Signal | 13

37 15 0
                                    

“Persiapan yang sudah dipesan nggak perlu dibatalin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Persiapan yang sudah dipesan nggak perlu dibatalin. Kamu juga nggak akan sendirian di pelaminan. Saya yang akan menggantikan Bastian,” Leo memperjelas ucapannya, namun itu jelas masih membuat Sairish terkejut. Bahkan, ia hampir saja tersedak kopi yang diminumnya.

“Apa?!” Mata Sairish membulat sempurna. Dia tatap kedua mata Leo dengan serius dari jarak dekat, sampai badan Leo agak termundur, “Ini kamu lagi bercanda lagi?” tanyanya memastikan.

Leo menegak. Kedua tangannya memegang bahu Sairish dan membalas tatapannya jauh lebih serius, “Kali ini saya nggak lagi bercanda.”

Seketika, Sairish menelan ludahnya. Ia mengerjap. Apakah ini mimpi?

Seharusnya Sairish senang, kan. Jantungnya berdegup kencang saat ini. Perutnya terasa tergelitik seperti banyak kupu-kupu beterbangan di sana. Dia jelas bahagia Leo melamarnya secara tidak langsung, karena diam-diam dia juga mengharapkan lelaki itu. Namun, banyak hal yang belum Leo tahu dari dirinya.

Sairish menghela napas. Dia lepas kedua tangan Leo yang mencengkeram bahunya. Hal yang membuat Leo kehilangan harapan, mengira kalau Sairish tidak bersedia menerima tawarannya.

“Leo...”

“Kamu... nggak mau?” tanya Leo sendu. Seolah dia bisa membaca penolakan Sairish dari sikapnya, meski Sairish belum mengatakan apa-apa.

“Bukan begitu.”

“Lantas?”

“Kamu nggak kenal aku, Leo. Banyak yang kamu nggak tau.”

“Sejak awal, saya sudah memilih kamu, Sairish. Dan sejak saat itu pula saya sudah menerima segala kekurangan kamu. Saya nggak peduli meski orang menilai kamu seperti apa. Menurut saya, kamu yang terbaik untuk saya,” ujar Leo yakin, namun itu tidak cukup membuat Sairish luluh.

“Nggak, Leo. Ada yang kamu nggak tau tentang aku. Aku yakin kalau kamu tau, kamu nggak akan sudi menikahi aku.”

“Apa yang saya nggak tau? Kamu nggak bisa masak? Kamu cengeng? Tukang ngambek, hm?” Leo terkekeh saat Sairish memukulnya. “Katakan. Apapun kekurangan kamu saya terima.”

“Yakin? Kamu akan terima apapun kekuranganku? Bahkan, yang satu ini?”

Leo mengangguk yakin, “Apapun.”

“Sebelum aku mengatakannya, i wanna ask you something.”

What is that?

Don’t judge me, Leo. You promise?”

Meskipun bingung, Leo tetap mengiakan.

Sairish membasahi bibirnya. Dia sendiri berdebar.


“Leo, I...."



"I’m not a virgin, anymore.”


Dahi Leo seketika mengernyit dalam.

Virgin... like?

Heart Signal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang