chapter 6

15.8K 1.6K 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Tok! Tok! Tok!

Ketukan pintu itu membuyarkan lamunan gadis cantik yang tengah memandang suasana kota dari balik jendela kamarnya.

dengan malas Irene menoleh ke asal sumber suara. Menganggu saja, pikirnya.

"Masuk" perintah Irene mempersilahkan sosok yang tadi mengetuk pintu kamarnya.

Kini terlihat seorang gadis lengkap dengan seragam pelayan membungkukkan sedikit tubuhnya sebagai bentuk hormat.

"Yang mulia, tuan Albern datang berkunjung. Beliau berkata ingin bertemu dengan anda untuk membahas sesuatu yang penting" jelas Pelayan yang tak Irene ketahui siapa namanya.

Irene berdecak malas sebelum berkata,

"Katakan padanya, tunggu aku di ruang santai" perintah Irene dan di hadiahi anggukan patuh sih pelayan.

"Kalau begitu saya pamit undur diri, yang mulia" pamit gadis pelayan itu yang hanya di balas oleh lirikan datar Irene.

"Apa yang ingin di bicarakan bajingan itu? Di pikir-pikir aku memang belum sempat berjumpa denganya setelah kembali" gumam Irene datar.

-REPEAT-

Tak! Tak! Tak!

Suara ketukan high heels Irene menggema ke sepenjuru ruangan. Gadis itu terlihat amat cantik dengan balutan gaun hitamnya.

Kedatangan Irene sontak mengalihkan perhatian, Dengan cepat mereka yang berada di dalam ruangan itu membungkuk hormat.

"Shit! Kenapa ia semakin cantik?" Batin Albern yang sedari tadi mengamati gerak-gerik Irene di hadapannya.

"CK, menganggu saja" batin Angelina berdecak sebal, Namun tidak dengan ekspresinya yang kini tersenyum ramah nan lembut.

"Kalian semua keluar, kecuali dia" perintah Irene sembari menunjuk Albern dengan dagunya.

Melihat itu, semuanya merasa kaget, Irene terlihat berbeda dari biasanya. Mereka tahu Irene menerima Albern sebagai kekasihnya berkat kerja keras pria itu yang mengejar-ngejar nya selama bertahun-tahun.

Jadi mereka dapat menyimpulkan ratu mereka tak begitu menyukai kekasihnya, meski begitu Irene masih berusaha agar tak bersikap dingin pada Albern. Tetapi hari ini, tampaknya gadis itu tak ingin lagi menahan diri, Pikir mereka.

Dapat di lihat kini Irene menatap pria tampan yang menjabat sebagai tunanganya dengan malas, Seakan muak dan tak minat.

Tak ingin membuat marah ratu mereka, dengan segera para pengawal dan pelayan yang berada di ruangan itu undur diri, Menyisahkan ketiga Vampir rupawan tersebut.

REPEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang