part13(musuh dalam selimut)

135 38 8
                                    

"KAMU SUDAH GILA, ALEXA!"

"Kamu yang buat aku gila,mas.kamu udah Janji bakal Nikahin aku,trus ninggalin istrimu.tapi nyatanya apa? Setelah kamu puas,kamu buang aku gitu aja."

Zergio meraup wajahnya kasar,lalu menarik tangan Alexa, menyuruhnya untuk segera keluar dari ruangannya tersebut. "Pergi dari sini, Alexa." Ujar zergio sekali lagi

Mati-matian zergio berusaha menahan amarahnya agar tidak meledak didepan karyawan-karyawannya,ia tidak ingin reportasinya rusak karena tuduhan yang dilontarkannya oleh Alexa.

"Aku enggak bakal pergi sebelum kamu mau tanggung jawab atas anak ini,"

Ucapan Alexa bener-bener membuat zergio frustasi.ia sama sekali tidak pernah menyentuh tubuh Alexa sedikitpun pun, bagaimana mungkin ia hamil. Lagipula selama ini, Alexa sendirilah yang sering mengirim foto tubuhnya.

"Mana buktinya kalau kamu memang hamil!"

Alexa lalu mengeluarkan tespek dalam dalamnya tasnya.sontak semua orang dibuat tercengang tak percaya, termasuk juga zergio. Di tespek tersebut terdapat dua garis merah, yang membuktikan jika apa Alexa katakan itu benar.

"Enggak,ini Enggak mungkin,kamu pasti bohong. Kamu sengaja kan mau ngancurin reputasi saya!"

"Kamu Kenapa sih, selalu beranggapan buruk tentang aku.lagipula untuk apa aku melakukan itu,"

"Hentikan omongkosongmu, Alexa. lebih baik sekarang kamu pergi, Jangan sampai saya menyeret kamu dari sini." Tegas zergio benar-benar kesal

Melihat wajah zergio yang semakin memerah, Alexa memutuskan untuk pergi.lagipula rencananya sudah berhasil, reputasi Zergio sudah hancur didepan karyawan-karyawannya.

"Oke,aku bakal pergi.tapi aku harap kamu tepati janji kamu buat Nikahin aku,"



                            ***

Tari dibuat sangat panik saat melihat Elazka tidak ada dikamarnya.bahkan makanan dan minumannya pun Belum disentuh sama sekali.Tari khawatir jika terjadi sesuatu pada putranya, mengingat tingkah Elazka yang akhir-akhir ini aneh.

"Bik,liat El Enggak? Soalnya saya cek dikamarnya Enggak ada," tanya tari pada asisten rumah tangganya.

Namun Belum sempat dijawab, Elazka tiba-tiba datang bersama dengan suhel.sontak tari segera segera berlari,dan memeluk tubuh putranya itu.

"Kamu dari mana aja sih,mama khawatir." Ujar tari lembut,ia lalu mencium kening Elazka.

Ada rasa iri dihati suhel,kala melihat kedekatan Elazka dengan mamanya.jujur ia ingin sekali diperlakukan seperti itu,namun itu semua tidak mungkin terjadi.suhel sadar jika hidupnya tak seberuntung orang lain.inne terlalu sibuk dengan pekerjaannya dikantor, begitu juga dengan Yuda, papanya.

"Maaf udah buat mama khawatir,'

"Lain kali jangan diulangi,"

Elazka hanya mengangguk, dengan senyuman manis yang mengembang dari bibir manisnya.sedangkan suhel sendiri hanya diam, dengan semua rasa iri dalam hatinya.

"Suhel... "Panggil tari lembut

Mendengar namanya dipanggil, suhel menoleh, memberikan senyuman termanisnya untuk tari. " Iya,ada apa Tante?" Tanya suhel sopan

Tari lalu memeluk suhel, sekedar berterima kasih karena selama ini,ia sudah mau menjadi sahabat Elazka.Tari juga tau bagaimana kehidupan keluarga suhel, Remaja itu tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

"Makasih ya,kamu udah mau jadi temennya,El."

Suhel hanya tersenyum, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.ia sangat bahagia mendapatkan pelukan dari Tari, setidaknya sedikit mengurangi rasa kesepiannya selama ini.

"Tante aku—" ucapan suhel terhenti,saat tari menoleh kearah Elazka,wajah remaja itu terlihat sangat pucat.

"El,kamu Enggak papa sayang?"

Elazka hanya diam, kepalanya bener-bener terasa sangat pusing, membuat tari semakin panik.namun berbeda dengan suhel,ia justru terlihat acuh tak perduli pada kondisi Sahabatnya itu.ia Hanya fokus menatap tari yang saat itu tengah merangkul tubuh Elazka.

"Lemah banget sih,gitu aja pingsan." Umpat suhel kesal

.
.
.

Tari lalu menghubungi zergio, memberitahukan mengenai kondisi Elazka.sedangkan Suhel sendiri sejak tadi hanya diam, memerhatikan tari yang tak hentinya menangis.

"El,ini mama sayang." Tari terus menggenggam tangan Elazka, sesekali mencium keningnya dengan penuh kasih sayang.

"Tante..." Panggil suhel,namun tak digubris oleh tari.ia hanya fokus pada Elazka, yang sampai sekarang Belum sadarkan diri.

Melihat tari yang tak memperdulikannya, membuat suhel semakin kesal.ia tak suka tari lebih memperhatikan Elazka dibandingkan dirinya.walaupun ia tau,jika dirinya bukanlah siapa-siapa.

selama ini tari selalu bersikap baik pada dirinya, memberikan kasih sayang yang tak pernah ia dapatkan dari mamanya sendiri. suhel  sudah menganggap tari seperti namanya sendiri.

"Euggghhh"

Leguhan kecil berhasil lolos dari bibir remaja itu, Elazka mengerjapkan matanya beberapa kali, guna menyesuaikan cahaya yang masuk ke Indra penglihatannya.

"Kamu udah sadar sayang," tari mengecup kening Elazka, dengan senyuman yang mengembang dari bibirnya.
Sedangkan Elazka sendiri hanya diam, menatap kosong kearah langit-langit kamar.

"Ditanya malah diem, aneh." Batin suhel merasa jengkel.ia lalu duduk kursi, sembari memainkan ponselnya.

Sedetik kemudian, datang zergio bersama dengan seorang dokter.ia sengaja memanggil dokter untuk memeriksa kondisi Elazka.

"Gimana kondisi,El?"

"Alhamdulillah udah sadar,mas.cuma El nya masih belum mau Bicara,"

"Tolong periksa anak saya,dok."

Dokter hanya mengangguk,lalu memeriksa kondisi Elazka.sedangkan zergio,tari dan suhel diminta menunggu di luar.

.
.
.

"Tante maafin aku ya, aku Enggak bisa jagain,El hiks." Suhel menangis dan memeluk Tari.

"Udah enggak usah nangis,ini kan bukan salah kamu.El pasti cuma kecepean," ujar tari berusaha menenangkan suhel

"Aku takut tante hiks ... Tadi El berusaha buat bunuh diri."

DEGH!
Tari terdiam mendengar ucapan suhel.
tidak mungkin Elazka berbuat senekat itu.

ElazkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang