Enam (Singkat)

1 0 0
                                    

Usai membeli tiket masuk, mereka mencari tempat duduk dengan spot foto terbaik menurut Arjuna. Cara membawa dua botor air mineral serta cemilan yang ia beli di dekat parkiran.

"Boleh dong kalau nanti gue main ke Jogja, lo jadi tour guide gue na, gue masih belum banyak tau nih tentang Jogja."

Arjuna diam untuk beberapa saat setelah mendengar ucapan Cara."Boleh, lo kabarin gue aja nanti."

"Hidup itu seringkali susah ditebak ya na, sebelum gue berangkat ke Bali, gue itu udah mikir mau cari temen waktu ikut komunitas di sini. Eh, nggak nyangka dari hari pertama justru gue ketemu lo terus yang random gini."

Arjuna berdeham sebentar."Iya bener, makanya gue bilang hal kayak gitu namanya Synchrodestiny atau kebetulan. Tapi aku gue lebih percaya kalau apapun yang terjadi di dunia selalu punya maksud dan tujuan tertentu ra."

Tiba saatnya pertunjukan dimulai, para pemain mulai berkumpul ditengah-tengah dan bersuara 'cak' yang pada akhirnya terdengar seperti musik acapella. Suasana terdengar lebih ramai karena ada sekitar lima puluh pemain pada pertunjukkan ini.

Jika kalian ingin menonton pertunjukkan ini di Uluwatu, maka jangan lupakan untuk membawa kacamata hitam. Sebab para penonton yang hadir membawa kacamata hitam untuk menutupi cahaya matahari yang menyengat menghadap ke arah penonton. Sedangkan Cara dan Arjuna seperti melupakan hal tersebut hingga mereka tidak begitu nyaman untuk melihat aksi pertunjukkan.

"Gue tinggal lo sebentar di sini, gue titip kamera ya." Arjuna melesat pergi ke luar untuk membeli sesuatu yang dapat melindungi mata mereka.

Setelah berjalan kesana kemari ia tidak menemukan penjual kacamata yang biasanya tersebar disekitar sini. Tiba-tiba saja mereka hilang entah kemana.

Maka Arjuna memutuskan untuk membeli dua topi."Berapa bli?"

"Satu gocap bang"

"Oke saya beli dua ya"

Arjuna kembali lagi ke dalam memakaikan topi untuk Cara agar tidak kepanasan dan silau.

"Thank you, na. Panas banget emang di sini, gue sampe agak pusing hahaha"

"Iya emang, matahari jam tiga sore emang masih sepanas ini. Tapi lo nggakpapa, kan?" Arjuna terlihat khawatir karena Cara mengeluh sedikit pusing.

"Aman na, udah mendingan kok"

Mereka berdua saling menikmati atraksi tersebut, beberapa kali sang penari mendatangi para penonton untuk menciptakan kesan dekat, mereka bahkan sempat berfoto bersama.

Cara sempat ketakutan karena kostum yang dikenakan oleh penari ketika mendekati mereka berdua, dan secara tidak sengaja menyembunyikan wajahnya pada lengan Arjuna.

Sang penari yang mengetahui itu justru sengaja duduk disamping Cara untuk berfoto bersama. Foto yang secara tidak sengaja justru dapat menjadi kenangan diantara keduanya suatu hari nanti.

****

Sudah hari keempat Cara tiba di Bali, hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai seorang desainer dan content creator di suatu perusahaan asing. Sejak pagi ia bangun lebih awal untuk mempersiapkan segalanya, Cara juga belum mengetahui butuh berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk pergi ke tempat kerjanya.

Namun pada saat ia akan menaiki motornya, ia baru menyadari jika bensinya habis dan ia sendiri bahkan tidak tahu dimana pom bensin terdekat."Aduh gue lupa isi bensin lagi, gue pesen ojek aja deh"

Tanpa ia sadar, Arjuna berada di depan penginapannya berniat untuk mengantar Cara.

Tin tin ..

"Loh na, ngapain lo kesini? Gue mau berangkat kerja, lho" Cara berkacak pinggang memerhatikan Arjuna yang terlihat sangat santai ditengah dirinya yang sedikit panik.

"Jangan pesen ojek, gue yang anter aja" Arjuna beringsut turun dari motornya untuk memakaikan helm pada Cara.

"Na, tapi ..."

"Udah ayok, mau telat lo?"

Kemarin, setelah selesai melihat pertunjukan tari kecak, Cara dan Arjuna saling bertukar nomor sebelum akhirnya pulang ke penginapan masing-masing. Cara sempat bercerita jika keesokan hari adalah hari pertamanya bekerja.

Pada awalnya Arjuna memang sudah berniat untuk mengantar Cara ketempatnya bekerja. Ia tahu jika Cara belum begitu mengenal jalanan Bali secara keseluruhan, berbanding dengan dirinya yang lumayan memahami.

Jarak dari penginapan Cara ke tempat kerjanya hanya memakan waktu kurang lebih sepuluh menit. Kalian harus tahu jika tempat kerja Cara yang baru dekat sekali dengan pantai. Hanya perlu menyebrang jalan maka bisa langsung menginjak pasir pantai yang lembut ini.

"Thank you, na sekali lagi. Gue masuk dulu ya" ucapnya pada Arjuna sebelum melepaskan helm yang dipakainya dan masuk kedalam.

"My pleasure Cara, gue cabut dulu ya ada janji sama temen" Arjuna melajukan kembali motornya menuju Gymnasium. Hari ini ia akan pergi bersama Bimo seperti ajakannya dua hari yang lalu.


01 Juni 2022

Warm On A Cold NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang