17|| BACK TO LOIDIS

221 186 73
                                    

Hari ini aku kembali ke Loidis, setelah tiga tahun bersikeras untuk tidak kembali kemari, ego yang tinggi itu runtuh pada akhirnya.

Apa kabarnya Loidis tanpa tuan Dryad? I'm not sure. Mungkin Loidis tetap baik-baik saja, kudengar danau itu kini semakin ramai pengunjung setelah resmi dibuka sebagai objek wisata.

Aku jadi ingat musim panas saat itu menjadi awal di mana aku menemukan sosoknya yang terkapar tak berdaya di bawah pohon Oak, dengan setelan kuno dan rambut cokelatnya yang berantakan.

Dan betapa bencinya aku pada setelannya. Lol, everything has flipped. I used to hate him, and now I really miss him. A lot. Oh my stupid Lily.

Hari terakhir yang aku ingat adalah petang yang berangsur menghitam, di depan pintu rumah nenek Gill aku tersedu-sedu. Pelukan Iriana membekap tangisku, kata-kata menenangkan John ucapkan bersamaan dengan usapan lembut dari Gill demi menenangkanku.

Lalu, hari berikutnya kedua orangtuaku memutuskan untuk membawaku kembali ke London karena mengira aku gila, what the heck, that is Mom's idea, thanks to her.

Tanpa memberiku kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal atau menerima ucapan tersebut dari tuan Dryad. Walau pada kenyataannya aku juga tidak akan mampu.

Pernah suatu hari nenek Gill bercerita —masih melalui telepon yang warna gagangnya sudah memudar, bahwa tepat setelah kepergian mobil Dad dari Loidis, arak-arakan pekerja dan mesin berat datang menerobos pekatnya hutan.

Nenek membawa Louis bersama uncle Tedd pergi menyaksikan betapa besar dan bisingnya suara mesin pemotong yang berusaha merobohkan pohon Oak terakhir di hutan Loidis.

Bahkan Lu, anjing kesayangan keluarga kami juga mengaing sedih saat menyasikan pohon besar itu roboh dan berakhir jatuh ke dasar danau. Tak ada usaha dari para pekerja untuk mengangkut kembali pohon yang sepenuhnya tumbang itu agar kembali ke daratan.

Dan hari-hari berikutnya, segala hal tentang hutan Loidis menjadi sebuah berita yang sibuk hilir mudik di berbagai surat kabar edaran lokal hingga akhirnya tenggelam menjadi kenangan.

****************

Kini sudah tiga tahun berlalu, udara semakin terasa dingin dan kering karena memasuki awal musim gugur. Dedaunan kini berubah warna, meski belum rontok sepenuhnya tapi kesan musim gugur sudah merebak ke penjuru kota. Aku selalu menyukai nuansa musim gugur di kota Leeds, cantik.


[Musim gugur di Kota Leeds]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Musim gugur di Kota Leeds]

Semua perasaan yang tertinggal, juga rasa sesal dan sedih yang enggan menghilang, kini kembali lagi menjadi beban tersendiri untuk seorang Lily kecil, meski sekarang aku sudah tidak kecil lagi. I'm turning 21 nah.

Jika kalian bertanya di mana Jace, jawabnya tak ada. Sebelum kepulanganku ke London, aku memberikan kalung itu pada nenek Gill, untuk selanjutnya ia lemparkan ke dasar danau. Menemani tuan Dryad dan kembali menjaga reruntuhan kerajaan Elmet. Bukankah itu pilihan yang terbaik, Jace harus berada di tempat seharusnya —bersama kerajaan tempatnya berjaya.

The Dryades || Jung Jaehyun [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang