6. Sesuatu Yang Pasti

225 57 2
                                    

aku tak perlu bahasa apapun
untuk mengungkap aku cinta kamu
aku pernah beristirahat
untuk mencintai kamu sesuai janjiku

Melly Goeslaw

•••|♪♪♪|•••

Tiga hari lalu setelah Jean bertemu Wina, masih tidak ada yang berubah. Tidak ada komunikasi antara keduanya, seperti bertemu lalu lenyap seolah ditelan bumi. Mungkin ada beberapa hal yang membuat Jean merasa jika Wina yang sekarang hanyalah bayangan dari sosok Wina yang dulu. Waktu semakin berjalan, semakin lama bahkan semakin jauh Jean berjalan sendirian. Tanpa seseorang yang mau digandeng tangannya untuk melangkah bersama.

Kalau kata Elisa, Jean itu pacarnya. Bocah itu selalu mengatakan jika ia akan menikah dengan Jean di masa depan. Namanya juga rencana, terlaksananya ya tidak mungkin. Yang ada Jean langsung di tendang Dirga.

Haedar sendiri tak habis pikir, kenapa ponakannya sendiri begitu menyukai Jean? Bocah itu galak, sinis, tapi saat dengan Jean langsung berubah seribu persen. Haedar jadi yakin jika ia dan Jean adalah anak yang tertukar.

"Jadi apa sekarang?"

Siang itu lumayan terik, Haedar dengan tidak tahu dirinya langsung melangkah ke kamar Jean ketika tiba di depan rumah. Menyalakan siaran langsung di salah satu jejaring media sosial.

"Sarah apa kabar? Kok jarang keliatan, udah putus ya?"

Haedar berdecak sambil menggeleng-geleng ketika membaca salah satu komentar, "Sarah baik, dia lagi sibuk aja. Gue sama dia masih bareng sampai sekarang."

"Kok Jean diem aja? Mau jadi pacar aku gak?"

Haedar sontak melirik Jean di belakangnya. Laki-laki itu masih setia rebahan di kasur, mengabaikan Haedar yang berinteraksi dengan mereka. Haedar ini narsis, di mana saja selalu memuji ketampanan dirinya. Memang benar dia mempunyai wajah tampan, tapi di atas langit masih ada langit. Di atas Haedar masih ada Ryan. Cih, mana berani Haedar narsis di depan Ryan.

"Anaknya lagi sakit gigi. Jangan mau deh sama Jean! Dia gamon sama adek gue."

Tak berselang lama, Haedar mendapati bantal yang mendarat tepat mengenai belakang kepalanya. Menatap tajam oknum yang diduga melakukan tindak kekerasan pada dirinya.

"Tuh dia marah, artinya bener."

"Jangan percaya, semua hal yang dibilang Haedar itu palsu," akhirnya Jean ikut bersuara. Bahkan ia juga turut bergabung dalam siaran langsung itu.

"Jean masih belum move on dari yang itu ya?"

Jean mengerutkan keningnya. Apa mereka benar-benar termakan berita palsu dari kembaran alien ini?

"Menurut kalian definisi move on itu apa?" Kali ini Haedar yang kembali menjawab.

"Melupakan dan hilang dari hidupnya," Jean tersenyum kacil saat membaca jawaban dari mereka.

"Bukan. Kalau untuk melupakan itu gak akan pernah bisa, sesuatu yang sudah berlalu gak akan hilang dari ingatan. Kalau untuk  menghilang, kenapa? Justru dengan hilangnya kita dari hidupnya, justru semakin susah untuk move on," jelas Jean.

"Tapi move on itu sesuatu yang pasti," baca Haedar.

"Bukan, bentuk pasti dari segala hal itu hidup dan kematian," kata Jean.

Mendadak Haedar berdiri, hendak melangkah keluar namun ditahan Jean, "Kemana?"

"Nemenin bokap lo main catur lah."

Setelah itu Haedar benar-benar melengos pergi dari kamar Jean. Meninggalkan Jean dengan siaran langsung yang masih menyala.

"Wina apa kabar?" Jean kembali membaca komentar-komentar yang dilontarkan mereka.

Kita Dan Waktu | Jaemin Ft WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang