnan sekarang yang salah minum obat dan mulai membuka bajunya malah membuat Elsen memikirkan permainan lainnya.

"Oi... Bagaimana kalau dia kita gilir saja?" ucap Elsen membuat teman-temannya tersenyum cerah dan langsung mendekat.

.
.
.

Bersambung
~~~

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang