Akhirnya, Sairish bersedia dikenalkan sama kenalan Nila. Benar sih kata Nila, usia mereka tidak terlalu jauh. Hanya beda tiga tahun dengan lelaki itu yang lebih tua dari Sairish. Tapi, cowok itu garing. Jokes-nya kayak bapak-bapak. Kebanyakan omong juga.Udah gitu, cowok itu berani pegang-pegang, rangkul-rangkul Sairish di pertemuan pertama. Kalau ngobrol juga nggak nyambung. Dia selalu ngomongin soal investasi, udah mirip sales trading, atau apalah itu sebutannya Sairish nggak begitu paham soal begituan. Pamer sudah punya mobil dan rumah dari hasil ikut investasi saham.
Sairish tuh, sukanya sama cowok yang kalem, kelihatan dewasa gitu, dan pastinya nggak banyak bicara dan nggak banyak gaya. Apalagi sampai menyombongkan dirinya.
Saat Sairish curhat sama Nila, coba apa jawaban cewek itu?
“Nanti juga nyambung. Makanya ngobrol terus.”
Gampang banget dia ngomong begitu. Terus pakai acara disama-samain sama hubungannya dengan Tosca segala.
“Dulu gue juga sebel banget sama Tosca. Sampai amit-amitin dia. Eh, malah pacaran sama dia, sampai delapan tahun pula. Lihat, sekarang kita malah nikah.”
Sairish mau mutar bola mata aja rasanya waktu dengar balasan itu. Tosca beda kali sama cowok itu. Tosca tuh tulus. Seenggaknya Tosca nggak pernah pamer soal kekayaannya waktu deketin Nila.
Bukan cuma Nila. Mamanya Sairish juga sama protes sama dia, kenapa Sairish menjauh dari cowok itu. Dia bahkan sampai diceramahi panjang lebar.
Tadinya Sairish nggak mau cerita dulu sama Mamanya soal kenalan sama cowok ini. Tapi, saat Sairish mau ketemuan sama cowok itu, Sairish yang memang dasarnya nggak pernah bisa membohongi Mamanya, ya mau nggak mau dia cerita juga.
“Ma, dari awal ngobrol aja udah nggak nyambung, gimana bisa diterusin. Nikah itu selamanya ngobrol. 24 jam ngobrol. Masa mau diem-dieman aja.” Alasan Sairish kala itu.
Sairish pikir alasan dia masuk akal. Tapi, memang Mamanya selalu nggak mau kalah dan dia salah terus di mata Mamanya, Mamanya terus saja ngoceh menasihati dia ini-itu soal nggak boleh pilih-pilih pasangan.
Akhirnya, daripada telinga dia terus-terusan panas dengar ocehan Mamanya, ketika selanjutnya Mamanya ingin mengenalkan dia pada seseorang, Sairish dengan berat hati bersedia.
“Kalau sampai yang ini nggak jadi juga, Mama mau resign aja jadi Mama kamu,” ancam Arimbi.
“Lah, mana bisa begitu!”
Cowok yang ingin dikenalkan sama Mamanya ini katanya anak tetangga. Namanya Leo.
Sairish pikir-pikir dia nggak pernah dengar yang namanya Leo di antara tetangga sekitaran rumahnya. Apa dia se-anak rumahan itu sampai-sampai dia tidak tahu siapa saja tetangganya?Rupanya, Ibunya Leo ini anak teman arisan Arimbi, Mama Sairish. Rumahnya di komplek sebelah. Pantas saja dia nggak kenal.
Dan hari ini rencananya Leo dan keluarganya mau berkunjung ke rumah. Sairish bersiap-siap. Meski dia sebenarnya tidak terlalu excited, tetap saja kan dia harus menyambut tamu dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Signal [COMPLETED]
RomansaSpin off ROLLER-COASTER Sairish Khanza Aruna, 30 tahun. Menghadapi kisah klise dimana wanita 30 tahun seusianya pasti akan ditodong pertanyaan klise soal "kapan nikah?" Orang-orang sih tidak peduli. Keluarganya, tetangganya, sahabatnya tidak ada yan...