"ya ampun..sepertinya saking banyaknya surat yang saya terima, saya jadi lupa" ucapku beralasan
Henry mengerutkan keningnya melihat reaksiku, reaksinya yang seperti itu membuat keringat dinginku bercucuran, namun dengan susah payah aku tetap berusaha terlihat santai dihadapannya.. berkali-kali dia menoleh ke arah pengawalnya, membuatku takut sewaktu-waktu pengawalnya akan mengeluarkan pedang lalu menebas leherku, kenapa aku payah dalam berbohong sih huhuhu...
Aku meraih cangkir teh dan menyesap teh yang sudah dingin itu, "yang mulia silahkan diminum dulu teh nya.." ucapku berbasa-basi agar tidak terlalu canggung
Henry meraih cangkir teh lalu meneguk teh dengan tenang, ia sempat memalingkan wajahnya setelah meneguk teh itu yang membuat jantungku makin tidak karuan, "maaf yang mulia, apakah anda tidak suka tehnya?" Tanyanku hati-hati
Henry menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, entah kenapa pada saat itu dia terlihat manis.. cara dia tersenyum, caranya memegang cangkir dan sorot matanya yang teduh membuatku sempat terbuai oleh pesonanya.. dia tersenyum seperti pria normal pada umunya.
"Saya ingin menjalin kerjasama dengan Arcadia" Ucapnya tiba-tiba
Mendengar itu aku langsung tersedak, "uhuk uhuk...maaf, apa?"
"Saya tahu bahwa Arcadia terkenal sebagai negeri penghasil emas.. Itulah alasan saya mengajak Arcadia bekerjasama dengan Althorin"
"Apa jangan-jangan itu alasan dia sebenarnya kemari?" gumamku, "sebelumnya saya berterima kasih karena anda sudah menawarkan tawaran baik ini, tapi saya rasa sebaiknya anda langsung mendiskusikan ini dengan ayah saja, saya yakin ayah akan sangat senang bisa menjalin kerjasama dengan negeri Althorin"
Henry tersenyum mendengar respon positif ku,"terima kasih putri Agatha, saya akan mendiskusikan ini nanti dengan raja Frank"
"Terima kasih kembali yang mulia" ujarku ramah
Henry membalas ucapanku dengan senyuman singkatnya, "Clark" panggil Henry sambil menoleh kearah pria berambut merah dengan jubah pengawal berlambang kerajaan Althorin disampingnya, lalu ia memberikan isyarat pada tuan Clark untuk melakukan sesuatu, tuan Clark hanya mengangguk merespon isyarat dari Henry, lalu ia pergi entah kemana.
"Apa? Ada apa?" Ucapku panik dalam hati, aku tidak salah bicarakan?!!!
Tak beberapa lama kemudian Clark kembali dengan kotak kayu berukir yang ukurannya lumayan besar, sepertinya itu berat. Henry meraih kotak itu dari tangan Clark dan memberikannya padaku
Aku menatap Henry dengan tatapan tak percaya, dia serius menyuruhku mengangkat kotak kayu yang berat itu? Bahkan saat Clark membawa itu saja dia tampak sedikit kesulitan.
"Ah.. haha, anu yang mulia, umm.." ucapku sambil tertawa canggung, berharap dia peka.Sia-sia aku berharap begitu, Henry hanya menatap ku dengan ekspresi bingung karena tidak menerima pemberiannya, dia sangat tidak peka. Dengan kesal aku langsung meraih kotak kayu itu, memang benar dugaanku, kotaknya berat.. penyiksaan macam apa ini!!
"terima kasih yang mulia" ucapku dengan suara seperti orang kesulitan buang air besar"Yang mulia, sepertinya putri Agatha kesulitan mengangkatnya, biar saya bantu" ucap Clark khawatir, Henry langsung meraih kotak itu dari tanganku sebelum Clark mengambilnya
Aku tersenyum hangat pada tuan Clark, karena dialah pria tidak peka ini bisa sadar
"Jika berat kenapa anda tidak mengatakannya kepada saya, anda jadi kesulitan kan karena keras kepala" ucapnya tidak mau disalahkan
"Seharusnya anda sudah menyadari itu dari awal, benda itukan berat!!" Jawabku kesal
"Bagi saya tidak" jawabnya dengan tampang tak berdosa, bisa-bisanya dia mengatakan itu, rasanya tanganku gatal hendak menggampar wajah seriusnya yang menyebalkan
"Bisa-bisanya dia menyamaratakan diriku dengan dirinya yang berotot" aku bergumam sambil menyipitkan mataku menatapnya kesal
Clark terkekeh kecil melihat responku mendengar ucapan Henry, "ehem.. yang mulia, tuan putri Agatha kan wanita" ucapnya sambil tersenyum
"Akh!! Tidak baik untuk kesehatan jantung" batinku saat melihat Clark tersenyum, kalau di dalam komik pasti ada efek tulisan syalalalala~
"Aku tahu itu tanpa kau beritahu Clark, dia kan wanita pemberani, ku kira dia juga wanita kuat" ucap Henry tak mau salah
"Itulah mengapa aku benci saat orang lain ber-ekspektasi padaku, padahal aku ini tidak sehebat itu"
Henry sepertinya menyadari perubahan nada dalam bicaraku dari yang keras kepala tak mau kalah berubah menjadi lunak, dia menoleh kearah ku saat aku melirik ke tuan Clark sambil tersenyum malu malu kucing, "ehem" ia berdehem sambil mengangkat satu alisnya saat menangkap basah diriku yang melirik ke arah pengawalnya itu
Aku langsung memalingkan wajah seperti tidak terjadi apa-apa, padahal wajahku sudah merona seperti kepiting rebus karena malu
"Saya tidak sabar bertemu dengan anda dipesta nanti, terima kasih untuk hari ini putri Agatha"
Ucap HenrySaat Henry mengatakan kata pesta, aku teringat janjiku dengan Zafir, "maaf yang mulia... Sebenarnya sebelum saya mendapatkan surat dari anda, saya sudah berjanji pada pangeran Zafir untuk menjadi pasangan dansanya"
"....."
"Jadi anda lebih memilih dia..Lalu apa maksud anda dengan sinyal itu?" ucap Henry sambil menoleh kearahku dengan tatapan bingung
Aku tak mengerti sinyal apa yang dia maksud, aku menoleh ke arah tuan Clark yang tampak gugup, dia memalingkan wajah sambil menggaruk tengkuknya.. jelas sekali kalau dia yang menyebabkan situasi ini
"Maaf yang mulia, sinyal apa yang anda maksud?" Tanyaku heran
Henry terdiam sejenak lalu menghindari bertatapan denganku dan berdehem sebelum berbicara
"Sinyal cinta yang anda berikan pada saya saat di pesta kedewasaan anda" Ucapnya blak-blakan dengan wajah datarKrik krik suasana hening seketika menciptakan momen canggung diantara kami
"Maaf yang mulia, sepertinya saya sudah membuat pangeran Henry salah paham pada anda" ucap tuan Clark panik, "i-ni salah saya.. maafkan saya" ujar tuan Clark gugup
**Saat aku mengatakan ingin akrab dengan pangeran Henry awalnya Henry memang berpikir kalau aku ada maksud terselubung mendekatinya, namun saat dia melihatku yang tak takut dan tetap berusaha melanjutkan percakapan, dia jadi berpikir mungkin benar kalau aku ini hanya ingin sekedar mengenalnya lebih baik.
Dan seiring percakapan berlanjut, aku yang tak henti-hentinya tersenyum sambil bermulut manis membuat Henry mengira mungkin saja aku juga tertarik padanya, dia semakin salah paham saat aku sempat-sempatnya menoleh kearah dia sambil tersenyum saat hendak pergi bersama Zafir (padahal kenyataannya saat itu aku juga sambil mengacungkan jari tengah padanya karena kesal, lucunya dia mengira itu sebagai sinyal cinta
Terlebih saat Henry menceritakan interaksi kami berdua malam itu pada tuan Clark, tuan Clark juga menyimpulkan hal yang sama 'kalau aku menyukai Henry' karena mereka berdua memiliki pemikiran yang sama, Henry jadi yakin kalau aku benar-benar tertarik padanya. Kurang lebih seperti itu yang di jelaskan tuan Clark padaku**
Aku melirik kearah Henry yang masih stay dengan wajah datarnya, aku masih kehilangan kata-kata, "kenapa jadi begini?!!!"
"Jangan menatapku seperti itu" ucap Henry kaku
Aku hanya bisa tersenyum hambar setelah mendengar penjelasan tuan Clark, rasanya sedikit jengkel mendengar penjelasan itu, karena seakan aku seperti perempuan agresif yang ingin menaklukkan hati Henry, hoek!
"Ternyata pangeran ini selain menyebalkan dia juga narsis, apa dia tidak pernah diajak bicara dengan seorang gadis?..tuan Clark juga sama saja, hiks" batinku
"Ini salah saya tuan putri Agatha, sayalah yang membuat tuan Henry semakin salah paham pada anda" ucap Clark membela tuannya setengah mati, sepertinya dia takut di eksekusi Henry
"Clark, bisakah kau berhenti meminta maaf" ucap Henry lirih sambil mengusap keningnya frustasi menahan malu
To be continued
-----------------------------------------------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOULMATE IN ANOTHER WORLD
RomanceTerperangkap dalam tubuh pemeran antagonis, Leony berusaha memutarbalikkan takdir buruk Agatha dengan tekad bulat, ia berjuang merubah karakter Agatha yang jahat menjadi sosok baik untuk mencegah ending tragis. Namun, setiap tindakannya membawa risi...