EPS. 1

150 21 0
                                    

Emph,hoammmm~
Sepertinya aku sudah kemba-

"Agatha, apa kau baik baik saja?!" ucap Zafir dengan raut khawatir

"HAH!!!!!" Reflek ku kaget

"Bagaimana bisa aku masih disini? jangan bilang ini sungguhan?!! ya tuhan bagaimana ini!!! Di cerita novel Agatha akan dipotong kaki kanannya oleh Henry dan di asingkan ke sebuah bangunan kuno yang letaknya terpencil sebagai hukuman karna telah mencelakai putri Grace!!!

"Kenapa aku harus menjadi Agatha?!" teriakku frustasi, mencari jawaban dalam kebingungan. Tiba-tiba, sebuah ingatan kilat menerpa benakku. "Eh... EH!!!!" seruku panik karena teringat sesuatu

(Flashback)

Setelah menamatkan novel, aku memandang keluar jendela yang menampilkan keindahan langit malam dipenuhi bintang.

"Andai saja aku menjadi Agatha, pasti aku tak akan menolak Zafir, dan novel ini berakhir bahagia untuk semua," bisikku sambil tersenyum tipis sembari menatap langit malam yang penuh keajaiban.

Sebuah bintang jatuh menyinari langit, menciptakan momen ajaib yang jarang terjadi menjadi fenomena indah pengantar tidurku

"Ap-apa jangan-jangan?!!! perkataanku terkabul?!! Astaga, maksudku aku tidak benar-benar ingin menjadi Agatha." Ucapku frustasi

"Ada apa Agatha? Aku sangat mencemaskanmu" ucap Pangeran Zafir sambil tiba-tiba memelukku.

Aku terkejut mendapat pelukan tiba tiba dan mematung, jujur saja ini kontak fisik pertamaku dengan laki laki. Tak ingin terlihat terlalu pasif dan berbeda dari Agatha yang asli aku mencoba semampuku meniru Agatha "Kalau di dalam novel, Agatha pasti akan dengan ketus memarahi Zafir karena sudah lancang memeluknya, kalau begitu aku akan melakukan itu juga, walau sebenarnya aku tidak tega memarahi Zafir yang terlihat sangat mencemaskan kondisi Agatha, tetapi lebih aneh lagi jika aku diam dan menerima perlakuan ini begitu saja. Baiklah..."

"ZAFIR, BERANINYA KAU MENYENTUHKU DENGAN LANCANG!" teriakku ketus.

"Astaga... maafkan kelancangan ku, Agatha.. aku benar-benar khawatir padamu" ucap Zafir kikuk dengan wajah yang memerah.

"syukurlah tuan putri sudah siuman" ucap seseorang yang tiba-tiba masuk sambil membawa sebuah nampan yang berisikan sebuah poci teh dan dua gelas cangkir kaca mini, mengundang aroma teh yang menyegarkan ke seluruh ruangan.

"Terimakasih Erina sudah membantuku mengurus Agatha" ucap Zafir berterimakasih pada nya

"Itu memang tugas saya yang mulia" jawab Erina sopan.

Ternyata pelayan itu bernama Erina, memang di novel tidak terlalu diceritakan secara rinci tentang Agatha, melainkan hanya menceritakan sedikit latar belakang dan kejahatan yang Agatha lakukan saja. Apakah aku bisa menjadi Agatha dan tidak dicurigai siapapun di dunia ini?

•••

Aku merasa terombang-ambing dalam dunia novel ini. Bagaimana cara aku keluar dari sini? Pertanyaan itu terus berputar dibenakku. Satu-satunya pilihan yang kumiliki adalah menghadiri pesta dansa untuk mengubah awal alur takdir buruk yang akan aku temui di dunia ini, walau tindakan itu bisa saja beresiko besar pada diriku nantinya.

Perjalanan dengan Zafir menuju pesta dansa Monthesovia terasa penuh kecanggungan. Tatapan lekatnya membuatku waspada, dan ketika ia mengingatkan tentang kenangan masa kecil kami, aku tak bisa menyembunyikan rasa bingung.

"Agatha, kau masih ingat taman bunga milik Viole, bukan?" tanyanya dengan senyum hangat. Aku bingung, tidak tahu apa yang harus kukatakan, apakah sebaiknya aku jujur atau hanya menjawab "iya" dan mengalihkan topik? Tapi aku tidak tahu harus membicarakan apa dengannya

Ketika Zafir menyadari kecanggunganku, ia mencoba mengubah arah percakapan. "Agatha, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat sering melamun akhir-akhir ini."

"Aku baik baik saja, jangan khawatir.. omong-omong, bagaimana kabar Aleta?" Ucapku mengalihkan obrolan

"Seperti biasa, bukankah beberapa hari yang lalu kalian baru saja bertukar surat?"

"Persetan!!!"  Batinku mengutuk
"Ah..hahaha iya.., dia bilang dia sehat dan bahagia di sana, astaga bisa bisanya aku lupa" ucapku sambil tertawa mencoba menutupi kegugupanku

Zafir hanya menggelengkan kepala sambil tertawa kecil menanggapi ucapanku

•••

Ketika kereta kuda kami tiba di kerajaan Monthesovia, matahari hampir tenggelam di ufuk barat, membiaskan warna-warni oranye di langit senja. Aku dan Zafir turun dari kereta, bergandengan tangan, dan seketika terasa sorotan mata para tamu undangan menyoroti kami. Meskipun ada bisikan-bisikan di antara mereka, aku tidak terlalu peduli, fokusku hanya pada misi malam ini.

"Akhirnya kita menghadiri pesta dansa pertama kita" ucap Zafir sambil tersenyum manis merekah diwajahnya

Suasana kerajaan Monthesovia begitu megah, dengan lentera-lentera bergantung di setiap sudut, menciptakan cahaya gemerlap. Aroma bunga-bunga yang terhampar di sekitar membuat udara terasa segar. Para tamu undangan asyik dalam percakapan, tertawa dan menikmati hidangan lezat yang disajikan di meja-meja mewah, mataku terus mencari-cari sosok Grace di antara kerumunan.

Bagaimanapun pada malam inilah awal takdir pilu yang akan aku alami, aku harus segera mencari Grace dan membuatnya tidak bertemu dengan Henry agar alurnya berubah tidak seperti di novel.

To be continued.......
______________________________________

MY SOULMATE IN ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang