7. Sedikit tentang kita

202 36 9
                                    

Hampir sebagian besar peran sudah kami perkenalkan di hari-hari kemarin, sebenarnya masih banyak sosok-sosok manusia baik yang mengelilingi kami--brothers' Jae, tetapi perlahan semua pasti akan nampak tanpa kami beritahukan satu persatu.

Adakah yang bertanya kami SMK di jurusan apa? Jika ada, kami akan memberitahukan bahwa kami bersekolah di sekolah menengah kejuruan jurusan pariwisata akomodasi perhotelan, singkatnya sih SMK Perhotelan.

Tidak ada alasan khusus kami memilih sekolah itu, sebab kami memutuskan sekolah di sana karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari rumah, aksesnya juga gampang dan banyak pula anak kampung sini yang lulusan dari sekolah sana, jadi sudah terbukti kualitasnya, dan kami pun tak masalah dengan jurusannya.

Tak heran pula jika kami memilih untuk masuk di sekolah yang sama, sebab dahulu prinsipnya: 'biar ada barengannya' dan pada akhirnya kebanyakan dari kami yang baru memasuki sekolah SMK pada tahun kemarin memilih untuk bersekolah bersama di sekolah tersebut.

Terkecuali Jaerom.

Ya, sudah pernah dibahas kalau Jaerom sekolah di sekolah khusus umat kristiani, dan dahulu Jaerom pernah merengek pada Mamanya untuk sekolah bareng dengan yang lain.

Seperti ini katanya saat itu, saat baru lulus dari bangku SMP...

"Ma, Jaerom mau sekolah di tempat Jidan, Yusuf sama Ajun.. Dani juga sekolah di sana, Marcell juga.. Yuda juga.. bahkan si Ashraf pun juga sekolah di sana"

"Plis, Maa.. biar Jaerom ada temennya"

Namun hasil merengek 7 jam 7 hari 7 malam 7 tanjakan 7 turunan pun nihil. Sebab, Jaerom bersekolah di mana sekolahnya adalah bangunan besar yang memfasilitasi kelas dari TK, SD, sampai SMA, dan sudah sejak dulu Jaerom yang hanya berjarak usia satu tahun dengan Jojo bersekolah di sana, Mama hanya pingin jika Jaerom terus menjaga JoJo dan Mama tidak ingin jika keduanya pisah sekolah, Mama terlalu khawatir, bukan terlalu suudzon akan hal-hal buruk. Namun, nyatanya dunia tak sesuci apa yang kita bayangkan, Mama hanya mau Jaerom dan Jojo bisa saling jaga.

"Tapi 'kan Ma, Jaerom cuma pisah satu tahun doang sama Jojo, 'kan Jojo bisa ikut juga untuk sekolah di sana nantinya.."

Ucapan Jaerom pada saat itu, Jaerom tidak berpikir panjang saat berucap demikian, saat itu Jaerom hanya ingin merasakan bisa bersekolah bersama dengan sahabat-sahabat rumah.

Sampai pada akhirnya Mama mengatakan..

"Memangnya Jaerom minat untuk masuk di jurusan itu? Jaerom lupa kalau Jaerom ingin masuk SMA IPA? Dan.. memangnya nanti Jojo mau kalau masuk di sekolah sana?"

"Jojo mau Ma, asalkan banyak temennya Jojo rela.."

Kedatangan Jojo secara tiba-tiba itu pun membuat perbincangan mereka pada ruang tengah terdengar kian merumit, Mama menghembuskan napas pelan menyuruh kedua anaknya untuk duduk di atas sofa, Mama hanya ingin perbincangan ini hangat namun jelas, Mama begitu kerasnya mencoba untuk membuat keduanya tidak larut akan sebuah ego dan juga amarah.

"Kalian ingat cita-cita kalian mau jadi apa?" Mama berucap pelan untuk memulai perbincangan dengan hati-hati, sungguh ini perlu, sebab kalau salah bicara saja Mama takut kalau itu akan menyinggung hati mereka, Mama tak ingin kedua anaknya terluka, maka Mama berusaha semampu yang Mama bisa.

"Mau jadi Dokter"

"Jadi Dokter"

Tanpa menunggu waktu lama kedua kakak beradik itu menyahut bergantian.

"Terus cita-cita itu masih pingin nggak buat Jae sama Jo perjuangin?"

Jaerom dan Jojo mengangguk bersamaan, mereka tidak berbohong, mereka ingin sekali menjadi Dokter, Papa mereka seorang Dokter hebat dan mereka sedari kecil selalu kagum dengan Papa yang selalu berbuat baik untuk menyembuhkan atau bahkan menyelamatkan nyawa orang lain, Jaerom dan juga Jojo ingin seperti Papa. Sebab, Papa tidak hanya menyembuhkan berbagai luka atau penyakit orang lain saja, Papa selalu menjadi orang garda terdepan untuk menjaga keluarganya tetap sehat dan merawat di kala sakit. Jaerom dan Jojo juga mau seperti itu di kala nanti sudah memiliki keluarga sendiri.

Brother's Jae | TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang