Ingin aku lewati
Lembah hidup yang tak indah
Namun harus kujalaniBerdua denganmu
Pasti lebih baik
Aku yakin itu
Bila sendiri
Hati bagai langit
Berselimut kabut-Acha Septriasa-
•••|♪♪♪|•••
Di sebuah pagi yang teduh. Di mana hembusan angin mulai menyapa tiap ego yang terlepaskan pada sang langit. Banyak kameramen dan wartawan yang berdesak-desakan hanya untuk menyambut kedatangan Kalesha ke tanah air setelah beberapa waktu mengasingkan diri dengan sejumlah kontrak di tanah orang.
Hadden yang sejak tadi subuh menelusuri jalanan menuju bandara hanya menatap perempuan dengan tampilan kasual tersenyum hangat ke arah beberapa kamera. Sesekali ia melambaikan tangan. Di sebelahnya Hadden menangkap manajer yang terus memberi jarak dengan beberapa wartawan yang tak kenal peraturan.
Sampai akhirnya mata perempuan itu melihat ke arah Hadden. Senyum sederhana yang ia perlihatkan kini berubah drastis menjadi senyum lebar. Dengan susah payah ia berjalan melewati gerombolan orang, berlari kecil ke arah Hadden dengan tangan yang terbuka lebar.
"Gue kangen," ucap Kalesha tepat di telinga Hadden. Dapat ia rasakan punggungnya dielus lembut.
"Gak mau udahan peluknya? Banyak media di sini."
Dalam pelukan itu Kalesha menggeleng cepat. Untuk apa menyudahi pelukan dengan kekasihnya hanya demi media yang selalu menyorot kehidupannya? Justru ini kesempatan besar untuk menunjukkan jika seorang Kalesha sudah memiliki pacar. Agar dunia tahu bahwa hatinya tak bisa diganggu gugat.
Tak lama Kalesha melepas pelukannya, tangannya kini menggenggam tangan Hadden kuat seolah ada orang lain yang akan merubah miliknya.
"Coba liat ke sini, Den!"
Ketika Hadden menoleh, mendadak ia merasakan sesuatu menyentuh pipinya. Kalesha dengan lancang memberi kecupan singkat di pipi bagian kanannya. Hadden masih terdiam, tanpa sadar sudut bibirnya tertarik.
"Dunia harus tahu kalau gue itu punya lo."
Kali ini Hadden bukan hanya tersenyum, ia mendekap Kalesha erat. Menghalangi belasan kamera yang ingin menyorot pacarnya.
"Ayo pulang, tapi keliling Jakarta dulu," pinta Kalesha.
"Siap adek pacar," balas Hadden.
Kalesha salah tingkah. Bisa-bisanya Hadden membuatnya seperti ini di depan banyak media. Apa kata dunia jika model cantik yang selalu menjaga interaksi dengan laki-laki lain bisa luluh hanya dengan senyum Hadden?
"Manajer lo gimana, ay?"
"Bisa balik sendiri, atau gak dia bisa minta calon suaminya jemput ke sini."
Ay, panggilan Hadden untuk Kalesha yang ia dapat saat melihat sepasang anak SMA yang menikmati nasi uduk pagi-pagi. Kalesha agak kaget saat Hadden memanggilnya ay, Hadden ini jenis manusia agak kaku yang jarang berlaku manis.
•••|♪♪♪|•••
Di sepanjang jalan Kalesha tak henti memuji Ibu Kota. Kerinduannya pada Jakarta rupanya terobati begitu mendapat pemberitahuan bahwa pesawat yang ia naiki akan mendarat di salah satu bandara kenamaan.
"Seneng?" Tanya Hadden begitu melihat senyum indah tercipta di wajah Kalesha ketika mobilnya mulai memasuki jalanan yang paling sering mereka lewati.
"Jelas. Seneng banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Dan Waktu | Jaemin Ft Winter
Fanfic❝Tentang dia yang kehadirannya masih dinantikan.❞ Bagian selanjutnya dari Kita Dan Semesta. Cover from pinterest