Is About Haechan Story (AllxHaechan)

Part 12

Haechan tengah duduk seorang diri di dalam kamarnya yang gelap gulita, bahkan ia tidak repot-repot untuk menyalakan lampu kamarnya. Sejak pulang diantar Ten, tidak bukan tapi sejak pengakuan Ten padanya membuat Haechan menjadi berpikir keras. Jika orang seperti Ten yang jarang memberinya perhatian saja menyukainya atau orang seperti Yuta yang jarang bersikap manis padanya juga menyukainya lalu bagaimana dengan mereka yang terbiasa dekat dengannya.

Bukan, bukan Haechan terlalu percaya diri, namun sikap mereka padanya membuat Haechan akhirnya berpikir ulang. Ia tiba-tiba mengingat lagi bagaimana dulu ketika para member bersamanya.

"Yang suka padamu bukan hanya Jaehyun hyung, kami pun begitu" ucapan Jungwoo terngiang ditelinga Haechan tiba-tiba

"Selain Yuta hyung, Jaehyun hyung, Mark hyung dan Doyoung hyung apa Taeil Hyung, Taeyong Hyung, Jungwoo hyung dan Bahkan Johnny hyung pun suka padaku" bisik Haechan sembari menatap kasur Johnny dengan lekat, seolah-olah jika Johnny ada disana.

Pikiran Haechan sekarang tiba-tiba mengarah pada member Dream, "Renjun, Jeno dan Jaemin serta Jisung apa mungkin juga suka padaku" bisik Haechan pelan.

Plak

Segera Haechan pukul kepalanya dengan keras ,"aku ini mikir apa" ujarnya panik. "Mereka tidak mungkin suka denganku kan" pikir Haechan. Tiba-tiba bayangan dimana Jaemin memberinya surat saat berulang tahun di usia yang ke 19 teringat begitu saja.

Dalam surat Jaemin saat itu ia menulis jika Jaemin akan lebih memikirkan dirinya lebih dari para fans, "aniya, dia pasti hanya bercanda saat itu" bisik Haechan yang entah kenapa dia sendiri pun tidak yakin.

Lalu saat fans bertanya ia akan menikah dengan siapa, masih Haechan ingat dengan jelas jika Renjun bertanya padanya siapa yang akan dipilihnya, ,'Renjun atau Jeno' "itu juga pasti mereka sedang bercanda" tambah Haechan lagi.

"Lalu Jisung, "maknae itu tidak mungkin suka denganku" ujar Haechan, "tidak tidak aku ini memikirkan apasih" ujar Haechan sembari memukuli kepalanya lagi. Namun meski begitu pikirannya terus tiba-tiba mengingat perlakuan para member dimasa lalu.

Haechan menutup matanya, ketika tiba-tiba rasa pusing di kepalanya semakin jadi, "kenapa semua malah jadi begini" bisiknya lirih, "Jaehyun hyung, Yuta hyung, Chenle, Mark hyung, Doyoung hyung, dan bahkan Ten hyung. Sebenarnya apa ini semua" tambahnya.

Haechan mengambil handphone miliknya berniat menghubungi Hyunjin, namun notifikasi dari tiket pesawat yang dipesannya membuat ia sadar jika besok adalah tanggal lima juni, sehari sebelum ulang tahunnya. "Kurasa aku harus menenangkan diri lebih dahulu" bisik Haechan mengambil keputusan.

Bagaimana pun dia bahkan belum yakin dengan perasaannya sendiri, ia menyayangi seluruh member sama rata. Jadi jika kemarin ia bahkan tidak menolak segala sentuhan intim hingga hampir saja ia melewati batas bersama dengan Doyoung itu juga bukan cinta yang ia rasakan, namun lebih pada ....

Entah Haechan sendiri juga tidak paham kenapa ia tidak menolak semua itu. Haechan beranjak dari ranjangnya lalu mengambil kopernya yang ia taruh di samping lemari, ia taruh dan buka koper miliknya lalu mulai mengisi dengan barang-barang yang akan ia butuhkan ketika berpergian. Tidak butuh waktu lama untuk mengemas barang-barang miliknya, ia tatap segala barang keperluannya lalu berjalan keluar dari kamarnya. Ia sempat menatap kamar Jaehyun di seberangnya atau kamar Mark di sebelahnya sebelum akhirnya ia beranjak pergi dari sana.

Haechan keluar secara perlahan-lahan ia tatap lebih lama setiap ruangan yang selalu ia tempati untuk menghabiskan waktu bersama dengan para member. "Aku pasti akan merindukan semua ini" bisik Haechan lirih. Sampai akhirnya Haechan sampai di depan pintu keluar, ia balikan badannya untuk melihat yang terakhir kalinya. "Mianhe hyungdeul aku pergi tanpa pamit" bisik Haechan terakhir kali sebelum keluar dari pintu.