15

3.8K 272 29
                                    

Adnan tidak bergeming setelah mendengar pernyataan Elsen barusan, ia menatap mata Elsen dengan tatapan tidak percaya tapi malah Elsen menyeringai balik saat mereka saling bertatapan

Terasa air mata Adnan telah habis tadi ia langsung melepaskan pelukan erat dari Elsen dan berdiri dengan pelan, ia memegang tangan kirinya yang merasa kesakitan beberapa detik kemudian Adnan hanya mengangguk

Ia tidak bisa memikirkan apa yang akan Elsen dkk lakukan jika ia tak menuruti permintaan kemenangan Elsen tadi, ia memikirkan karir orang tuanya

Elsen yang melihat Adnan mengangguk langsung tersenyum menang ia merangkul pundak Adnan dengan semangat

"Ke Uks?" Tanya Elsen dan hanya diangguki oleh Adnan

"Ku gendong?"

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri" jawab Adnan dengan tatapan datarnya

Mereka menuruni tangga dengan Elsen yang berada di belakang Adnan

Elsen terkekeh melihat cara jalan Adnan yang terus-terusan memegang pantatnya saat menuruni satu persatu anak tangga yang jaraknya tidak main main, sedangkan lift tidak tersedia sampai rooftop paling tinggi lift tersedia hanya sampai kelas lantai 4.

Tanpa aba-aba Elsen menggendong Adnan ala bridal style

Adnan tidak menolak karena ia merasa pantatnya seperti keram akibat pukulan balok kayu yang terus menerus Elsen layangkan tadi

'Sial..' -batin Adnan

.
.

Adnan masih tertidur di Uks dengan Elsen yang meninggalkannya karena akan rapat dadakan dengan teman-temannya

Di rooftop sekarang

"Apa dia setuju?" Tanya Carlo sambil menghisap rokoknya

Elsen mengangguk

Dan itu sontak membuat mereka tersenyum, kecuali Kenzo sebenarnya ia merasa sedikit kasihan kepada Adnan. Mungkin karena didikan orang tuanya yang tegas meskipun ia kaya raya membuat rasa iba itu datang di pikirannya

Zein dan Paulo mereka sedang melakukan hal mesum dengan dewi dewi disekolah itu tetapi itu tidak menutup kemungkinan mereka juga sangat senang mendengar hal tersebut

Zein sedang menciumi bibir wanita cantik didepannya dan Paulo meremas remas kepemilikan wanita dipangkuannya membuat kedua wanita itu mendesah

Itu pemandangan biasa bagi mereka, kadang para wanita gatal itu sendiri yang menawarkan diri mereka ke para anggota SRM.

Saat sedang berbincang, pintu rooftop itu dibuka oleh seorang wanita cantik. Itu Ayena yang dirumorkan sebagai pacar Elsen

Ayena mendatangi Elsen ia langsung duduk dipangkuan Elsen tapi ia berhenti sejenak melihat wanita yang ada dipangkuan Zein lalu ia kembali menatap pria didepannya

"Hmm.. hai sayang apa kabarmu?" Tanya Ayena senang

"Baik sayang dan kamu? Apa sudah makan? Hmm?" Tanya Elsen mesra

Ayena tersenyum dan mengangguk setelah itu ia duduk disamping Elsen, ia membenarkan posisi duduknya biar terlihat anggun

Elsen tersenyum lembut ke Ayena dan menarik tangan Ayena lalu ia kecup pelan, Ayena hanya terkekeh pelan hal ini sudah terbiasa diantara mereka walaupun Elsen brengsek tapi Ayena adalah pawangnya sudari mereka kecil. Bahkan ada kabar angin kalau mereka berdua akan bertungan setelah sekolah selesai

Elsen sangat mencintai Ayena

Lalu Ayena sesekali melirik ka arah Carlo dan Zein, kedua pria itu hanya tersenyum miring kearah Ayena dan Ayena membalas mereka dengan kedipan satu matanya

"Kau melihat apa?" Tanya Elsen pelan

"Tidak ada, pemandangan hari ini bagus"

"Ya kau benar"

"Elsen, aku mau pulang.." ucap Ayena pelan dan langsung diangguki oleh Elsen ia langsung memerintahkan semua temannya agar bubar

.
.

Adnan pulang dengan keadaan rapi ia tidak ingin orang tuanya tau keadaannya disekolah, bagaimanapun Adnan merasa cukup sudah membebani mereka berdua ia tidak ingin menambah masalah

"Nak Adnan udah pulang? Kenapa lesuh wajahnya?" Tanya Bibi Peter

"Ga ada bi, emang tiap harinya gini hehe. Mama mana Bi?" jawab Adnan penuh candaan

"Haha kamu ini, mamamu arisan Nan" Adnan hanya mengangguk, Bibi Peter ikut tertawa dan membiarkan Adnan berjalan kekamarnya tanpa mencurigai apapun dari Adnan

Tapi setelah beberapa detik Adnan menaiki tangga

"Akh!" Pekik Adnan

Bibi langsung berlari kearah Adnan

"Ada apa Nan?!" Tanya bibi khawatir

"Ga bi cuma pegel aja" Adnan lanjut menaiki tangganya

Sampai dikamar

Adnan memutar lagi memori Elsen yang akan menjadikannya budak sex para binatang nafsuan di grupnya, ia sudah tak bisa menangis karena di satu sisi Adnan merasa memang sudah kalah dan harus menuruti perjanjian dari pihak yang menang

Ia tak mau jadi pecundang

Adnan menarik nafasnya pelan, ntah kenapa Adnan sekarang malah menjadi seperti orang stres ia berjalan ke bawah lagi dengan susah payah saat ditangga, lalu ia berjalan ke arah kamar orang tuanya, ia berjalan ke lemari mamanya dan mengambil sesuatu disana

Itu adalah lingeris putih punya mamanya

Lingeris : pakaian dinas malam wanita

Ia mengambilnya dan langsung berjalan lagi ke kamarnya

Senyuman nakal tercerah diwajah Adnan

"Kalau sudah begini.. kenapa tidak sekalian kan, akan ku buat dendam perasaan yang paling dalam kepada kalian semua" monolog Adnan tersenyum licik dan kesal

.
.
.

Bersambung
~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bully! BFck! (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang