Special Chapter | Conuu Eyyiik

163 18 42
                                    

Sunwoo kecil yang tadi sedang asik bermain bersama Heejin kini mendongak menatap Eric yang berdiri sambil memegang tangan ibunya.

Anak itu bangkit dari duduknya diikuti oleh Heejin yang juga ikut bangun. Sunwoo mengerjap lalu memandang Eric dari atas ke bawah.

Eric yang merasa tidak suka dipandang begitu langsung mendorong Sunwoo yang langsung limbung dan dengan cepat berpegangan pada tangan Eric yang mendorongnya. Anak itu kemudian berhasil kembali berdiri tegak setelah sebelumnya hampir jatuh.

Eunseo yang melihat itu langsung menarik tangan Eric yang ingin kembali mendorong Sunwoo. "Eh. Eric gak boleh gitu. Sunwoo kan temen gak boleh di dorong-dorong gitu," tegur wanita itu pada anaknya.

Miyeon yang baru saja datang habis menutup pintu langsung meringis melihat Eric yang berusaha maju dan Sunwoo yang melangkah mundur dengan kaki mungil mereka. Yaampun baru juga dateng udah mau berantem aja.

Eunseo akhirnya berjongkok menatap anaknya yang sudah mengerutkan dahi karena kesal. "Eric," panggil wanita itu dengan tegas.

Anak itu menoleh menatap ibunya sambil masih mengernyit. Eunseo segera menekan-nekan dahi anaknya agar anak itu tidak mengerutkan dahinya lagi. "Eric gak boleh gitu sama Sunwoo. Kan temenan. Kalo temenan gak boleh saling menyakiti. Ya?"

Eric kecil mengatupkan mulutnya membuat pipinya jadi sedikit lebih padat kemudian kembali mengernyit. "Eung." Pria kecil itu mengangguk setuju lalu menatap Sunwoo yang sudah menjauh sambil memegang tangan Heejin.

Eunseo menghembuskan napas lelah. "Yaudah sekarang Eric minta maaf sama Sunwoo," suruh wanita itu pada anaknya.

Eric kecil menoleh dengan cepat pada ibunya sambil kembali mengerutkan dahinya kesal. "Ndak mau," tolak anak itu.

Mendengar itu Eunseo jadi ikut mengerutkan dahinya. "Eric kan tadi udah dorong Sunwoo jadi harus minta maaf sama Sunwoo," ujar wanita itu pada anak laki-lakinya.

Eric kecil menggeleng dengan cepat sambil berteriak, "Ndak mauuu!" Anak itu mulai menghentak-hentakan kakinya dengan sebal.

Sunwoo dan Heejin yang sudah berdiri di zona aman mereka, mengerjap menatap Eric yang kembali memulai tingkahnya.

Eunseo meringis lalu menghembuskan napas pasrah. "Iyaudah. Iya. Gak usah minta maaf. Gak usah. Tapi jangan diulang lagi ya. Mainnya barengan ya gak boleh berantem," ujar wanita itu dengan cepat.

Eric berhenti lalu menatap ibunya kemudian mengangguk setuju. Anak itu segera melepaskan pegangannya pada tangan Eunseo dan berjalan menuju tempat di mana Sunwoo dan Heejin berada.

Eunseo bangkit lalu menggelengkan kepalanya sambil menatap anak laki-lakinya itu. Miyeon tertawa kecil menghampiri sambil membawa minum yang tadi ia ambil dari kulkas lalu menaruhnya di meja.

"Anak laki-laki beda ya ternyata," ujar wanita itu kemudian duduk di sofa sambil mengawasi anak-anak itu bermain.

Eunseo langsung ikut duduk sambil menghela napas lelah. "Wah. Eonnie. Kau beruntung Heejin tetanggaan dengan Sunwoo. Anak itu diam dan nurut. Kalau Eric— Astaga. Mau pecah kepala ku nih. Lari-lari sana sini. Teriak-teriak terus. Yaampun. Padahal ayahnya pendiem, turun dari siapa coba kelakuan begitu heuh," tutur wanita itu kemudian menggeleng dengan heran.

Miyeon tertawa kecil mendengar curhatan dari Eunseo. "Minum dulu," ujarnya mempersilahkan Eunseo untuk minum.

"Oh. Terimakasih, Eonnie." Wanita itu segera mengambil minuman yang disuguhkan tuan rumah dan meneguk beberapa tegukan. Ia kemudian bernapas dengan lega.

"Ngomong-ngomong Doyeon ke mana?"

Miyeon menoleh pada wanita itu. "Ah tadi pagi dia merasa tidak enak badan dan muntah-muntah terus. Jadi dia nitipin Sunwoo ke sini. Katanya nanti dijemput kalau ayahnya udah pulang kerja," ujarnya menjelaskan kemudian melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 siang.

RESTART 2 [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang