Pindah berkala rumah ke rumah
Mengambil pelajaran jika berpisah
Jikalau suatu saat berujung indah
Catat nama kita dalam sejarah
Pindah berkala rumah ke rumah
Mengambil pelajaran jika berpisah
Jikalau suatu saat berujung indah
Catat nama kita dalam sejarah-Hindia-
•••|♪♪♪|•••
Malam ini kediaman Papi lumayan ramai. Beberapa sepeda motor terparkir rapi di depan rumah, pintu rumah juga terbuka lebar-lebar.
"Banyak bener manusianya," ucap Shaka takjub. Ini pertama kalinya ia bertamu ke rumah Wina.
"Gak tau aja sih lo, biasanya juga satu kelurahan di undang Papi kalau ada acara."
Shaka menggeleng takjub kali ini. Di antara rumah-rumah di sini, hanya rumah ini yang paling mencolok. Terang dan terlihat ramai, juga berisik.
"Mantan lo juga diundang?"
"Dia temennya Bang Haedar, pasti ngikut lah," jawab Wina.
Mata Wina terfokus memotong semangka bawaan Shaka. Padahal Mami sudah berpesan agar tidak membawa apa-apa ke sini, tapi Shaka tetaplah Shaka. Katanya hanya formalitas saja.
"Pasti yang kemeja biru itu, ya?"
Fokus Wina teralih pada seseorang yang dimaksud Shaka. Benar saja, yang Shaka maksud adalah Jean, laki-laki dengan kemeja biru yang tengah tertawa lepas dengan Papi.
"Kenapa lo bisa nebak dia?"
"Cuma dia yang gak bawa pasangan. Liat noh temen-temen Abang lo pada bawa pacar, dia aja yang sendiri."
"Iya, dia orangnya," jawab Wina pelan.
Detik berikutnya Shaka tertawa terbahak-bahak memukul meja, mengundang tanya bagi Wina. Rasanya ingin sekali ia melayangkan pisau di genggamnya ke Shaka. Tapi ia masih terlalu muda untuk menyandang gelar kriminal.
"Serius lo mantannya Jean? Kenapa gak lo porotin? Orang kaya itu," tiba-tiba saja Shaka langsung mengusak rambut Wina.
"Jangan diginiin, gue lebih tua dari lo," protes Wina.
"Gak ngaruh apa-apa, lebih tinggi gue ke mana-mana. Lo itu mungil, kaya kucing Bang Dirga, siapa nama kucingnya? Jenong?"
Tawa Shaka masih memenuhi dapur, apalagi saat mengetahui fakta jika kucing Bang Dirga, yang dipanggilnya kocheng oyen itu bernama Jenong.
"Masa lalu itu, seenggaknya mantan gue orang terpandang, gak kaya mantan-mantan lo yang gak jelas."
Tawa Shaka langsung terhenti, wajahnya berubah tak suka dengan ucapan Wina. Bukan marah, hanya saja Shaka sangat tidak suka jika membahas deretan matan pacarnya.
"Yang jelas cuma Kanaya sama Shinta doang, yang lebih jelasnya lo," kata Shaka.
"Udah gue bilang, gue gak minat jadi pacar lo, soalnya mantan lo ngalahin anggota keluarga gue."
"Jadi pacar gue aja deh lo," pinta Shaka, tubuhnya tersandar pada meja makan di depan Wina.
"Mantan lo banyak, kecuali lo bisa bikin gue ketemu sama Chanyeol EXO."
Shaka langsung kicep. Wina kok dilawan, ya jelas kalah ia.
"Ngelunjak amat lo."
Belum sempat Wina membalas ucapan Shaka, mendadak langkah kaki seseorang membuat mereka sedikit memberi jarak.
"Kak? Mau ngambil apa?"
Jean menatap dua orang di depannya bergantian. Salah satunya asing di mata Jean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Waktu | Jaemin Ft Winter
Fanfiction❝Tentang dia yang kehadirannya masih dinantikan.❞ Bagian selanjutnya dari Kita Dan Semesta. Cover from pinterest