Signal | 3

63 19 0
                                    

Hari berganti hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari berganti hari. Satu minggu terlewati tidak ada kabar dari Leo yang masuk ke ponselnya.

Sairish sudah cerita soal perkenalannya dengan Leo kepada Nila. Dan sahabatnya itu sepemikiran dengan Sairish saat pertama kali melihat Leo bahwa cowok itu tampan saat Sairish menunjukkannya foto Leo. Begitu Sairish cerita kalau Leo meminta nomor teleponnya, Nila langsung bersemangat.

“Kayaknya dia naksir sama lo tuh, Rish. Pokoknya pepet terus! Bibit unggul, nih!” ujar Nila saat itu.

Ya Sairish sih mau aja. Menurut Sairish juga Leo kandidat sempurna buat jadi calon pendampingnya. Sayangnya, Leo nggak ada kabar sama sekali setelah hari itu.

Sairish pikir saat Leo meminta nomornya saat itu hanya bagian dari formalitas saja mengingat ada Arimbi di sana. Bisa saja Leo hanya ingin memberi kesan yang baik di depan orang tua Sairish.

Mau Sairish hubungi lebih dulu, dia nggak punya nomor Leo. Waktu itu Sairish nggak minta nomornya dia juga. Lagi pula, kalau pun saat itu Sairish bertanya dia ragu apakah berani menghubungi Leo lebih dulu. Baru kenal Sairish masih malu-malu kucing.

Namun, sepertinya Sairish tidak perlu menunggu lama. Rupanya, Leo bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Saat tiba-tiba saja dia menghubungi Sairish lewat pesan singkat dan memberitahu bahwa dia sedang ada di toko buku sambil mengirim sebuah foto berisi dua buah novel karya dua penulis berbeda. Dia meminta saran Sairish untuk memilih mana yang harus dia beli, yang pada akhirnya dia beli keduanya.

Dari situ mereka mulai rajin berkomunikasi. Sampai akhirnya, Leo mengajak bertemu. Bukan pertemuan biasa, tapi ini dinner! Lebih-lebih tempat janjian mereka bukan restoran yang biasa-biasa saja.

This is damn The Flour, that fancy fine dining restaurant, yang mau makan di sana aja harus reservasi dulu.

Oke, kita kesampingkan dulu soal apa yang harus dipakai Sairish nanti. Yang jelas, seorang staf finance mengajak dinner di restoran mewah?

Sairish agak skeptis... apa mungkin?

Nggak, nggak. Bukannya Sairish merendahkan Leo. Mungkin aja dia punya sumber pendapatan lain. Bisnis, mungkin. Yang Sairish pikirkan di sini adalah Leo bukan mau pamer sama dia atau apa, kan? Karena kalau memang niat cowok itu mau pamer, sorry to say, mau Leo seganteng apapun, dengan terpaksa harus dia blacklist dari daftar calon suami.

Ingat, kan, Sairish nggak suka cowok yang doyan pamer?

Atau bisa saja Leo pura-pura kaya biar bisa menjerat cewek, terus nanti kalau dia udah masuk ke perangkapnya, Sairish bakal ditipu, diporotin uangnya, terus ditinggal.

Eh, tapi memangnya Leo tahu seberapa banyak uang Sairish dari hasil menulis novel? Karena setahu dia orang awam berpikir penulis itu kere. Padahal, mereka nggak tahu aja tabungan Sairish sudah gendut. Sairish sudah bisa bayari kedua orang tuanya pergi umroh. Hanya dari menulis novel, yang lantas membuat ibunya tidak lagi mengoceh soal pekerjaannya yang menurutnya tidak menghasilkan. Alih-alih malah ganti cerewet memintanya cepat-cepat mencari jodoh.

Heart Signal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang