Signal | 4

57 17 0
                                    

Sairish tuh orangnya blak-blakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sairish tuh orangnya blak-blakan. Kalau kata Nila, ‘kalau ngomong nggak difilter’. Padahal, cewek itu nggak jauh beda. Makanya mereka bisa akrab.

Pernah satu waktu kelakuan Sairish bikin Nila ingin tepuk jidat. Waktu itu mereka sedang ikut ospek jurusan di kampus mereka.

“Kenapa rok kamu pendek banget?” tanya seorang kakak pembina pada Sairish.

“Saya nggak punya rok hitam, Kak,” jawab Sairish cuek.

“Nggak punya atau sengaja mau gaya. Mau sok cantik kan lo?!”

“Saya nggak pernah merasa cantik sih, Kak. Tapi kalau kakak bilang begitu ya, makasih banyak. Kakak orang pertama selain Mama saya yang bilang begitu, hehe,” sahut Sairish membuat si kakak pembina melongo.

“Gue nggak mau tau, ya. Besok ganti rok lo.”

“Nggak ah, Kak. Ospek kan cuma tiga hari. Masa saya harus beli yang nggak bakal kepakai lagi. Buang-buang uang. Kakak dari jurusan apa?”

Si kakak pembina bingung meski ia tetap menjawab, “Ekonomi.”

“Tuh, harusnya Kakak tau, dong, cara mengatur keuangan. Kalau kita mau hemat, dimulai dari hal-hal kecil, Kak. Salah satunya meminimalisir penggunaan uang yang tidak berguna. Rok ini masih bisa dipakai, kenapa saya harus beli?”

Ucapannya itu membuat Sairish harus pulang larut hari itu karena dia harus membersihkan lingkungan kampus jurusan ekonomi.

Karena Sairish ceplas-ceplos itulah dia mau punya pasangan yang lebih kalem dari dia. Setidaknya bisa mengimbangi dia alias bisa sabar menghadapi dia yang banyak ngoceh.

Beruntung dia ketemu Leo yang, surprisingly, bisa sabar dengerin Sairish ngomong. Leo juga nggak tersinggung waktu Sairish secara nggak langsung menghina pekerjaannya, dan malah lelaki itu mengajak Sairish makan malam lagi yang langsung Sairish terima karena kapan lagi ketemu sama laki-laki yang seperti Leo.

Sejauh ini mereka merasa nyaman satu sama lain. Mereka intens komunikasi. Kalau Sairish sedang di luar sehabis ke kantor penerbitnya, Leo akan menawarkan diri menjemput. Sebelum pulang, mereka akan menyempatkan mampir makan malam dulu. Kalau sedang senggang, mereka berkirim pesan singkat. Di antara tugas kantornya yang bikin pusing, Leo mengistirahatkan diri dengan mengirim pesan untuk Sairish sekadar menanyakan ‘lagi apa?’. Entah kenapa hanya dengan membaca pesan dari Sairish bikin mood Leo balik lagi.

Jika sempat Sairish akan mengirim makanan ke tempat kerja Leo. Malamnya, mereka mengobrol lagi, walau sekadar bertukar kabar dengan pertanyaan sesederhana, ‘how’s your day?’. Dan dari situ akan timbul obrolan-obrolan ringan lainnya.

Sairish duduk dengan tenang di ruang tamu rumahnya. Dia sudah berpakaian rapi dengan blouse abu serta rok denim sebatas lutut. Rambutnya ia ikat ekor kuda. Sesekali kepalanya melongok ke balik jendela melihat ke bagian depan rumahnya. Sairish menunggu kedatangan seseorang.

Heart Signal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang