HAPPY READING! ⚠️TANDAI JIKA ADA TYPO DAN SALAH DALAM PENULISAN MAUPUN PELETAKAN TANDA BACA⚠️
***
"Kondisi kamu semakin hari semakin menurut Than" ucap sendu dokter Bimo.
"Huft terus gimana dok?"
"Kamu harus menjaga diri kamu sendiri. Jangan sampai kecapean dan jaga pola makan kamu, obat pereda itu juga harus kamu minum teratur" nasehat dokter Bimo.
"Baik dok" patuh Nathan.
"Saya harap kamu menyayangi diri kamu dengan cara menjaga kesehatanmu Than. Sehat itu mahal dan sekarang kamu sudah sakit..." lirih Bimo di akhir kalimatnya.
"Iya" hanya itu yang mampu Nathan ucapkan.
"Ingat ucapan saya Nathan. Penyakit kamu itu tidak main-main dan saya harap kamu tidak semakin memperburuknya" tutur Bimo.
"Mau seberusaha apapun saya kalo takdirnya meninggal ya bakal meninggal dok" ucap Nathan tersenyum sendu.
"Saya tau itu tapi kalo kamu mau berusaha dan berdoa Tuhan pasti akan kasih waktu lama lagi"
"Semakin lama waktunya semakin lama juga saya tersiksanya dok" mata Nathan mulai berembun.
"Dan saya mau kamu itu sembuh walau itu sangat sedikit kemungkinannya Nathan. Karena tak ada yang tak mungkin bagi tuhan" ucap Bimo.
"Saya akan berusaha bertahan tapi kalo sudah waktunya pulang saya akan tetap berpulang dok" ujar Nathan.
"Stop berbicara seperti itu Nathan!! Saya mau kamu semangat dalam berobat bukan malah pasrah menunggu mati seperti ini!!" tegas Bimo yang di balas senyuman manis oleh Nathan.
"Kalo udah gak ada yang mau di sampaikan lagi saya permisi dok" Nathan berdiri dari kursinya lalu mengeluarkan tangannya kepada dokter Bimo.
"Huh oke, kalo ada apa-apa segera hubungi saya dan segera pergi ke rumah sakit" Bimo menjabat tangan Nathan itu.
Setelah itu Nathan keluar dari ruangan Bimo dengan perasaan yang campur aduk. Sedih? Sudah pasti, orang mana yang tengah sakit namun tak sedih. Namun apa boleh buat ini semua sudah takdir tuhan.
Senyuman kecil terbit di wajah tampan Nathan.
"Gakpapa udah takdirnya" gumamnya lalu beranjak untuk pulang ke rumah.
***
Ayyara tengah berada di balkon kamarnya. Ayyara bisa melihat Nathan yang tengah mengendarai motor menuju rumah Nathan sendiri.
Dahi Ayyara menyerit heran, "Tumben keluar malem" gumamnya.
Malam ini ayahnya tak pulang jadi ia bebas dari pukulan dan cambukan yang sangat menyakitkan itu.
Ayyara memandang langit sambil tersenyum. Pikirannya menerawang jauh. Pasti bundanya saat ini sudah bahagia di alam sana.
Senyuman Ayyara luntur kala ia menginat apa yang terjadi dulu dimasa lalu.
Flashback on.
Setiap malam Ayyara bisa mendengar bundanya menangis dalam diam. Ayyara yang melihatnya pun ikut menangis dalam diam, hatinya sakit kala melihat bundanya menangis.
Dan dulu Ayyara pernah memergoki bundanya mengkonsumsi obat tidur yang berlebihan dan jika Ayyara tanya pasti bundanya menjawab, “Ini permen buat orang dewasa, anak kecil kayak kamu gak boleh minum”.
Semakin hari keadaan Rina semakin memburuk begitu pula dengan rumah tangganya yang semakin hancur karena kembarannya yang menjadi orang ketiga di rumah tangganya.
Kala itu pikiran Rina sudah lelah dan berakhir ia mengakhiri hidupnya sendiri dengan cara memotong nadinya dan meminum racun.
Ayyara yang kala itu pertama kali menemukan bundanya dikamar dalam keadaan tak bernyawa.
Ayyara sangat hancur kala itu dan Ayyara bertambah hancur saat ayahnya membawa tante dan sepupunya kedalam rumahnya namun dengan status yang berbeda, bukan Tante dan sepupu lagi melainkan berstatus sebagai mama baru dan kakak tiri.
Flashback off.
Air mata Ayyara luruh. Hatinya sangat sakit saat mengingat masa-masa kelam itu.
Ayahnya yang berkhianat dari bundanya dan tantenya yang tak punya hati itu merebut sang ayah darinya dan bundanya.
Kebencian Ayyara kepada Rika semakin bertambah kala Rika memperlakukannya buruk dan selalu mencuci pikiran ayahnya dan mengatakan jika Ayyara itu nakal, Ayyara itu tak penurut, Ayyara itu kasar, dan Ayyara itu selalu membantah ucapannya.
Ayyara sangat muak dengan sikap Rika yang selalu memutar fakta dan selalu merasa dirinya yang paling tersakiti.
Antagonis yang bersikap seperti protagonis paling tersakiti, itulah Rika.
Ingin rasanya Ayyara membunuh Rika sebagai pembalasan darinya karena telah membuat bundanya frustasi dan berakhir bunuh diri. Namun Ayyara tak segila itu dan ia tak bodoh untuk melakukan hal yang menjijikkan itu.
Ayyara bangkit dari duduknya ia masuk ke kamarnya lalu merebahkan dirinya di kasur, memejamkan matanya untuk berkelana di alam mimpi.
Semoga esok lebih baik daripada hari ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_***_
HAI!
BACA ELITE VOTE SYULIT!
Gimana chapter kali ini? Tulis pendapat mu👉
⚠️JANGAN LUPA VOTE+KOMEN+SHARE OKE⚠️
Sekian terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya