09

4.1K 231 3
                                    

.
.

Setelah berdebat lama dengan dokter akhirnya Adnan diperbolehkan pulang dengan obat dan pembagian waktu istirahat yang cukup, dan telah disetujui oleh Adnan. Adnan diberikan tongkat berjalan oleh dokter.

30 menit kemudian, mereka sampai didepan rumah Adnan.

Victor membantu Adnan berjalan sampai depan pintu rumahnya.

"Hei, Victor.. Terimakasih, maaf pandangan pertamamu buruk tadi sore.." ucap Adnan yang masih setia dipapah oleh Victor

"Ah, iya kak sama-sama" balas Victor

"Panggil saja Adnan" ucap Adnan

Tadi saat dimobil mereka sudah bercerita banyak hal, tentang kelas nama dan asal. Meski Adnan enggan mencerikan kejadian naasnya siang tadi, Victor tetap mengerti. Victor sendiri masih kelas 10 dan Adnan sudah kelas 12.

Ting Tong

Klak

"Iya, sebentar... ADNAN KAMU KENAPA?" Teriak Oliv khawatir

"Ahhh Nak Adnan..." ucap beberapa pelayan yang melihat

"Aku jatuh dari tangga haha.." ucap Adnan berbohong

"Ahhh itu nanti saja, kalian masuk dulu cepat!" ucap Oliv dan diangguki oleh Victor

"Jadi kamu temannya Adnan?" tanya Ibu Adnan

"Iyaa.. Tante.." jawab Victor

"Coba ceritakan gimana Adnan bisa jatuh" kepo Ibu Adnan

"Ahh.. Itu-" Victor bingung

"Aku hanya berlari dan terpeleset dari lantai 2 ditangga, aku habis dari perpustakaan lantai 2 dan bel berbunyi jadi aku cepat cepat dan malah terpeleset" potong dan ucap Adnan yang sangat lancar dalam berbohong

Victor hanya mengangguk dan tetap tersenyum ramah kearah ibu Adnan, Victor adalah orang yang gugup jika bertemu orang baru pertama kali.

"Ahhh Adnan.. Kau tau sekolah itu besar dan kau malah berlarian ditangga, belum 2 minggu kau disekolah itu kau sudah seperti ini, untung kau sudah mendapat teman yang bersedia membantumu, jika tidak? dan lihatlah kau sekarang kau memakai tongkat bantuan kau blablabla--- blabla" ucap ibunya panjang lebar

'Maaf.. Ibuu...' -batin Adnan

Ibu Adnan ke dapur untuk membuatkan minum Victor.

"Uhum, kak Adnan ternyata orang kaya hehe" ucap Victor

"Terimakasih, panggil aku Adnan saja" balas Adnan

"Ahh iya.. Apa aku boleh meminta nomor kakak?" tanya Victor

"Sudah kubilang Adnan! kemarikan hpmu" ucap Adnan

"Ahh iya Adnan.." gumam Victor

Adnan mengetik nomornya dan langsung melemparkan nomornya ke arah Victor baru saja Adnan ingin berbicara, ia meringis merasakan nyeri dan perih didadanya.

"Euhh.. Apa apaan ini.." ucapnya dan ingin menyentuh dadanya, tapi tangannya tak bisa ia gerakan

"Kau kenapa Adnan? ah Nak Victor ini minumannya, kenapa kau tak menginap saja diluar sangat deras..." ucap ibu Adnan

"Ahh terimakasih tante, tapi aku juga memakai mobil dan bes--

"Kau menginap saja, tante habis ini mau keluar lagi ada pertemuan malam dengan teman teman tante, dan Adnan pasti membutuhkan temannya disaat begini.." ucap Oliv, ia meminta Victor membantu Adnan ke kamarnya yang di lantai 2 dan akhirnya Victor mengiyakan permintaan ibu Adnan. Adnan hanya geleng geleng melihat ibunya yang memaksa teman barunya itu.

Mungkin jika Oliv mengetahui kejadian sebenernya ia akan marah besar dan membatalkan perjanjiannya. Tapi Adnan tidak ingin itu terjadi.

Saat sudah dikamar

"Maaf Ibuku merepotkanmu.." ucap Adnan sambil berusaha duduk

"Tidak apa apa kok, aku juga tidak mungkin membiarkan kak Adnan sendirian setelah melihat keadaan kakak tadi di depan mataku sendiri"

"Kau pasti jijik.." ucap Adnan pelan

"Tidak! tentu tidak, mereka memang kumpulan para brengsek!" ucap Victor dengan nada kesal

"Hey.. Santai haha, Akh! euh.." desis Adnan ia kembali merasakan dadanya yang perih.

"Victor, bisakah kau ambilkan salap di plastik pemberian dokter tadi.." pinta Adnan

"Ten-tentu.."

Victor memberikan salap itu kepada Adnan, tapi Adnan tidak mengambilnya dan malah melihat Victor lagi.

"Victor bolehkah aku minta tolong lagi?" tanya Adnan

"Tentu kak! tidak mungkin aku biarkan begitu saja" jawab Victor

"Kalau begitu tolong oleskan itu ke dadaku tanganku sangat susah digerakan.." ucap Adnan

Victor terdiam sejenak, ia mengangguk dengan wajah yang panas dan merah hingga ke telinga.

"Ka.. kakak gigit ini.." ucap Victor sambil memberikan ujung pakaian Adnan ke mulut Adnan

Adnan yang tidak tau situasi langsung mengikutinnya dan menggigit sesuai yang diminta oleh Victor.

Victor menelan ludahnya sendiri saat melihat tanda dan puting Adnan yang membengkak dan terdapat luka bekas gigitan yang dalam disana, Victor mengeluarkan salapnya dan menuju ke puting Pink Adnan.

"Apakah yang ini kak?" tanya Victor pelan sambil mengolesi salap tersebut.

"Iyah.. Euh perih sekali... Pe-pelan sedikit akh uhhh.." ucap Adnan, Victor yang mendengar desahan Adnan semakin semangat mengolesi bahkan sesekali menekan putingnya Adnan.

"Akh! Victor itu sakit!" bentak Adnan dan langsung menyadarkan Victor.

"AHH... Maa- maaf.. aku pertama kali jadi aku tidak tau.." ucap Victor

"Tak apa, oke terimakasih!" ucap Adnan

Victor mengangguk, ia berjalan ke teras kamar dan menelepon orang tuanya bahwa ia akan menginap dan meminta supir dirumahnya untuk mengantarkan pakaiannya untuk ia besok sekolah Victor sudah mengirimkan lokasinya, orang tua Victor mengerti dan langsung menyuruh seperti yang Victor minta.

Victor kembali lagi ke kamar dan sudah melihat Adnan yang sudah tertidur. Victor menelan ludahnya, ini pertama kali ia melihat pria Asia yang badannya kecil dan imut. Dia sedikit menyukainnya, Victor mengelus rambut Adnan pelan.

Setelah itu ia ikut tertidur di sampingnya Adnan.

.
.
.

Bersambung
~~~

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang