"euggghhh" leguhan kecil berhasil lolos dari bibir Remaja itu.ia mengerjabkannya matanya beberapa kali,guna menyesuaikan cahaya yang masuk keIndra penglihatannya.
"Sudah bangun?," Tanya tari yang baru saja tiba.sedangkan yang ditanya Hanya mengangguk, dengan senyuman manisnya.
Tari meletakan makanan diatas nakas,lalu duduk disamping Elazka.wajah Remaja itu masih terlihat sedikit pucat, mungkin karena belum makan sejak tadi malam.
"Gimana, udah enakan?" Tanya tari lembut
Elazka tak menjawab,ia justru terdiam tatapan kosongnya.sorot matanya kini tertuju pada jendela kamar, yang masih sedikit terbuka.
Hembusan angin yang masuk dari cela-cela jendela,meniup rambut Hitam milik Elazka,membuatnya langsung tersadar dari lamunannya.
"Mama sayang enggak sama,El?" Tanya Elazka tiba-tiba
Tari menghela nafas panjang,lalu mengelus pucuk kepalanya Elazka lembut." Sayang banget," balasnya
Elazka mendongak, menatap lekat wajah perempuan yang telah melahirkannya."mama Enggak malu punya anak enggak waras?,"
Tari menggelengkan kepalanya cepat, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.tak pernah sedikitpun ia merasa malu mempunyai anak seperti Elazka.menurutnya anak adalah anugerah,dan Elazka adalah Harta paling berharga baginya.
"Kamu ngomong apa sih,kamu itu segalanya bagi mama. Adanya kamu di dunia ini, adalah anugrah.dan mama akan selalu menyayangi kamu,El."
"Mama jangan bohong,El tau mama pasti malu punya anak seperti,El. iyakan ma?"
Tari hanya diam, dengan wajah yang tertunduk.airmata yang sejak tadi ditahannya, akhirnya berhasil lolos begitu saja. Hatinya benar-benar hancur, mendengar kalimat yang dilontarkan putranya itu.
"Mama kenapa diam?," Tanya Elazka sekali lagi,ia masih menunggu jawaban Tari.
"Berhenti bahas ini,El."
"Kenapa ma? El butuh jawaban,"
"Mama udah jawab pertanyaan kamu,El.jadi Enggak ada yang perlu dibahas lagi,"
"Tapi El butuh kejujuran mama,El Enggak mau mama malu punya anak gila kayak,El."
***
"Kita dibuang dimana mayat ini?," Tanya Jarwo,salah satu anak buah dari Alexa.
"Lebih baik kita buang disini, tidak akan ada tau."ujar rekannya yang bernama wahab.
Keduanya turun dari dalam mobil,lalu membuka bagasi mobil dengan terburu-buru.disana udah ada mayat Yuda, yang dimasukan kedalam karung.
Setelah memerhatikan sekeliling aman, mereka lalu membuang mayat Yuda kedalam jurang, agar tak ada seorang pun yang mengetahuinya.
"Ayo cabut, jangan sampai ada yang liat kita." Ujar Jarwo, lalu segera masuk kedalam mobil.
.
.
.Tak butuh waktu yang lama,kini keduanya sudah kembali kemarkas, yang di sana sudah ada Alexa berserta anak buahnya yang lain.terlihat darah masih berceceran dimana-mana, bahkan salah satu potongan jari Yuda tergeletak diatas meja.
"Bagaimana aman?,"
"Aman bos,mayat Yuda kami buang kejurang."
"Bagus kalau begitu, sekarang bersihkan tempat ini.jangan sampai polisi tau dengan perbuatan kita,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elazka
Acak"Aku tau,ini pasti berat buat kamu.tapi kamu harus ngerti, Elazka bukan hanya butuh kita,dia juga butuh dokter." "Enggak! sampai kapanpun aku enggak akan Setuju sama ide kamu. Aku ibunya,aku tau apa yang harus aku lakuin.Elazka Enggak sakit,dia seha...