5. Andai Kau Datang Kembali

245 62 6
                                    

Andaikan kau datang kembali
Jawaban apa yang 'kan kuberi
Adakah jalan yang kau temui
Untuk kita kembali lagi?

Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini ku akhiri

Noah

•••|♪♪♪|•••

Malam ini langit tampak cerah dari malam kemarin. Bintang-bintang mulai menabur suka cita atas perayaan ulang tahun Keenan. Anak pertama Mahen dan Yera malam ini resmi berusia 5 tahun. Banyak teman-teman Yera dan Mahen yang turut datang untuk sekedar mengucapkan selamat bertambah usia atau bahkan ikut merayakannya. Tak terkecuali teman-teman Jendra.

Sejak tadi sore Ryan dan Hadden sudah menyiapkan beberapa balon yang akan mereka jumpai di setiap sudut rumah. Bahkan Kalesha langsung mengambil cuti untuk ikut datang ke rumah ini.

Yera sibuk mengurus anak bungsunya yang masih berusia enam bulan. Keenan dan Elisa adalah dua bocah yang sangat dicintai di sini. Mungkin sebentar lagi posisi itu akan tergeserkan oleh Rania dan calon adik Elisa.

"Ponakan Om udah besar, mau kado apa?"

Sebentar lagi acara akan dimulai, Keenan justru berhambur ke pelukan Haedar. Om kesayangannya.

"Porotin aja Om Edar, dia kaya," saat itu Jean tiba-tiba menghampiri mereka, membawa bungkus kado besar.

"Buat kamu."

Keenan langsung berpindah tempat. Bocah laki-laki itu kini sudah menempel pada Jean. Haedar langsung mengendus kesal.

"Makasih Om, Keenan sayang Om Je."

Jean tertawa kecil, tangannya terangkat untuk mengelus kepala bocah itu. Ada dua manusia yang mengingatkannya pada mendiang Jendra. Yang pertama adalah Jendra kecil, dan yang kedua adalah Keenan. Bahkan hari ini Jendra kecil juga hadir di tengah-tengah mereka.

"Om Je!"

Jean mendadak mengalihkan pandangannya pada suara itu. Dilihatnya ada dua anak kecil yang berdiri di depan pintu rumah, tersenyum ke arah Jean.

"Om kok lama?" Tanya salah satunya.

"Tadi Om ke makam nenek dulu," jawab Jean. Ia tidak berbohong, sebelum ke sini ia lebih dulu ke makam Mama. Lalu juga berkunjung ke makam Jendra dan Jeya.

Mata Jean menilik anak laki-laki yang paling tinggi di antara bocah-bocah itu. Cara anak itu memandangnya dan tersenyum pada dirinya, sungguh Jean seakan menemukan kembali dirinya yang tertinggal di masa itu.

"Om Je bawa boneka beruang buat Isa. Om juga bawa kotak musik buat Jendra."

Satu hal lagi, Jendra kecil juga mencintai musik layaknya Jendra di masa lalu mencintai musik. Bahkan tak jarang Jean mendengar bocah itu menyanyikan lagu-lagu yang sempat ditulis oleh Jendra.

Kabar baiknya Jendra kecil tinggal di antara mereka. Dengan Mahen dan Yera yang sepakat untuk mengangkat Jendra sebagai anak. Awalnya mereka harus berselisih paham, tapi karena keinginan Bunda akhirnya Jendra kecil bisa menjadi bagian dari mereka. Hadden juga pernah berjanji jika ia sudah menikah, ia akan mengasuh Jendra.

"Di dalam ada siapa?" Tanya Jean.

"Ada Ante Ara sama Ante Na," jawab Elisa.

Jean tersenyum hangat pada anak-anak di depannya, kemudian ia melangkah untuk duduk di sebelah Haedar. Kala itu malam benar-benar mengambil peran.

"Di dalam ada Wina, Je," ucap Haedar.

"Iya gue tahu, terus kenapa?"

Haedar berdecak kesal. Heran dengan Jean yang terus memancingnya. Padahal dari awal harusnya Jean paham apa maksud Haedar.

Kita Dan Waktu | Jaemin Ft WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang