11 : NAYTHAN

47 1 0
                                    

HAPPY READING!
⚠️TANDAI JIKA ADA TYPO DAN SALAH DALAM PENULISAN MAUPUN PELETAKAN TANDA BACA⚠️

***
Saat sampai di UKS Ayyara membaringkan tubuhnya di salah satu brangsal yang ada di ruangan tersebut.

Untunglah sekarang merupakan mapel bu Ambar jadi ia bisa beristirahat di UKS ini. Jika saja bukan karena bu Ambar pastilah ia masih menahan sakit di kelas sana.

Ayyara memejamkan mata, ia akan tertidur. Sungguh ia saat ini hanya membutuhkan istirahat. Ayyara tak ingin jika ada yang mengganggunya saat ini.

20 Menit kemudian...

KRIINGG!!!

WAKTU ISTIRAHAT TELAH TIBA...

KRINGG!!

Ayyara yang mendengar suara dari speaker sekolahnya itupun terbangun dari tidurnya. Ayyara mengusap wajahnya menggunakan telapak tangannya.

“Baru tidur perasaan, udah bel istirahat aja” tangan Ayyara menggaruk pipinya yang tak gatal.

Ayyara mulai meregangkan otot-otot tubuhnya. Badannya masih lemas karena efek dari bangun tidur. Matanya sayu disebabkan oleh ngantuk dan karena ia sedang sakit.

“Hatcih..” Ayyara menutup mulutnya kala ia bersin.

Ayyara merasakan jika hidungnya mengeluarkan cairan yang sedikit encer, ingus. “Hiksrott” Ayyara menariknya kala ia merasa cairan sedikit bening itu akan menetes.

“Kok jadi pilek sih” kesal Ayyara.

Ayyara memang paling tak suka jika sakit pilek. Menurutnya ini sangat menyusahkan dan membuat aktivitasnya terganggu.

Ayyara mengusap hidungnya dengan cepat hingga saat ia berhenti mengusap terlihat hidungnya yang memerah karena ulahnya sendiri.

“Hatcihh”

“Hatcihh”

“Hatcih”

Ayyara tak berhenti bersin. Matanya mulai berkaca-kaca, hidungnya memerah, dan matanya sayu.

Tok tok tok

Suara ketukan dari pintu UKS itu mengalihkan atensi Ayyara. Dari balik pintu muncullah sosok bernama Nathan dengan senyuman tengil khasnya.

“Loh lo Ayy? Tak kira tadi siapa yang bersin-bersin” ucap Nathan, melangkah menuju kearah Ayyara.

“Iy- Hatcihh” belum menyelesaikan ucapannya Ayyara kembali bersin.

“Hikssrott” Nathan yang melihat itupun membulatkan matanya.

“Huekk jijik lo Ayy” Ucap Nathan sambil memperagakan seorang yang muntah.

“Minimal itu kalo ingusan di bersihin mbak bukannya malah di serot” sindir Nathan.

“Kayak lo enggak aja Nat” Ayyara memutar bola matanya malas.

“Ya ya ya” kesal Nathan.

Ayyara turun dari brangsal. Ia menatap Nathan yang juga menatapnya dengan intens.

“Udah, gue mau balik kekelas” ucap Ayyara mencoba menyingkirkan Nathan yang ada di depannya.

“Dih, apaan sih lo Ayy. Lo lagi sakit jadi di sini aja, gak usah ngikut pelajaran lah” cerocos Nathan menghalangi langkah Ayyara yang akan keluar dari UKS.

“Awas ah lo” tangan Ayyara mendorong badan Nathan.

“Lo itu sakit Ayyara” ucap Nathan sambil menekan setiap kata.

“Awas”

“Enggak!!”

“Awas Nathan” peringat Ayyara dingin.

“Enggak!!” pekik Nathan.

“Awas lo anjing, gue kalo gak kekelas bakal di hukum sama ayah” sentak Ayyara.

Setelah mendapatkan jalan Ayyara berjalan cepat keluar UKS meninggalkan Nathan yang masih berdiam di UKS dengan pandangan yang sulit di artikan.

“Gue harus gimana Ayy” batin Nathan lirih.

****

Saat memasuki kelasnya, Ayyara di sambut dengan tatapan sinis oleh Reyna dan juga Vani. Ayyara menghembuskan nafasnya kasar, selalu saja seperti itu.

“Ngapain lo balik ke kelas? Bikin mata sepet aja” sarkas Vani sinis.

Brakk

Dengan kasar Ayyara menggebrak mejanya lalu ia duduk di kursinya dengan kasar.

“Santai dong!!” seru Reyna.

Ayyara hanya memutar bola matanya malas. Ia tak berniat menanggapi orang yang sepertinya ingin mencari masalah dengannya.

“Woii!! Lo gak punya mulut ya” teriak Vani, “Pastes gak bisa ngomong” lanjutnya.

“Bacot lo pada” ketus Ayyara.

Orang-orang yang mendengar itupun di buat melotot kaget. Mereka pikir Ayyara itu orang yang tidak bisa berbicara kotor. Sudah hampir dua tahun dalam kelas yang sama tapi mereka tak pernah mendengar Ayyara yang berbicara kasar kepada temannya.

“WUISHH GUYS AYYARA UDAH BISA BICARA KASAR NIH!!” teriak Vani dengan keras seolah ini adalah berita yang sangat luar biasa.

“Gila sih Ayyara ternyata juga bisa bicara gitu” ucap salah satu orang yang ada di kelas itu.

“Iya woii!! Gue kira gak bisa” sahut yang lain.

“Gitu aja heboh!! Norak lo pada” ketus salah satu diantara mereka.

“Huuuu!!” beberapa orang menyoraki orang yang berbicara itu.

“Gak usah sok belagu deh lo” ucap Reyna kepada Ayyara.

Tak ada jawaban dari Ayyara.

“Bisu lo?!” sentak Reyna.

“Kalo punya mulut itu dijawab” sarkasnya.

“Udah deh Na, gue lagi gak mau berantem” akhirnya Ayyara angkat bicara setelah lama berdiam.

“Tapi gue mau, gimana dong?” ucap Reyna sambil tersenyum devil.

“Terserah!”

“Maaf tapi-”

PLAKK

Reyna menampar pipi Ayyara dengan sangat keras. Lalu ia menarik rambut Ayyara dengan kuat.

“Aakhh” jerit Ayyara merasakan sakit di kepalanya.

Tarikan di rambut Ayyara semakin kuat. Mata Reyna berkaca namun bukan tatapan sedih melainkan tatapan yang memancarkan kemarahan.

Duakhh

“AYYARA!!”

Follow Ig : @ameileyaa
Follow WP : ameileyaa

NAYTHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang