EPS. 7

45 14 0
                                    

Tiap gerakan tari semakin harmonis, seolah-olah kami telah menemukan kecocokan dalam irama yang sama. Aku merasa semakin percaya diri dan mulai menikmati setiap langkah tari yang indah. Gaunku yang berkilau menambah pesona gerakan. Hingga musik mencapai puncaknya, kami mengakhiri tarian dengan gerakan yang anggun

Semua tamu undangan yang ada di ruangan memberikan tepuk tangan yang bergemuruh

Usai berdansa aku berdiri didekat meja prasmanan bersama Zafir, aku merasa sedikit tidak nyaman saat orang orang memperhatikanku

"Apakah kau merasa terganggu dengan mereka? Aku bisa saja menyingkirkan mereka semua jika kau mau tentunya" guraunya

"Jangan gila" ucapku sambil mencubit pipinya

"Dari dulukan aku memang sudah gila, gila karena mu" ucapnya dengan nada gombal

Aku menatapnya dengan wajah geli, "bocah"

"Hey, aku sudah dewasa..kini aku seorang pria Agatha, bukan si kecil Zovie yang dulu" ucapnya sambil memegang tanganku yang mencubit pipinya "Bahkan aku lebih tinggi darimu" ucapnya sambil tertawa mengejek

"Badannya saja yang besar, sifatnya masih kekanakan" ucapku sambil menginjak kakinya karena kesal

Ditengah perdebatan kecilku dengan Zafir, Grace datang menghampiri kami 

"Selamat malam yang mulia Putri Agatha dan Pangeran Zafir" ucapnya sopan sambil membungkukan badan memberikan salam penghormatan

"Selamat malam putri Grace" ucapku membalas sapaannya

"Malam yang mulia" ucap Zafir dingin, nada suaranya berubah 180°

Entah mengapa tiba-tiba sikapnya jadi dingin begitu pada Grace? Padahal saat di pesta dansa Monthesovia kemarin dia tidak seperti ini

"Putri Agatha, anda terlihat sangat cantik dan penampilan dansa anda dengan pangeran Zafir tadi sangat memukau" Ucap grace

"Wah, benarkah? Terimakasih banyak Putri Grace"

"Sama-sama yang mulia, omong omong.. saya ada sesuatu untuk anda"  ucap Grace sambil memberikan kotak perhiasan padaku

"Bolehkah aku membukanya sekarang?" Ucapku bersemangat

"Tentu, dengan senang hati" ujar Grace sambil tersenyum ramah

Saat kotak perhiasan itu dibuka terdapat pita rambut berwarna merah muda yang mempesona. Payet kristal bening yang menghiasi pita itu berkilau indah ketika terkena cahaya, menciptakan pantulan pelangi yang memikat.

"Wah!!!! ini cantik sekali dan cocok dengan gaunku, Aku suka!!!" ucapku bersemangat, mataku berbinar-binar melihat keindahan pita rambut tersebut.

"Syukurlah anda suka, selamat hari kedewasaan Putri Agatha" ucap Grace turut bersemangat, senang melihat reaksiku yang antusias dengan pemberiannya

"Terimakasih banyak" ucapku terharu

"Mau aku bantu pakaikan yang mulia?" Ucap Grace menawarkan bantuan dengan ramah.

Zafir segera mengambil pita itu dari tanganku dan memasangkannya ke rambutku. Grace tampak tak enak hati karena Zafir terlihat tidak senang dengan kehadirannya. Hal itu menciptakan atmosfer tidak nyaman diantara kami.

Karena geram aku mencubit pipi Zafir yang berekspresi dingin terhadap Grace, "kau kenapa sih?" Ucapku kesal

"Mmm.. yang mulia, aku mau menanyakan sesuatu?" Ucapku ragu ragu, saat melihat Zafir pergi aku langsung memberanikan diri untuk lanjut bertanya

"Menanyakan apa putri Agatha?" Jawabnya bingung

"Apakah anda pernah bertemu pangeran Henry?" Akhirnya aku mengatakannya

MY SOULMATE IN ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang