Chapter 11 | Peace

125 15 55
                                    

3 Hari Kemudian.

Sunwoo menatap wanita yang dulu menjadi manajer bundanya dan juga membuatnya melalui siksaan hidup yang menyakitkan.

Hari ini adalah hari pembacaan naskah untuk drama pertamanya. Jadi dirinya harus kembali berhadapan dengan wanita bernama Park Juhyun itu.

Ryujin yang melihat ketegangan di wajah Sunwoo langsung berusaha menenangkannya.

Gadis itu meraih tangan Sunwoo yang mengepal berusaha menahan serangan ingatan traumatis yang ia rasakan membuat pemuda itu tersadar dan menoleh ke arahnya.

"Oppa. Kau tidak apa-apa?"tanyanya pada Sunwoo. Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya menatap Juhyun yang tadi menyapa Sunwoo.

Sunwoo mengerjap sambil berusaha bernapas normal. Serangan ingatan menyakitkan itu membuatnya jadi susah napas.

Pemuda itu menggenggam tangan Ryujin berusaha berpegang pada kenyataan dan menepis semua ingatan itu.

Gadis itu menatap pegangan tangan Sunwoo pada tangannya. Ia merasakan perasaan yang aneh di perutnya.

"Sunwoo. Kau tidak apa-apa?"Tanya Juhyun melangkah mendekat pada Sunwoo yang terlihat pucat.

Sunwoo langsung mundur menghindar. Ryujin juga ikut mundur karena tangannya masih dalam genggaman pemuda itu.

Juhyun berhenti karena merasa aneh dengan sikap Sunwoo.

Sunwoo menelan ludahnya sendiri.

"Maaf, aku perlu keluar sebentar mencari udara segar."

Sunwoo melepaskan genggaman tangannya pada Ryujin lalu berjalan keluar dari gedung dengan tergesa.

Ryujin menatap kepergian Sunwoo kemudian beralih pada tangannya yang tadi dipegang pemuda itu.

Kenapa aku merasakan sesuatu? Padahal dulu pun ia sering menggenggam tangan ku. Tapi semenjak ia amnesia, dia terasa berbeda, semua tindakannya terasa tulus. Apa aku mulai menyukainya?

Sunwoo berpegang pada kursi taman masih berusaha mengatur napasnya yang menggebu karena ingatan-ingatan itu masih menyerbu pikirannya.

Ia kemudian duduk di kursi itu berusaha menenangkan dirinya yang diserbu serangan panik.

Matanya menatap sekitar masih sembari mengatur napasnya. Kemudian matanya terpaku pada satu titik.

Heejin melongok mencari keberadaan Seungkwan sambil membawa sebuah tentengan.

Tadi gadis itu dimintai tolong oleh Doyeon, yang menerima laporan dari Sangyeon kalau anaknya belakangan ini sering terlihat gugup, untuk mengantarkan sebuah benda yang selalu dipakai Sunwoo.

Benda yang dapat mengatasi demam panggung yang dialami Sunwoo saat pemuda itu pertama melakukan debutnya.

Gadis itu jadi kena sasaran karena pengantar barang yang sesungguhnya sudah tertidur dan tak menjawab telepon bundanya.

Awalnya Heejin menolak halus karena merasa malu harus pergi ke tempat di mana para artis terkenal berada tapi Doyeon memohon, wanita itu berkata kalau hanya benda inilah yang dapat mengatasi kegugupan Sunwoo.

Jadi di sinilah ia berada.

Sunwoo yang mendapati keberadaan Heejin langsung menghampiri gadis itu dan memeluknya.

Ia meneteskan air mata dan menghembuskan napasnya merasa lega.

Heejin yang dipeluk tiba-tiba hanya bisa berdiri kaku karena kaget.

Kemudian ia tersadar dan berusaha mendorong tubuh Sunwoo menjauh tapi pemuda itu mengeratkan pelukannya dan berkata.

"Tolong. Biarkan gue begini sebentar aja," lirih pemuda itu.

RESTART 2 [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang