4. Rambut baru Arjuna

261 38 4
                                    

Di antara ambang pintu sana, Bunda meledakan tawa nyaring, bahkan sampai-sampai air mata itu turun di setiap sudut mata Bunda.

"Kenapa kamu botak, Jun?" ucap Bunda di sela-sela tawanya.

Dan di sana, Yusuf dan juga Jidan pun ikut tertawa sampai-sampai tidak bersuara tepat di dalam kamarnya, hanya tidak habis pikir saja kalau Arjuna barusan rela mencukur habis seluruh rambutnya, masih ada sisa sih sedikit, tetapi paling hanya berkisar 1cm saja.

Arjuna saat itu juga langsung memeluk tubuh Bunda untuk sedikit mengadu, "Habisnya Pak Samsul tadi di sekolah gunting rambut depan Ajun sampai habis, Ajun sampai bingung tadi di pangkas rambut mau dicukur model apa"

"Terus kata Mas Brouw, mending dibotak aja biar nanti tumbuhnya barengan" sambung Ajun lagi melepas pelukan, setelahnya Arjuna menyengir lebar sebab pantulan dirinya di cermin sana membuat dirinya merasa geli.

"Ya sudah, nggak apa-apa, lagipula rambut Arjuna cepat tumbuh ini, palingan seminggu juga udah tumbuh panjang lagi.."

Bunda mengelus kepala Arjuna dengan lembut, tentunya sambil tertawa kecil, sebab Bunda masih tidak bisa percaya bahwa Bunda akan melihat pemandangan langka seperti ini.

"Bunda jangan tertawa.. Ajun jadi malu dan nggak percaya diri"

Mendengar hal itu, Bunda langsung menghentikan tawanya, tetapi Bunda masih saja tersenyum dengan lebar, "Dahulu saat kecil kamu bahkan tidak pernah gundul, Jun, Bunda hanya sedikit terkejut saja, maafkan Bunda ya"

Pada akhirnya Bunda berjalan ke arah dapur, kembali memasak sebab tadi pagi tidak sempat untuk memasak karena tadi waktu pagi Bunda habiskan untuk beres-beres rumah yang terbilang cukup berantakan. Tetapi, di dapur sana Bunda masih saja meledakan tawa, Bunda sudah mencoba menahannya, tapi sungguh itu sulit.

Tok!

Tok!

Tok!

Arjuna baru saja hendak memasuki kamarnya menyusul Jidan dan juga Yusuf, namun saat itu langkahnya langsung kembali berbalik di kala ada suara orang yang minta dibukakan pintu.

"Bunda, ini Jaerom sama Jojo, mau nganterin bolu kukus buatan Mama, suruh cobain katanya.."

Jaerom berteriak dari arah luar pintu, dan di sana Arjuna langsung saja membukakan pintu dengan raut wajah datar.

"Berisik, nggak usah teriak-teriak" katanya sambil menyambut Jaerom dan juga Jojo yang baru saja hadir.

Jaerom dan juga Jojo sempat terdiam mematung sampai akhirnya kedua kakak beradik itu saling meledakan tawa.

"Ada penampakan tuyul bongsor, hahaha" kata Jojo disela-sela tawanya, dan Arjuna langsung saja kembali masuk ke kamarnya, Ajun sudah tahu kalau bakal jadi seperti ini.

"Jangan tertawakan anak Bunda, Arjuna sangat tampan, bukan?" ucap Bunda seraya mengambil piring berisikan bolu kukus yang diberikan oleh Mama Jaerom dan juga Jojo.

"Tapi lebih tampan saya Bunda" kata Jaerom usil, Bunda hanya tersenyum saja mendengar hal itu.

"Bilang Mama terimakasih ya, Jae. Oh iya, Bunda juga sedang membuat bubur kacang hijau, nanti sebelum pulang ke dapur dulu ya ambil buburnya" kata Bunda lagi sebelumnya akhirnya kembali ke dapur.

"Siap, Bunda.." seru Jaerom dan juga Jojo, kemudian setelahnya mereka memasuki kamar Jidan, Yusuf, dan juga Ajun saat itu juga.

Jaerom dan Jojo sudah biasa main ke rumah Brother Jae, tak jarang setiap pulang sekolah mereka selalu mampir ke rumah Jidan, Yusuf, dan juga Arjuna.

Brother's Jae | TREASURE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang