"kamu yakin?" Tanya zergio tak percaya,ia masih ragu dengan apa yang dikatakan Tari.mana mungkin Elazka berbuat senekat itu.
"Suhel yang ngasih tau aku,dia enggak mungkin bohong,mas."
Zergio menghela nafas lumayan panjang,lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar.tujuannya sekarang yaitu kamar Elazka, untuk melihat kondisi putranya itu.
Sesampainya didalam kamar, terlihat Elazka yang sedang melamun, tatapannya kosong,dan wajahnya juga terlihat masih sedikit pucat.
"Papa kecewa sama kamu,El." Suara berat dari zergio, mampu memecahkan lamunan Elazka.Remaja itu hanya menatap Zergio sekilas,lalu kembali mengalihkan pandangannya kearah jendela.
"Kamu ada masalah apa,sih?" Tanya zergio,namun lagi-lagi tak dijawab.Elazka Hanya diam.bahkan ia tak melirik kearah zergio sedikitpun.
"Oke... kalau kamu Enggak mau jawab pertanyaan papa.Tapi papa minta,kamu jangan pernah ngelakuin hal bodoh seperti ini lagi."
Elazka yang semula Hanya diam, mengalihkan pandangannya kearah Zergio.Merasa bingung dengan apa yang dimaksud oleh papanya itu.setelah cukup lama diam, akhirnya ia memberanikan diri untuk bertanya. "Maksud Papa,apa?"
"Sudahlah,El.tidak usah berpura-pura,Papa sudah tau semuanya."
Elazka yang tak mengerti,hanya diam. Ia mencoba mencernah baik-baik ucapan Zergio.seingatnya ia tak melakukan kesalahan apapun,ia tadi hanya pingsan.apa mungkin karena itu?
"Kamu hampir aja buat mama kamu pingsan,El.kamu Taukan Mama kamu punya penyakit jantung?dia enggak boleh stress,"
"Keadaan Mama Sekarang gimana? Mama baik-baik aja kan,Pa?" Tanya Elazka khawatir,tak terasa airmata jatuh membasahi pipi mulusnya.
Namun belum sempat dijawab, Elazka sudah lebih dulu meninggalkan Zergio.ia ingin memastikan keadaan Tari apakah baik-baik saja,atau malah sebaliknya.Elazka Tidak ingin penyakit jantung Mamanya kembali kambuh.
"Tante makan yang banyak,ya." Tepat didepan pintu kamar,terlihat suhel yang sedang menyuapi Tari. Keduanya terlihat sangat bahagia, bahkan tari makan dengan begitu lahap.
"Setelah makan, tente minum obat ya.trus istirahat, jangan banyak fikiran dulu.masalah El, Tante Enggak usah khawatir,kan ada aku sama om zergio," ujar Suhel lalu meletakan piring diatas nakas.ia lalu membuka laci dan mencari obat untuk diminum oleh tari.
Terlihat senyuman yang mengembang dari bibir Elazka,ia merasa beruntung memiliki Sahabat seperti suhel.namun disisi lain,dilubuk hati kecilnya,ada rasa iri melihat kedekatan keduanya. Tari terlihat begitu nyaman berada didekat Suhel, tak seperti bersamanya. Elazka sadar,selama ini ia hanya membuat mamanya menangis,tak pernah sebahagia sekarang.
"Mama-" panggil Elazka pelan
Tari yang baru saja membaringkan tubuhnya, langsung bangun melihat kedatangan Elazka.ia merasa lega melihat kalau Elazka baik-baik saja.sedangkan suhel sendiri hanya tersenyum tipis kearah Elazka.
"Kenapa kesini,kamu kan mas sakit." Ujar tari,saat Elazka sudah berada di sampingnya.
Airmata yang sejak tadi ditahan, akhirnya berhasil lolos dari pelupuk matanya.Elazka memeluk tubuh tari Erat, dengan tangis yang terdengar lirih. "Maafin El,ma. gara-gara El,mama jadi sakit kayak gini,hiks."
Tari menggeleng,lalu menghapus air mata yang sudah membasi pipinya putranya itu.ia juga mengecup kening Elazka dengan lembut." Udah jangan nangis,mama Enggak papa kok."
"Kata papa,tadi mama hampir pingsan.El khawatir, makannya langsung kesini.maafin El ya ma, gara-gara El jantung mama jadi kambuh."
"Iya Enggak papa,tapi kamu harus janji sama mama, jangan buat mama khawatir lagi. jangan ngelakuin hal bahaya seperti tadi,kamu Janji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elazka
Random"Aku tau,ini pasti berat buat kamu.tapi kamu harus ngerti, Elazka bukan hanya butuh kita,dia juga butuh dokter." "Enggak! sampai kapanpun aku enggak akan Setuju sama ide kamu. Aku ibunya,aku tau apa yang harus aku lakuin.Elazka Enggak sakit,dia seha...