01 : NAYTHAN

134 80 28
                                    

Selamat membaca.

"Arrghh sakit" teriak Ayyara.

"Ampum, berhentilah!!, arrghh"

"Saya meminta maaf"

"Arrghh, saya mohon berhentilah"

Teriak-teriakan dari Ayyara itu tak membuat orang yang sedang memegang ikat pinggang itu berhenti dengan kegiatannya.

"SAYA SUDAH BILANG, BELAJAR!! BUKA BUKUMU DAN TINGGALKANLAH HOBI MENULIS YANG TIDAK BERGUNA ITU" terikan David itu mampu membuat tubuh Ayyara bergetar ketakutan.

Satu cambukan

"Kamu itu harus memanfaatkan otak milikmu untuk belajar"

Dua cambukan

"Biaya yang saya keluarkan akan percuma jika nilai kamu semakin menurun Ayyara!!"

Tiga cambukan

"Belajarlah untuk menjadi anak yang penurut seperti kakakmu itu!!"

Empat cambukan

Hingga...

Cambukan kesepuluh

Cambukan kelimabelas

David membuang ikat pinggang yang di gunakan untuk mencambuk punggung Ayyara yang saat ini sudah berlumuran darah. Baju putih milik Ayyara di bagian punggungnya sudah robek dikarenakan cambukan dari ikat pinggang yang begitu kuat.

David mencengkram dagu Ayyara dengan begitu kuat. Air mata Ayyara luruh.

Fisiknya sakit...

Begitu pula batinnya, batinnya sangat sakit...

"Mengapa kamu menangis Ayyara?" tanya David semakin menguatkan cengkraman di dagu Ayyara.

"Bukannya saya mengajari mu untuk tidak menjadi lemah" dengan susah payah Ayyara mengangguk.

"Bilang kepada saya jika kamu tidak lemah dan tidak akan pernah menangis, Ayyara" ucap David penuh dengan penekanan.

"S-saya ti-tidak le-mah" dengan terbata-bata Ayyara berbicara kepada David.

"Dan saya tidak akan-" Ayyara menjeda ucapannya sebentar, kesadarannya perlahan akan mulai hilang, "me-na-ngis" lanjut Ayyara.

Brukk

Tubuh dengan beberapa luka sayatan yang ada di pinggangnya itu terjatuh ke lantai. Ayyara sudah tak kuat menahan badannya lagi. Kesadarannya mulai menipis. Mata milik Ayyara itu perlahan terpejam.

Byurrr

Dengan begitu kasar David menyiram Ayyara dengan air bekas pel yang ada di bawah tangga. Karena mendapat guyuran yang mengejutkan perlahan kesadaran Ayyara mulai kembali.

"Kamu sudah bilang tidak akan lemah, Ayyara" bisik David di telinga Ayyara.

"Bangunlah!! Buktikan perkataan mu barusan!!" titah David.

Ayyara bangun dengan tubuh yang bergetar. Tubuh yang basah, darah yang ada di punggungnya dan seragam yang sudah sobek di bagian punggungnya.

"Sa-saya sudah bangun" ucap Ayyara pelan.

"Bagus!! Memang harusnya seperti itu Ayyara. Anak perempuan saya tidak lemah" ujar David.

Ya, David adalah ayah dari Ayyara. Namun sikapnya terhadap Ayyara seperti bukan mencerminkan sosok ayah yang sebenarnya. David itu keras terlebih lagi terhadap anak satu-satunya yang bernama Ayyara.

NAYTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang