15. Layangan putus

90 17 1
                                    

"Ada apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa?"

Tak sengaja saat iseng pergi mencari kehadiran angin di bawah langit petang, tiba-tiba saja Beben melihat kehadiran seseorang yang tengah berdiri di tengah hamparan lapangan luas menatapi cakrawala.

Bukan Ningning, dan bukan pula seorang wanita, melainkan sesosok Haru yang tengah berdiri disana seorang diri.

Haru lantas menoleh dengan adanya kehadiran seseorang yang menghampiri, satu hal yang Beben dapat pastikan, Beben mendapati sisa-sisa air mata disana, di dalam kedua netra milik Haru.

"Eh, Bang. Ngapain disini?" jawab Haru tertawa hambar, setelahnya Haru memalingkan wajah, Haru hanya ingin memastikan bahwa dirinya tidak terlihat seperti habis menangis.

"Ada apa?" lagi-lagi Beben menanyakan hal yang sama, dan Haru hanya menggeleng pelan seraya tersenyum.

Kini, keduanya sama-sama memandangi langit petang, menikmati angin sore, dan juga kesunyian yang menghadiri, mungkin sedikit canggung, pasalnya Haru adalah warga baru di kampung sana, sedangkan Beben dia adalah anak santri. Jadi, mereka hanya sebatas saling tahu, dan untuk mengenal lebih jauh? Belum sedekat itu.

"Pasti lagi sedih, ya" ujar Beben tersenyum simpul, dirinya menghembus napas panjang kemudian kembali untuk berucap, katanya..

"Terkadang, menangis adalah satu-satunya cara untuk matamu berbicara, ketika mulutmu tidak dapat menjelaskan betapa hancurnya hatimu. Jadi, itu bukan hal yang salah, jangan berusaha untuk menutupi, lagi pula tak apa"

Haru sejenak terdiam, dan mengangguk setelahnya, lagi-lagi bibir indahnya memaksanya untuk tersenyum. Namun setelahnya Haru memutuskan untuk
berucap, "Nggak terlalu sedih kok, Haru cuma sering ngerasa kesepian aja, padahal Haru punya kedua orang tua lengkap, Haru juga punya pacar. Tapi, nggak tau kenapa Haru masih ngerasa kesepian, karena itu juga Haru sering keluar rumah untuk kumpul sama kalian, karena ya cuma kalian yang buat Haru ngerasa hidup"

Beben tersenyum saja mendengar itu, kedua matanya yang tersenyum membentuk bulan sabit akan membuat siapapun damai di kala melihatnya, Beben mengangguk pelan seakan paham betul apa yang dirasakan Haru saat ini.

"Nggak apa-apa, kesepian dan kesedihan adalah hal yang wajar dirasakan setiap manusia, di titik tertentu sebahagianya hidup pasti manusia pernah merasakan keduanya: kesepian dan juga kesedihan. Dan, jika kesedihan tengah penuh mengisi hati mu, ingat saja tiga hal ini: bahwa Allah bersamamu, Allah tetap bersamamu, dan Allah selalu bersamamu"

Lagi-lagi Haru menarik sapuan senyum, kali ini tidak terpaksa, sungguh itu adalah bentuk dari rasa kagum oleh seseorang yang ada di hadapannya kini. Sejak tadi dan sampai saat ini suasana keduanya benar-benar damai sampai saat dimana suasana itu kini tidak lagi damai. Sebab, mendadak saja terdapat Jojo, Aldo, dan juga Irwan yang tengah berlarian saling mengejar.

"Woi, lari ada wibu!" ucap Jojo tergesa-gesa menghampiri Beben dan juga Haru, rusuh memang, kehadiran ketiganya benar-benar rusuh.

"Siapa wibu?" Haru bertanya.

Brother's Jae | TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang