13. Luka-luka

182 34 0
                                    

Maafkan semua yang lalu
Ampuni hati kecilmu

Luka, luka, hilanglah luka
Biar tent'ram yang berkuasa
Kau terlalu berharga untuk luka
Katakan pada dirimu
Semua baik-baik saja

Bisikkanlah
Terima kasih pada diri sendiri
Hebat dia
Terus menjagamu dan sayangimu

-Tulus-

•••|♪♪♪|•••

Bohong jika Hana bisa tidur nyenyak malam ini, bermimpi indah untuk mengembalikan suasana hatinya besok pagi. Buktinya, perempuan itu masih terjaga di meja makan. Menatap kosong ke arah gelas kaca yang berisi air putih setengah.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua, tapi matanya tak kunjung tertutup. Seperti ada sesuatu yang menghambat pikirannya, sesuatu yang menyita waktu tidurnya malam ini.

Terhitung sudah 10 menit Hana terduduk di sini, hanya ada hembusan napasnya yang sesekali terdengar.

"Ngelamun aja lo malem-malem, awas kemasukan setan."

Hana nyaris berteriak, ia terlampau kaget saat suara yang lain memenuhi ruangan ini. Matanya menangkap Shaka yang berdiri di anak tangga terakhir.

"Galau, Mbak? Atau apa? Tumben belum tidur?"

Hana memutar matanya malas, saat Shaka berjalan ke arahnya, ia yakin seratus persen jika bocah itu belum tidur. Sebuah keajaiban jika Shaka bisa tidur lebih cepat.

"Idih diem aja, kenapa?" Tanya Shaka sekali lagi. Tapi kakaknya tetap tak menjawab.

Akhirnya Shaka memutuskan untuk duduk di samping Hana. Mengikuti arah pandangan Hana, turut menatap gelas kaca yang entah menarik dari sisi yang mana. Sampai-sampai Hana mengabaikan Shaka.

"Bang Jean, ya?"

Sontak Hana menoleh, menatap Shaka dengan penuh tanya. "Kenapa bisa mikir gitu?"

"Dia chat gue tadi, nyuruh buat mastiin keadaan lo. Habis ditolak ya cintanya? Kasian banget sih," ledek Shaka.

Hana berdecih tak peduli. Siapa juga yang ditolak, Hana tidak mengajak Jean berpacaran.

"Lo gak ngibulin gue kan?" Tanya Hana untuk memastikan.

"Etdah, kagak. Tapi kalau dipikir-pikir, lo kasian banget sih, Kak."

"Gue punya harta, popularitas tinggi, gue cantik, gue punya banyak hal yang gak dimiliki orang lain. Kenapa harus kasian sama gue? Gue benci kalau orang lain natap gue kasian," ucap Hana.

Shaka menarik napasnya sebentar. Hidup bertahun-tahun hanya dengan Hana, membuat Shaka hapal betul apa yang disukai dan apa yang dibenci kakaknya. Hana benci dipandang rendah oleh orang lain, dari itu ia selalu berambisi untuk menjadi lebih terang. Hana tidak suka dikasihani orang lain, dari itu juga Hana tidak pernah memperlihatkan pada media sisi gelap dari hidupnya. Yang dunia tahu, Hana adalah perempuan nyaris sempurna dengan hidup yang penuh dengan keberuntungan.

"Waktu kita mutusin buat hidup berdua aja, waktu lo ngambil keputusan buat ngubah seluruh identitas kita, gue kaya punya hidup baru. Benar, lo punya banyak hal yang gak dimiliki orang lain. Lo nyaris sempurna, nyaris. Tapi lo gak punya cinta yang bisa lo bagi ke orang lain, lo gak punya keluarga yang harmonis, lo punya masa lalu yang selama ini lo rahasiakan dari dunia--"

"Stop, Shak! Berhenti!"

"Lo gak sesempurna apa yang lo kira, Kak. Lo hanya orang lemah yang bangkit dari masa lalu yang terlampau kelam--"

Kita Dan Waktu | Jaemin Ft WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang