Chapter 14

43 4 4
                                    

Matahari pagi mulai bersinar dan masuk kedalam kamar yang langsung membangunkan salah satu penghuni kamar tersebut.

"Sudah pagi ternyata" kata Ren yang terbangun setelah cahaya matahari menyinari wajahnya.

"Dimana ini?" tanya Ren pada dirinya sendiri melihat tempat yang sangat asing baginnya.

"Apa yang sudah terjadi?" tanya Ren sambil memegang kepalanya yang masih agak pusing efek mabuk kemarin.

Ren menoleh dan ia langsung membulatkan matanya terkejut melihat gadis cantik yang sedang terlelap dalam pelukannya.

"Ju-jurina!" Kata Ren melihat siapa gadis tersebut.

"A-apa yang sudah terjadi?" tanya Ren ia benar-benar lupa apa yang terjadi, seingatnya setelah konser kemarin ia kembali minum sake dan setelah itu ia seolah kehilangan kesadarannya.

"Rena-chan kamu sudah bangun" kata Jurina yang baru bangun sambil mengucek matanya.

"Jurina kenapa aku disini?" tanya Ren.

"Kemarin kamu sedang mabuk berat jadi aku membawamu kesini" jawab Jurina.

"Ta-tapi aku tak melakukan sesuatu padamu kan?" tanya Ren, ia khawatir jika ia melakukan sesuatu yang buruk pada Jurina saat ia mabuk, selain itu Jurina juga bisa tau kalau sebenarnya ia adalah seorang pria.

"Tenang saja Rena-chan, kamu langsung tidur kemarin dan aku juga begitu" jawab Jurina meski begitu Ren masih khawatir karena ia bangun dalam keadaan berpelukan.

"Benarkan?" tanya Ren memastikan sementara Jurina hanya menggangguk sebagai jawaban iya.

"Kalau begitu apa aku bisa kekamar mandi dulu?" tanya Ren dan Jurina langsung menunjukan tempat kamar mandi.

Melihat Ren yang sudah pergi Jurina hanya menyentuh bibirnnya yang masih terasa hangat meski ciuman tersebut sudah lama berlalu, ia tak mengatakan pada Ren bahwa ia menyiumnya, karena Jurina tau saat itu Ren sedang mabuk jadi ia tak sadar melakukannya jadi Jurina memilih tak bercerita apapun.

.
.
.
.
.
.
.
.

'Apa yang sebenarnya sudah terjadi kemarin' batin Ren mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi sebelumnya.

Kemarin ia sangat mabuk berat dan ia khawatir kalau ia melakukan atau mengatakan sesuatu yang membuat identitasnya terbongkar.

'Selain itu kenapa aku bisa bangun sambil memeluk Jurina' batin Ren sambil memandang kedua tangannya yang sudah memeluk Jurina semalaman.

'Aku akan benar-benar dibunuh jika tau kalau aku pria' batin Ren.

'Sudahlah jangan terlalu dipikirkan, lagipula Jurina mengatakan kalau aku tak melakulan apapun, lebih baik aku segera mandi' batin Ren sambil melepas wig dan pakaiannya.

"Rena-chan ini pakaian gantimu" kata Jurina yang tiba-tiba saja nyelonong masuk.

Ren yang melihat itu langsung panik dan spontan melempar bajunya kearah Jurina untuk menghalangi pandnahannya.

"Ada apa Rena-chan?" tanya Jurina sambil menyingkirkan baju yang menutupi wajahnya tapi untung Ren sudah berpindah posisi dibelakang Jurina.

"Kena-" tanya Jurina sambil menoleh kebelakang tapi Ren langsung menahan kepala Jurina agar tetap menghadap kedepan.

"Ja-jangan menoleh kebelakang" jawab Ren.

"Kenapa?"

"Aku sedang tak berpakaian" jawab Ren.

"Apa masalahnya? Kita kan sama-sama perempuan"

"Tetap saja aku malu" jawab Ren masih menahan kepala Jurina agar tak menoleh kebelakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKB49Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang