21|| NEW HUMAN

205 171 84
                                    

Aku bangun dengan kepala berdenyut, dan sapaan dari tuan Dryad membawa kesadaranku pada titik yang benar-benar sadar.

"Hi, you good? Kau berlari seperti orang kerasukan and yeahh, you ended up hit the table. Apa masih sakit?"

Jemari lentik itu sudah mengeluarkan cahaya keemasan yang sangat amat ku kenali. Dan benar saja, dalam beberapa menit sekujur tubuhku yang sakit kini telah pulih.

"Thanks, I'm good now. Maaf untuk reaksiku yang ummm you know it. Aku hanya sedikit terkejut."

Aku mengusap belakang leherku, rasa panas tiba-tiba merambat naik ke wajahku tanpa permisi.

"You sure? Melihat dari reaksimu, ku tebak kau sangat shock? Baru pertama lihat?"

Aku menatapnya bertanya. Menduga ke mana arah pembicaraan new human ini menuju.

"I have something big, you said it before. Kurasa itu yang membuatmu sangat gugup sekarang, Am I wrong, Lil?"

Aku mendiamkannya, kemudian membungkus diriku dengan selimut besar. Aku malu. Meski aku sudah pernah melihat benda milik pria sebelumnya, tapi itu hanya melalui video yang Helda bagikan. Thanks to her, setidaknya aku tidak pingsan di tempat.

"Baiklah baiklah, aku tidak akan membahasnya lagi. Kasihan sekali anak manusia ini wajahnya memerah seperti buah cherry."

Aku menatapnya yang masih setengah basah, ia mengenakan piyama manusia pada masa kini. Meski terlihat asing, tapi aku menyukainya. Dia seperti manusia seusiaku.

"Siapa yang mengajarimu mandi?"

"Gill, dia berteriak-teriak dari balik kayu penutup itu, memberiku arahan untuk membasahi tubuhku dengan belalai ajaib yang memancurkan air hangat. Kemudian memintaku untuk menggunakan segala cairan yang ada di dalam sana ke seluruh tubuh dan rambutku. Cairan yang harum, aku suka itu."

Aku menahan tawa sebisaku, belalai ajaib yang memancurkan air hangat? Oh my, itu hanyalah shower. Dan cairan harum itu pastilah sabun atau sampo milikku. Bukankah dia manis sekali dengan segala ketidaktahuannya?

"Kemarilah, kubantu kau mengeringkan rambutmu."

Dengan patuh, tuan Dryad duduk menanti. Matanya tidak berhenti menjelajahi kamarku. Mulai bertanya kegunaan benda-benda yang ada di dalamnya.

Aku mulai mengeringkan rambutnya. Rambutnya lumayan panjang, but it's okay, I'm still lovin it.

Aroma harum mencuar ke mana-mana, he's smell like me.

Melirik makhluk yang kini duduk tenang sembari memejam, kukira hair dryer membuatnya nyaman.

"Benda ini kami gunakan untuk mengeringkan rambut lebih cepat, rasanya hangat, bukan?"

"Hmm, aku menyukainya. Manusia dan benda-benda ajaibnya membuatku merasa kecil. Ternyata kemampuan ajaibku tidak seberapa jika dibandingkan dengan manusia zaman sekarang. Kalian para manusia hidup dengan baik di bumi ini rupanya."

Aku tertawa mendengarnya, dia menggemaskan. "Mau mencoba gaya rambut baru? Aku bisa membuat rambut sarang burung ini menjadi lebih baik. Aku punya berbagai macam benda ajaib, Tuan."

"Lakukan semaumu, as you like it," ucapnya yang kini memelukku erat.

Perlahan kuluruskan rambut berantakannya, dan tuan Dryad masih nyaman pada posisi awalnya.

"Apa aku menyakitimu?"

"Aku tidak merasa sakit, Lil. Aku merasa senang. Aku suka saat kau menyentuh rambutku, membuatnya kering, membuatnya tampak bagus. Kau tahu seberapa banyak aku mendamba agar bisa menjadi manusia, aku ingin tahu seperti apa kehidupanmu, seperti apa rumah yang kau tinggali, seperti apa itu televisi, banyak hal yang membuatku ingin tahu tentangmu. Sekarang aku mengalaminya, dan aku bersyukur akan itu. Thanks my dear," ia mengecup singkat bibirku. Aku cukup terkejut, dan hampir saja aku membakar rambutnya dengan alat pelurus rambut jika aku tidak segera menyadarkan diriku dari buaiannya.

The Dryades || Jung Jaehyun [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang