Part 07

33.6K 2.3K 241
                                    

Haechan mendorong tubuh Yuta menjauh darinya, matanya bergerak gelisah kesana kemari. Dan tanpa kata Haechan akan segera beranjak dari hadapan Yuta sebelum tangannya ditahan oleh Yuta.

"Haechan kau mau kemana?" Tanya Yuta.

"Lepaskan aku" ujar Haechan sembari mencoba melepaskan tangannya yang di genggam erat oleh Yuta, "Lepaskan Hyung" jerit Haechan hingga mereka menjadi pusat perhatian para pengunjung taman.

"Oke hyung lepas, tapi tenang Haechan ada apa denganmu?" Ucap Yuta khawtir.

Haechan mencoba untuk bersikap tenang, namun ia tetap menjaga jarak dari Yuta. Ia takut Yuta akan tiba-tiba menciumnya lagi seperti tadi.

"Aku tidak akan pulang ke dorm, hyung pulang saja sendiri" ucap Haechan.

"Jika tidak kembali ke dorm, lalu kau akan kemana?" Tanya Yuta khawatir.

"Kemana pun kemana pun yang tidak ada kalian" sahut Haechan dengan nada terburu-buru.

Yuta mengamati Haechan, "Haechan apa kau marah? Kau marah karena hyung menciummu atau karena hyung mengatakan jika hyung suka padamu" tuntut Yuta meminta kepastian.

Haechan mendecih, "jangan berbicara mengenai perasaan semudah itu. Hyung kau lupa dulu kau sama sekali tidak menyukai atensi kehadiranku dan ini tidak sampai sebulan dari pertengkaran kita dan kau mengatakan jika kau suka padaku" ucap Haechan "hyung kau pasti hanya merasa bersalah padaku, hyungdeul yang lain pasti juga begitu kalian hanya salah mengartikan perasaan kalian padaku. Kalian terbiasa aku bersikap onar dan mengganggu kalian, lalu tiba-tiba aku berubah untuk acuh pada kalian. Jadinya kalian pasti akan merasa kehilangan" tambah Haechan.

Yuta memandang Haechan tidak percaya ketika anak itu mengambil penilaian seenaknya. "Tahu apa kau tentang perasaan ku" ujar Yuta dingin.

"Aku tidak tahu apapun hyung, aku tidak tahu karena itu jangan mengambil kesimpulan secepat dan segegabah itu kau tidak akan tahu bagaimana rasanya menggantungkan seluruh perasaanmu lalu diluluh lantakkan begitu saja" jelas Haechan sebelum benar-benar pergi dari hadapan Yuta.

Yuta memandang Haechan dengan frustasi, untuk melampiaskan kekesalannya ia tendang batu yang ada di dekat kakinya. "Kenapa jadi begini" ujar Yuta sembari mengacak rambutnya.

Haechan tengah duduk di dalam taksi sembari memikirkan sesuatu, bayangan dari masa lalunya berlari dipikirannya. Ia tutup matanya mencoba mengenyahkan suara-suara yang kini terdengar ditelingannya.

"Jangan pergi, jika kau pergi lalu bagaimana dengan kami"

"Tolong pikirkan lagi keputusan mu, aku dan putra kita tidak akan bisa bertahan tanpamu"

"Bisakah kau tidak pergi, kau boleh menikahi wanita itu asal jangan menceraikan ku, kumohon"

Air mata Haechan luruh begitu saja, ia teringat saat dengan tidak tahu malunya ibu kandungnya bersimpuh di kaki ayahnya agar tidak pergi meninggalkan mereka. Saat itu umur Haechan baru tujuh tahun, namun kenangan menyakitkan itu telah menjadi duka seumur hidupnya yang tidak bisa dilupakan olehnya.

Ayah dan ibunya menikah dengan dasar atas nama cinta, keluarga ibunya yang sejak awal tidak setuju dengan hubungan keduanya membuat sang ibu memutuskan untuk kawin lari bersama ayahnya, meski tanpa restu keluarganya hanya karena keyakinan ibunya tentang cinta untuk suaminya ia tinggalkan cinta keluarganya.

Semua memang baik-baik saja awalnya, namun setelah tujuh tahu pernikahan mereka. Ayahnya ketahuan berselingkuh dengan wanita kaya dan terhormat. Demi kepentingan dan keuntungan pribadi dirinya sendiri akhirnya ayahnya meninggalkan Haechan dan ibunya begitu saja hidup sengsara dalam kemiskinan.

Is About Haechan Story (AllxHaechan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang