Sebelas

5 0 0
                                    

Ibu tak bisa membendung rasa terharunya, ini adalah kali pertama Arjuna anak
pertamanya bersikap seperti ini. Jauh dalam lubuk hati ibu yang paling dalam, ia tidak pernah tega memerlakukan dan mendidik Arjuna seperti ini.

Semua ini tidak lain tidak bukan karena Arjuna merupakan penerus tahta dari kasultanan keraton. Tidak mungkin jika Sadewa yang memimpin karena ia masih kecil, tidak mungkin
juga jika Anjani yang diminta untuk memimpin. Sejak dulu sewaktu Arjuna lahir, ibu dan romo sudah terlibat dalam perbincangan serius mengenai masa depan anak pertamanya ini.

Romo tentu senang karena anak pertama yang lahir merupakan laki-laki, namun
sejak awal kelahiran Arjuna ibu sudah kasihan dengannya. Ibu tahu jika romo akan
memegang kendali penuh atas hampir seluruh aspek kehidupan Arjuna. Watak romo yang keras menyulitkan ibu untuk memberi pembelaan pada Arjuna.

Alih-alih membela justru akan berakhir pada pertengkaran diantara keduanya.
Lantas yang bisa dilakukan ibu selama ini hanya mengikuti dawuh (permintaan) romo saja, ia hanya terus berdoa jika suatu saat ada kebahagiaan dalam diri Arjuna yang benar-benar dapat ia wujudkan sendiri tanpa paksaan dari kedua orang tuanya.

Disisi lain, Cara terkulai lemas tak berdaya di atas ranjang tidurnya sejak semalam. Demam yang melandanya dari dua hari yang lalu belum turun, suhu tubuhnya masih tinggi sehingga membuatnya memutuskan untuk tidak masuk kerja terlebih
dahulu sampai keadaannya membaik.

Beruntungnya di penginapan ini terdapat cafe di pintu utama, ia dapat dengan
mudah memesan makanan tanpa perlu memusingkan apa yang harus dimakan
seharian ini. Saat seperti inilah dimana Cara merasakan perasaan rindu dirumahnya. Biasanya
ketika ia sedang sakit, mamanya yang selalu siap siaga menyiapkan segala keperluan Cara.

Pagi tadi mamahnya menelfon Cara menanyakan kondisi anak sulungnya ini. Memang bukan yang pertama Cara harus pergi keluar kota untuk
masalah kerjaan, serta bukan kali pertama anaknya sakit ketika sedang tidak
dirumah.

Awalnya, mamanya menawarkan diri untuk mengunjunginya ke Bali dengan dalih
ingin berlibur, tapi niatnya dengan mudah diketahui oleh Cara. Hingga pada akhirnya Cara mengaku badannya kondisinya sudah lebih baik dari kemarin karena pergi ke dokter seorang diri.

“Pokoknya mama pesen ke kamu nak, kalau ada apa-apa langsung telfon mamah ya. Jangan dipendem sendirian” mama selalu memberi wejangan kepada Cara.

Menurutnya, Cara memang harus lebih sering untuk diperhatikan sebab tiga tahun yang lalu mama pernah memergoki salah satu hasil pemeriksaannya dengan seorang psikolog yang ia duga merupakan dokter yang menangani Cara.

Dalam hasil pemeriksaan dikatakan bahwa anaknya menderita gangguan kecemasan yang cukup parah, ia juga terkena depresi. Momen tersebut mampu membuat dada mama terguncang hebat, dimatanya anaknya ini selalu riang, ia
memang suka menyendiri namun sangat tidak disangka bahwa dibalik sifatnya itu anaknya mengidap gangguan kesehatan mental.

Dan yang lebih membuatnya terpukul, kejadian itu sudah berlangsung selama tiga tahun lamanya, tanpa ada satu pun pihak keluarga yang mengetahui hal tersebut. Kesalahan tersebut membuat mama sadar dan penuh harap bahwa Cara dapat menerima serta memaafkan kesalahan yang telah mama perbuat karena kurang
memerhatikannya.

Begitu pula kepada kedua anaknya yang lain, mama mulai merubah sifatnya secara perlahan-lahan. Semenjak kecil entah mengapa Cara selalu menjadi anak yang tidak diperbolehkan untuk pergi jauh dari rumah. Rasanya seperti tidak rela jika ia harus jauh dengan keluarga, mungkin ini menjadi salah satu firasat bahwa mama harus lebih dekat untuk mengetahui mengenai diri Cara yang sebenarnya.

Terlalu banyak pintu yang Cara tutup, hanya teman-temannya yang mampu membuatnya membuka pintu tersebut satu persatu. Membiarkan masuk ruangan yang Cara sebut ‘Magic Shop’ ruangan dimana ia menjadi dirinya sendiri, tidak
ada topeng di sana.

Namun jangan salah juga, jika Cara merupakan orang yang selektif perihal apapun itu, baik dalam ertemanan, percintaan, makanan, minuman, dll. Cara pernah bercerita kepada mamanya dengan mengaku secara terang-terangan terkait hal itu.
Mama juga takjub sekaligus senang karena selama ini Cara memiliki teman-teman yang selalu setia dan siap sedia untuk anaknya dimana pun dan kapan pun itu.

Pertemanan diantara mereka terjalin bertahun-tahun, ketika Cara bertemu dengan
mereka, hal itu membuat senyum dibibirnya singgah lebih lama. Dan mama senang karena hal itu. Bagi Cara walaupun ia merupakan tipe yang selektif terhadap pertemanan dan lelaki, tetapi jika sudah berhasil masuk ke ruangan ‘Magic Shop’
nya, maka ia tidak akan melepaskan orang tersebut dengan mudah.

Ia akan berusaha mempertahankan hubungan tersebut walaupun terkesan sulit.
Tipe ambisiusnya ini salah satu kunci kesuksesan yang ada dalam dirinya, sejak sekolah, dalam lingkungan bisnis, pertemanan, serta karirnya dilalui dengan penuh kerja keras dan tak mudah menyerah.

Yah, benar jika orang-orang hanya melihat
hasil yang ditampilkannya di sosial media tanpa pernah mereka tahu jika Cara sudah berada didepan buku atau laptop maka ia dapat fokus pada hal tersebut dari matahari terbit hingga tengah malam.

Dokter seringkali mengatakan padanya bahwa hal tersebut dapat membuat magh yang dideritanya seringkali kambuh, apa lagi jika bukan karena pola makan yang tidak teratur, stres, dan kekurangan istirahat. Tapi apalah daya sudah diingatkan pun Cara tetaplah keras kepala akan ambisinya
sampai ia mampu mendapatkan hal yang ia mau. Kedua orang tua hanya mampu mendoakan keberhasilan putrinya, tidak kurang dari itu.

Bekerja di luar kota menjadi salah satu tantangan yang lumayan cukup berat di awal karirnya. Sejak lahir hingga tumbuh dewasa, Cara tumbuh dan besar di Surabaya. Sikap over protective orang tuanya seringkali menyiksa daksanya, kesalahan tersebut salah satu alasan mengapa orang tuanya mulai memperbaiki sikapnya itu terutama pada Cara.

Pada saat mama mengucapkan permohonan maaf itu, buliran air mata yang nampak diujung pelupuk luruh mengalir deras. Tak disangka jika momen seperti ini akan terjadi setelah bertahun-tahun lamanya. Mama memercayakan penuh
kehidupan dan keputusan yang diambil padanya. Anaknya itu sudah besar, maka tidak seharusnya ia tidak diberikan kebebasan untuk menentukan apa yang menjadi keinginannya.

Selagi hal tersebut dapat membuat anaknya bahagia, maka apa lagi yang dibutuhkan oleh orang tua?


                                                                        21 Juni 2022

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Warm On A Cold NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang