EPS. 9

41 15 0
                                    

Astaga! sialan!!! selalu saja aku mengatakan apa yang ada di pikiranku. "Maksud saya pita ini," klarifikasiku agar dia tidak curiga.

Pangeran itu terlihat keheranan dengan tingkahku

"Apakah anda pangeran Henry?" tanyaku memastikan.

"Ya" jawabnya singkat, dan suasana langsung berubah saat pria itu mengungkapkan identitasnya.

Sial, mengapa disaat seperti ini aku justru bertemu dengan tokoh yang paling aku hindari. Henry, si pemeran utama pria yang berwatak dingin dan kejam. Aku tak punya rencana apa pun, namun disisi lain aku sedikit lega karna Grace sudah tidak disini.

Apa yang harus aku katakan sekarang?!!! Jika aku diam saja setelah mengetahui namanya bisa-bisa dia salah paham!! Aku tidak ingin dia tersinggung karna berpikir aku jadi enggan berbicara padanya setelah tahu siapa dirinya.

Dalam detik-detik terakhir hidup Agatha, Henry si karakter utama dalam kisah ini bersiap untuk menjatuhkan hukuman terberat pada diriku, Agatha Kraz - si antagonis wanita yang berusaha merebut posisi Grace di hati Henry dengan berusaha merampas nyawa Grace.

Namun hukuman eksekusi itu segera dihentikan Grace karna dianggap sangat tidak berperikemanusiaan. Seketika ruang pengadilan istana menjadi panggung bagi sebuah pertunjukan perasaan, di mana belas kasihan dan keadilan Henry diuji. Henry seolah menjadi penentu takdir Agatha, ia menarik nafas dalam-dalam, wajahnya memancarkan ketegasan, sekaligus keraguan, seperti refleksi dari konflik batin yang sedang berkecamuk di dalam dirinya. Henry tidak ingin mengecewakan Grace, namun jika dia mengikuti perkataan Grace.. Agatha tidak akan akan pernah menyesali perbuatannya ataupun jera.

Dengan penuh kebencian, Henry menatap tajam Agatha yang terlihat ketakutan sambil menangis memohon pengampunan darinya, Agatha bersimpuh sambil terus meminta maaf, terlihat sangat menyedihkan. Cahaya bulan yang temaram menyoroti wajah cantiknya yang tertutupi penyesalan.

Agatha menurut Henry adalah wanita kutukan dalam perjalanan cinta sejatinya, dan sama sekali tidak pantas mendapatkan belas kasihan dari dirinya. Henry menarik pedangnya kembali, semua orang yang ada di ruangan pengadilan istana mengira Henry termakan bujukan Grace untuk membatalkan hukumannya. Tapi nyatanya bujukan Grace tidak sepenuhnya berhasil mempengaruhi keputusan Henry menghukum Agatha - menyiksa Agatha

Henry akhirnya memutuskan untuk memberikan hukuman yang membuat Agatha tak akan pernah melupakan kesalahannya, kaki kanannya di potong dan di jadikan sebagai simbol kemurkaan Henry agar menjadi bahan introspeksi yang mendalam bagi Agatha

Hukuman itu terdengar berat, namun bagi Henry itu sudah tergolong ringan dan pada hukuman itulah terdapat pelajaran darinya mengenai keadilan dan tanggungjawab penebusan dosa.

Dengan hati-hati, aku mencoba menyiasati situasi yang rumit ini dengan melanjutkan obrolan. "Saya dengar banyak kabar baik tentang Anda, Pangeran Henry, senang berjumpa dengan anda, dan...terima kasih sekali lagi untuk pita ini." Suasana yang tegang semakin memancar, dan dengan susah payah aku berusaha menciptakan kedamaian dalam percakapan ini agar tidak ada pihak yang tersinggung

Henry menatapku dengan tajam, sepertinya mencoba membaca di balik kata-kataku. "Kabar baik, ya.." ucapnya tersenyum simpul "Terima kasih atas pujian anda." Jawabnya sambil tersenyum

"Apakah anda menikmati pestanya yang mulia?" Ucapku berbasa-basi

"Sejujurnya saya tidak suka keramaian" ucapnya dengan nada datar

Kenapa kau datang ke pesta ini jika kau tidak suka keramaian?!! Dasar aneh" (Ucapku memakinya dalam hati)

Aku hanya bisa tersenyum sambil menahan diri untuk mengkritik dirinya - aku masih sayang nyawaku lebih tepatnya
"Tentu saja, suasana istana begitu hangat, bukan? Sangat sulit untuk tidak menikmati keindahannya."

Henry mengangguk mengerti, "Tampaknya anda pandai menyampaikan kata-kata manis. Apakah itu hanya untuk memberikan kesan atau ada sesuatu yang sebenarnya ingin anda sampaikan?" (Lagi lagi Henry berbicara sambil tersenyum janggal)

"Jujur saja, aku tidak ingin memberikan kesan apapun padanya, justru aku berharap dia tidak mengingat pernah bertemu atau bicara padaku, rasanya ingin aku menghilang saja sekarang ini dari hadapannya!!" (batinku)

Aku terkekeh canggung "saya hanya ingin akrab dengan anda"

Henry menatapku dengan intens yang membuatku merasa seperti dia mencoba menguji kejujuran kata-kataku. "Apa itu benar?."

Aku langsung mengangguk cepat menanggapi kalimatnya

"Langsung saja katakan apa yang anda inginkan dari saya?" Tanyanya dengan nada sinis

Aku tertegun mendapatkan respon dingin dari Henry
"Mati aku" batinku panik, saat aku menoleh keseliling.. aku melihat beberapa bangsawan lain memperhatikan kami sambil berbisik-bisik, aku jadi merasa malu

Henry meletakkan cangkir minumannya ke meja "Sudah banyak orang yang mencoba mendekati saya dengan maksud tertentu. Apakah anda juga sama dengan mereka?" Ucapnya sarkas

Aku merasa detak jantungku berdegup kencang. "Haha, tentu saja itu tidak benar yang mulia, saya hanya ingin mengenal anda lebih baik" Ucapku berusaha tetap tenang

Henry terkekeh "mengenal lebih baik? memang apa yang membuat anda tertarik mengenal saya? bukankah anda juga sebenarnya enggan berbincang dengan saya karena rumor itu... " Tiba-tiba ucapannya terhenti, lalu dia melangkah mendekat kearah ku, "saya tahu betul tipe bangsawan seperti anda, si ratu gosip"

Kesabaran dalam diriku mulai buyar karena dituduh sembarangan oleh bedebah ini, namun untungnya aku masih bisa menahan diri, "haha astaga, padahal saya hanya berusaha beramah tamah sebagai tuan rumah pada tamu saya, tapi mengapa anda tidak mengindahkan niat baik saya? saya jadi sedih huhu" Ucapku berpura-pura sedih "lagi pula.. hanya orang bodoh saja yang percaya rumor, apa saya terlihat seperti orang yang mudah percaya rumor bagi anda?" tanyaku dengan nada bersahabat tak lupa dengan senyuman yang sedari tadi tersungging di bibir ku, hingga bibirku hampir mati rasa

"...." Henry hanya diam

"Kenapa dia hanya diam? Ayo katakan sesuatu" ucapku dengan perasaan campur aduk

To be continued.......

-----------------------------------------------------------

MY SOULMATE IN ANOTHER WORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang