Lantai dansa berkilauan di bawah cahaya gemerlap, disertai dengan irama musik yang indah. Suasana penuh kehangatan merayapi ruangan, tetapi entah mengapa aku tetap merasa terasing dari kerumunan. Pikiranku masih dipenuhi oleh rencana mendadak yang harus ku selesaikan.
Aku mencoba berdansa dengan Zafir, namun gerakanku kaku dan tak terkoordinasi. Sementara para tamu menikmati suasana, aku tenggelam dalam pikiranku sendiri.
Zafir mencoba mengiringi langkah ku dengan sabar, tetapi matanya menyiratkan kebingungan. Sepertinya ia merasakan ketidaknyamanan yang ku alami, wajahnya mencerminkan keprihatinan. Setelah beberapa lagu, aku memutuskan untuk pergi, meninggalkan Zafir di tengah-tengah dansa yang semakin meriah.
"Zafir... aku ingin mencari udara segar" ucapku memotong irama musik yang masih menggema di ruang dansa, langkahku bergerak cepat menuju pintu keluar.
Zafir tersenyum tipis mencoba menyembunyikan kekecewaannya. Dia memahami bahwa ada sesuatu yang menggangguku, tetapi tidak ingin menunjukkan kekhawatirannya secara terbuka.
begitu keluar dari ruangan itu, aku merasakan angin malam yang segar membelai wajahku.
Di bawah langit penuh bintang, aku melangkah dengan langkah yang mantap, fokus pada misi mencari Grace. Rasanya, udara segar yang kutemukan di luar memberiku sedikit kelonggaran dari kegelisahan yang melanda di dalam hatiku ini.
Astaga!!!! ... Dimana letak rumah kaca itu? Bagaimana mungkin aku bisa menjajal tempat ini sendirian?!! ayolah!! Aku harus bisa mengingat cerita di novelnya sekarang juga.
Hmm... Pada bab awal cerita dengan judul "permulaan", saat Henry merasa suntuk didalam kerumunan para bangsawan yang tengah menikmati pesta dansa, ia memutuskan untuk keluar ruangan untuk mencari ketenangan karena ia tidak suka keramaian. Ia menulusuri jalan yang di tepinya di hiasi jajaran lentera yang mengeluarkan cahaya hangat. Lentera itu menghiasi jalanan taman menuju sebuah rumah kaca yang menawan.
Pada saat Henry memasuki rumah kaca itu, ia tidak sengaja melihat Grace yang sedang menangis. Dalam novel alasan Grace menangis adalah karna ada sekumpulan bangsawan yang mengganggunya, hingga ia akhirnya memutuskan keluar dari istana dan mencurahkan kesedihannya di taman kaca tersebut.
Baiklah, aku harus mencari deretan lentera dan menemukan rumah kaca secepat mungkin.
Syukurlah, mataku langsung menangkap pemandangan deretan lentera itu. Tuhan memang baik hati, terimakasih tuhan (ucapku penuh syukur).
Tap tap tap (bunyi langkahku mantap)
Wah, memang benar di lentera deretan paling akhir aku langsung melihat taman rumah kaca itu. Rumah kaca yang sangat indah, langit langitnya di hiasi lentera kecil seperti bintang yang dimasukan ke dalam ruangan, berbagai macam bunga tersusun rapi dan terdapat kolam ikan berukuran kecil serta air mancur yang berkilauan.
Aku memilih duduk di tepi kolam yang tenang, menyusuri air yang mengalir sambil bersenandung, tak beberapa lama kemudian terdengar isak tangis perempuan, aku segera menyadari bahwa itulah yang sedang kutunggu.
"BINGO!" ucap ku antusias.
Dengan langkah natural dan berpura pura berlagak bahwa pertemuan ini hanyalah kebetulan, aku mendekati Grace yang tengah menangis. Suara isak tangis terdengar gemetar di ruangan, dan aku mendekatinya dengan ekspresi prihatin.
"Nona, apa yang terjadi? Apakah Anda baik-baik saja?" tanyaku lembut sambil menepuk pelan pundaknya
Perempuan itu menoleh ke arahku, wajahnya begitu cantik hingga membuatku terkesima. "P-putri Agatha?!" ucapnya kaget dan langsung segera berdiri lalu memberikan salam penghormatan padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SOULMATE IN ANOTHER WORLD
RomanceTerperangkap dalam tubuh pemeran antagonis, Leony berusaha memutarbalikkan takdir buruk Agatha dengan tekad bulat, ia berjuang merubah karakter Agatha yang jahat menjadi sosok baik untuk mencegah ending tragis. Namun, setiap tindakannya membawa risi...