16. Hari raya

69 18 0
                                    

Lagi-lagi tak terasa, satu pekan kian berlalu, dan hari raya telah tiba, hari kemenangan yang dimana umat muslim telah berhasil melaksanakan ibadah puasa di satu bulan penuh, seruan takbir indah pun terdengar merdu yang kian memenuhi ruang di sean...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi-lagi tak terasa, satu pekan kian berlalu, dan hari raya telah tiba, hari kemenangan yang dimana umat muslim telah berhasil melaksanakan ibadah puasa di satu bulan penuh, seruan takbir indah pun terdengar merdu yang kian memenuhi ruang di seantero bumi.

Seusai melaksanakan shalat idul fitri, seperti biasa mereka akan berjalan mengelilingi kampung untuk meminta THR. Ralat, untuk bersalam-salaman saling bermaaf-maafan.

Kalau keluarga Jae paling mereka hanya berdiri di depan halaman rumah, sebab orang-orang banyak yang berlalu lalang lewat sana, jadi mereka tidak perlu lagi repot-repot pergi berkeliling, cocok sekali dengan Arjuna yang notabenenya mageran.

"Maapin gue ya, bro, kalau gue nggak punya salah, gue juga sadar kok kalo gue terlalu suci jadi manusia, harusnya gue dari dulu sadar kalau gue pangeran surga" siapa lagi kalau bukan Ashraf yang berucap dan setelahnya dia pergi begitu saja.

"Pengen banget gue timpuk sendal, Ji" gerutu Arjuna, sedangkan Jidan maupun Yusuf hanya tertawa saja.

"Maapin Abang Jihan ya, dia mah lebaran bukannya ngapus dosa malah nambah dosa" kata Jihan yang memang sedari tadi membuntuti Abangnya si Ashraf, ahh ada nggak sih tuker tambah Abang di dunia ini? Diganti sama risol juga nggak papa. Itulah kira-kira keluh kesah dan juga isi hati dari seorang Nadia Jihan.

Tak lama, sesosok Dani pun muncul di hadapan mereka tak lupa pula dengan banyaknya tingkah, "Bro, liat gue, lebaran baju baru, keren nggak?"

"Lo 'kan kristen, bro" balas Jidan seraya menepuk bahu mungil milik Dani.

"Lah ngapa? Lo lebaran gue juga lebaran, bro" katanya tersenyum gigi.

"Giliran gue puasa lo kagak puasa, bro?" Jidan memutar kedua bola matamya malas.

Lagi-lagi Dani tertawa saja, dia pun akhirnya pergi untuk menyebarkan amplop berisi uang kecil untuk dibagikan kepada para bocil, paling semangat dia kalau urusan bagi-bagi duit, tetapi harus ada syaratnya katanya kalau mau dikasih duit harus bilang kayak gini..

"Bang Dani ganteng, cakep, kece, keren, mantep banget dah pokoknya"

Iya dah, sekarepmu.

Setelah lelah berkeliling, pada akhirnya seperti kebiasaan di setiap tahunnya, rumah Abah Jae lah yang menjadi tempat berkumpul para anak muda sana, bahkan yang melihat pun seakan tak percaya kalau mereka tetangga, sebab mereka terlihat seperti keluarga besar.

"Hayu foto-foto dulu" ujar Irwan dengan suara yang menggelegar.

"Siapa yang motoin?" tanya Karina seraya merapikan bajunya, agar terlihat indah jika difoto, maklum perempuan.

"Ashraf, buru" teriak Ajun seakan punya dendam pribadi.

"Eits tidak bisa, percuma dong gue udah ganteng begini tapi nggak ikut poto"

"Yaudah sini Beben aja yang motoin" saat Beben hendak maju namun langkahnya terhenti dikala Yusuf berteriak, "Nggak! Apa-apaan lo, Ben, lo pulang setahun sekali juga"

"Ya, terus siapa? Sampe lebaran tahun depan juga nggak kelar-kelar kalau begini terus" rasa-rasanya Yuda sudah terlihat amat frustasi.

Emang mereka tuh paling suka apa-apanya dibikin ribet, kan bisa minta tolong Bunda kalau nggak Abah disana, hadeuh.

Tak lama mereka meneriakan nama Abah dengan serentak, "Abahhh"

"Abah Jae gantenggg, yuhuuu"

"Paling ganteng seduniaaa"

Tak lama pula Abah keluar seraya berucap, "Abah ganteng in here.."

"Abah tau cara mencetnya nggak?" seru Jaerom yang mengambil ancang-ancang untuk mengajari.

"Sorry ya gue juga kaum milenial" jawab Abah dengan pede.

"Wihhh.." dan mendapat sorakan antusias dari yang lainnya.

"Abah, ningning jangan keliatan gemuk ya"

"Abah, Jojo keliatan ganteng nggak?"

"Abah, di kamera kulit Yuda putih kan ya?"

"Abah, Marcell keliatan bogel nggak?"

"Sebentar Abah, Yujin mau ganti posisi"

"Abah, muka Wawan glowing nggak di kamera?"

Abah mengabaikan semua kicauan-kicauan anak ayam tersebut, bodoamatlah yang penting Abah foto, dan Abah tak henti-hentinya tertawa kecil sebab yang dia foto adalah wajah aib semua, lagian siapa suruh rempong.

"ABAHHHHH" berhasil mendapat rengekan dari mereka semua saat melihat hasil foto-foto itu.

Pada akhirnya Bunda yang motoin kita semua termasuk Abah, kata Abah kalau Abah jadi serasa masih muda, hadeuh, sesaat dia lupa kalau udah punya bujang tiga.

Setelahnya pesta opor ayam dan juga daging rendang sudah menjadi tradisi di hari lebaran, dengan bahagia mereka menyantap makanan itu yang mungkin bisa dihitung hanya satu tahun sekali.

Tidak semena-mena mereka menyerbu makanan dari rumah keluarga Jae, pasalnya mereka datang saling membawa makanan dari rumah yang nantinya dimakan bersama-sama disana, padahal Bunda sudah bilang kalau tidak usah membawa apa-apa, tetapi kata mereka, "Nggak papa Bunda, makin banyak kan makin asyik"

Sesaat Aldo melihat ada Mamang jualan es cendol yang tak sengaja lewat, Aldo pun menghampiri Mamang jualan es tersebut.

"Mang, nggak lebaran?"

"Keluarga di kampung semua, dek" kata Mamang es seraya tersenyum lebar.

"Makan opor dulu, Mang"

"Nggak usah, dek, Mamang mau lanjut jalan aja"

"Nggak papa" alhasil Aldo merangkul Mamang es cendol itu untuk duduk bersama mereka, mereka pula menyambut dengan hangat, dan tak lupa setelahnya Haru menraktir es cendol buat semuanya, Haru yang berhasil menghabiskan dagangan si Mamang.

Mereka tahu Mamang es itu memang tinggal seorang diri, mencari nafkah demi keluarganya di kampung, Mamang es cendol juga langganan mereka saat siang hari terasa begitu dahaga, pokoknya Mamang tukang bakso, Mamang es cendol, sama Mamang somay adalah Mamang ter-the best bagi mereka, ya karena gerobaknya sering lewat disaat mereka ingin jajan.
















Next Chapter..

Next Chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brother's Jae | TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang