Dua

1 0 0
                                    

Aku update story di Sabtu pagi nih, nemenin kalian yang bingung mau ngapain hari ini hihi.

Yuuu vote dan komennya jusseyo

****

Tepat pukul tujuh Cara sudah tiba kembali di kantor, hari ini ia tidak akan lama berada di sana, hanya untuk berpamitan dengan rekan kerjanya dan segera pergi bersama Roy dan Medina.

Rencananya mereka akan belanja kebutuhan sementara untuk minggu pertama kepindahan mereka.

Mendadak suasana kantor menjadi pilu hari itu, awalnya mereka tidak menduga bahwa hal ini akan menjadi cukup berat ketika berpamitan antara satu sama lain. Bahkan ketika Cara, Medina, dan Roy saling berpelukan mereka sempat menitikkan air mata.

"Wah gila si parah lo sampe bikin gue nangis kayak gini" ujar Cara pada Medina yang sedari tadi memegang tisu untuk mengusap air matanya.

"Ya gimana sih ra, kita bakal pisah enam bulan cuy. Bukan waktu yang bentar juga, kan. Mana pisahnya ke kota yang beda-beda, takut juga kalo nggak bisa nyaman sama suasana kantor yang baru nanti," jawab Medina.

"Jangan mikir gitu terus din, yakin aja kalo di perusahaan sana nanti lo juga bisa survive kayak di sini." Roy berusaha menenangkan Medina yang terlihat cukup down sekarang, diikuti Cara yang memeluk Medina untuk menenangkannya.

"Bener din, jangan fokus ke sana terus. Bisa kok lo, gue sama Roy yakin deh. Mendingan abis nanti kita belanja, kita dinner bareng aja tuh atau sama karokean kek foto box bareng kek atau apa deh terserah. Gimana?"

Roy mengangguk antusias mendengar ide Cara."Nah bener tuh, kita habisin aja sekalian hari ini sampe malem sampe subuh deh kalo perlu hahaha"

"Yee kalo itu mah gue ogah Roy. Besok aja gue flight jam sembilan pagi, bisa-bisa gue bangun kesiangan nanti." Pukul Cara pelan pada bahu Roy.

"Bener, gue besok juga flight pagi kok. Kayaknya Pak William emang pesenin kita tiket pagi semua deh, soalnya gue tadi tanya anak-anak lain mereka juga rata-rata terbang jam segitu."

Roy dan Cara merespon dengan mengangguk atas penjelasan Medina tersebut. Kemudian mereka berjalan bersama menuju mobil Cara, memulai aktivitas kedua mereka dengan berbelanja di salah satu pusat perbelanjaan.

Masing-masing dari mereka mengambil troli yang beberapa saat setelah itu mulai terisi satu persatu barang dari tisu, wewangian ruangan, skincare, beberapa make up yang nampaknya sudah akan habis, dll.

"Eh gue mau reset my personality nih pas pindah nanti, kira-kira wangi kayak gini cocok nggak sih sama gue?" tanya Roy sambil menyodorkan salah satu parfum yang sudah dibuka tutupnya kepada kedua temannya.

"Lo sendiri suka tipe parfum yang kayak gimana dulu sebelumnya?"

Roy berpikir sejemang, lalu mulai mendeskripsikan parfum yang ia kenakan sebelumnya."Parfum gue sebelumnya itu kaya ada bau mintnya, campur lavender, tapi nggak yang nyengat banget gitu sih."

Medina memutar kedua bola matanya jengah."Udah deh kalau lo deskripsiin kayak gitu kita juga mana paham baunya kayak gimana. Merknya apa?"

"Dior Sauvage. Kalian tau, kan?"

Cara dan Medina mengangguk paham, sudah familiar dengan merk tersebut karena seringkali dipakai oleh lelaki kantoran di kota-kota besar. Jika untuk wanita, teman-temannya seringkali memakai merk Marc Jacob, Dior, atau Kate Spade.

Warm On A Cold NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang