Signal | 6

56 16 3
                                    

Sebastian Kanigara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebastian Kanigara. Pria yang sempat menjadi campus crush-nya Sairish semasa dia kuliah dulu. Mereka dekat cukup lama, hampir satu tahun namun tidak ada kejelasan apakah mereka resmi berpacaran atau tidak. Yang pasti, walaupun tidak berpacaran, Bastian menorehkan luka yang dalam pada diri Sairish. Teramat dalam sampai Sairish tidak bisa melupakan sosoknya. Dia pergi meninggalkan Sairish begitu saja saat Sairish mulai bergantung padanya.

Tapi, Sairish tidak mau ingat itu lagi. Kejadian itu sudah nyaris sepuluh tahun berlalu, harusnya dia biasa saja, kan? Dia sudah move on dan sudah punya Leo sekarang. Dia mau fokus sama Leo saja. Tapi, Sairish kesal karena Leo tidak juga ada kabar. Ini sudah seminggu berlalu semenjak terakhir kali mereka bertemu untuk datang ke rumah Pipit.

Dua sampai tiga hari menghilang Sairish masih terus mencoba menghubunginya. Meski tidak ada balasan yang berarti. Tujuh hari tidak ada kabar bukan hanya tidak ada balasan. Whatsapp Leo bahkan tidak aktif. Centang satu untuk pesan yang dia kirim.

Apa sebegitunya Leo tidak menyukai pemberiannya? Atau memang lelaki itu tidak memiliki perasaan padanya?

Sairish bukan orang yang lemah. Kemungkinan-kemungkinan buruk di dalam kepalanya tidak lantas membuat Sairish meratap atau menangis meraung-raung. Sairish tidak akan diam. Sebelum ada jawaban pasti dari Leo dia tidak akan menyerah. Kalau Leo hanya diam, dia akan mencari tahu sendiri.

Rencananya Sairish akan bertandang ke rumah ibunya Leo. Mengunjungi wanita itu, dan siapa tahu dia bertemu Leo di sana.

Begitu Sairish datang, Nuri yang menyambutnya. Rupanya, Nuri dan suaminya masih tinggal di rumah ibunya untuk menemani ibunya agar tidak tinggal sendirian karena ayah mereka sudah tiada.

“Sebenarnya aku sama suami ada rumah. Tapi, nggak enak ninggalin Mama sendirian.” Cerita Nuri saat Sairish menanyakan keingintahuannya, “Kadang kita balik ke sana kalau akhir pekan. Soalnya, pas itu Leo pulang jagain Mama.”

“Oh,” Sairish melirik sekitar, “Leo nggak tinggal di sini?”

“Leo di apartemen. Semenjak kerja dia sewa apartemen dan tinggal di sana. Katanya supaya lebih dekat. Kalau akhir pekan baru pulang.” Beritahu Nuri yang membuat Sairish terperangah. Dia baru tahu kalau Leo selama ini tinggal di apartemen. Dia pikir Leo masih menetap bersama ibunya. Itu berarti dia tidak bisa menemui Leo, dong. “Mau ketemu Leo, ya? Yah, sayang banget Leo nggak di sini. Udah ngabarin Leo? Nanti aku telepon deh, suruh dia ke sini.”

“Eh, nggak apa-apa, Nuri. Aku memang mau mengunjungi Tante, kok.” ucap Sairish sedikit berbohong.

“Mama tadi kayaknya lagi di kamar, deh. Sebentar ya, aku panggilin dulu. Eh, iya, Sairish mau minum apa?”

Sairish tersenyum sungkan, “Apa aja.”

Nuri pun melangkah ke dapur, meninggalkan Sairish sendiri di ruang tamu. Tak lama seseorang ke luar dari sebuah pintu yang sepertinya adalah kamar tidur. Ibu Leo muncul dari sana bersama seorang wanita di belakangnya. Mereka berbincang dan tertawa asyik, belum menyadari keberadaan Sairish. Sairish diam-diam mengamati interaksi keduanya. Mereka terlihat akrab. Pikir Sairish mungkin wanita itu adalah keluarganya.

Heart Signal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang