addicted & obsessed [✓]

Bab 10

Saat terluka, kita semua berharap membaik. Setelah menjalani proses penyembuhan, kita semua berharap pulih. Tetapi, dunia tidak ada yang tau, kalau nasib yang dulu bisa menjadi trauma yang hebat untuk kita yang telah mengalami.

---

Sekitar 7 tahun lalu. 

"Dia yang memukulku!!"

Bukh!!

"Jauh-jauh dasar orang miskin!!"

Sunghoon meringis kesakitan, dia menyentuh lengannya yang terkena aspal saat di dorong lumayan keras. Itu perih, pasti akan ada luka.

Anak-anak seumurannya yang tadi mendorongnya itu menjauh meninggalkan Sunghoon sendirian. Laki-laki itu terduduk, melihat lengannya yang benar-benar terluka.

Sunghoon tidak melakukannya, dia tidak memukul anak perempuan itu, dia bukan penindas, dia tidak menindas teman-teman sekolahnya. Tetapi sebenarnya merekalah yang menindas Sunghoon, mereka kadang menuduhnya dengan mencuri uang bekal mereka, atau mencuri peralatan sekolahnya. Kadang juga menuduh telah membuat semacam kelompok penindas di sekolah.

Itu semua tidak benar.

Tetapi para penindas itu selalu di percaya oleh para guru, sedangkan ucapan Sunghoon tidak pernah ada yang percaya.

Prang!!!

Sunghoon yang duduk di kursi itu tersentak karena terkejut.

"Kamu terus saja bikin masalah!! kamu nggak tau ya mama selalu dapat panggilan dari sekolahmu karena ulah-ulahmu itu?!" bentak sang ibu pada putranya.

Bahkan ibunya tidak mempercayainya. Mata Sunghoon mulai berair.

"Nggak usah menangis!! dasar cengeng!!" 

Brak!!!

Nyonya Jeon menendang kursi yang kosong sampai terjatuh ke lantai, "Jeon Hanju!! lihat anakmu buat masalah terus!!" marahnya pada sang suami yang sedang bekerja di ruang tengah.

Sunghoon yang sudah menumpahkan air mata karena takut itu berharap ayahnya akan membelanya, tetapi realitanya selalu tidak menyetujui. Tuan Jeon hanya melirik Sunghoon saja, dan kembali menatap laptopnya.

Tangan Sunghoon gemetar di bawah meja makan, kakinya juga gemetar. Dia lemas sekali, hatinya sakit. Dan dia hanya bisa menangis di meja makan itu tanpa di pedulikan orang tuanya.