chapter 21

6.8K 829 6
                                    

~Happy Reading















Sebisa mungkin Irene berusaha menahan ekspresi binar di wajah rupawannya. Namun, gagal. Ia tak sanggup melakukanya.

Ini adalah kali pertama Irene melihat laut secara langsung, biasanya ia hanya dapat membayangkan kumpulan air besar itu dalam imajinasi berkat buku yang di bacanya. Tapi apa ini? Sekarang ia dapat melihatnya secara langsung.

Bukan hanya karena laut itu saja, tetapi juga karena tanah yang kini di pijak nya terdapat bunga-bunga indah berwarna ungu------salah satu warna favoritnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukan hanya karena laut itu saja, tetapi juga karena tanah yang kini di pijak nya terdapat bunga-bunga indah berwarna ungu------salah satu warna favoritnya. Irene tak mengetahui nama bunga itu, hanya saja menurutnya pemandangan yang ada di hadapanya ini sangat indah.

Nyatanya, Jerome tidak hanya membawa Irene ke laut itu saja, tetapi juga ke tempat-tempat indah lainnya. Seperti danau, air terjun, taman bunga dan lain sebagainya. Hingga tak terasa hari mulai petang dan mereka harus segera pulang.

Jerome tak menyangka Irene akan seantusias ini meski hanya di ajaknya menikmati pemandangan di sekitar desa tempat kelahirannya.

"Akh!" Tiba-tiba saja dada Jerome terasa nyeri, membuat pria itu reflek menekan dadanya.

Untung saja rasa sakitnya hanya datang sesaat, sudah dapat di pastikan itu karena ulah Albern yang dulu sempat menginjak dadanya kuat hingga terkadang timbul perasaan sesak dan nyari seperti beberapa detik lalu.

Berusaha tidak perduli, Jerome akhirnya berlari menyusul Irene yang telah berjalan jauh di ujung sana.

-REPEAT-

"Ku mohon, jangan halangi aku Juju. Aku harus segera pulang karena ini sangat penting!" Desak Ryder tak sabaran.

Beberapa saat yang lalu Ryder telah meminta izin Juju untuk membiarkan nya pulang ke rumah utamanya. Pria itu berkata tak akan lama, ia hanya butuh beberapa jam saja, namun Juju tak kunjung memberi izin untuk pria itu pergi.

"Katakan, hal penting apa itu?"

Kembali Juju menanyakan hal yang sudah pasti membuat Ryder bungkam. Pria itu bingung bagaimana cara menjelaskannya pada kucing keras kepala seperti Juju. Ryder mengacak rambutnya frustrasi sebelum berkata,

"Tak ada waktu lagi untuk menjelaskannya. Jika kau sangat ingin tahu apa asalan ku selama ini rela bekerja menjadi pelayanmu, mari ikut aku pulang" ajar Ryder yang tentunya membuat Juju menyipitkan matanya penuh kecurigaan.

"Baiklah, aku ikut denganmu" jawab Juju setelah cukup lama mempertimbangkan.

Mendengar persetujuan Juju, tanpa basa-basi lagi Ryder meraih tubuh gempal itu ke dalam gendongannya kemudian menggunakan kekuatannya untuk melesat cepat.

REPEAT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang