Chaesa dilarikan ke rumah sakit setelah dijumpai pingsan di klub malam. Dibawa ke ruang gawat darurat dokter yang bertugas berusaha menyelamatkanya tatkala detakan jantungnya semakin melemah.
"100 jules" teriak dokter itu, menggunakan alat pacu jantung. Dokter itu menekap dada Chaesa. Masih sama, detak jantungnya semakin menurun.
Ash yang baru saja sampai ke rumah sakit bergegas ke ruang gawat darurat, tempat dimana Chaesa dirawat.
Duduk di atas kursi, menunggu dengan sabar kedua tanganya dirapatkan.
"Selamatkan dia tuhan, kumohon" doanya lirih berharap semuanya akan baik-baik saja.
Di dalam ruangan saat ini, dokter masih lagi berusaha menyelamatkan Chaesa.
"200 jules" menaikkan lagi tingkat alat tersebut, sekali menekapkan alat itu pada dada chaesa, dalam beberapa saat detakan jantung Chaesa kembali normal.
Memejam matanya sebentar, sembari tubuhnya bersandar pada dinding. Matanya kembali terbuka saat ada satu suara memanggilnya.
"Maaf pak, apakah ada keluarga nona Chaesa?" tanya dokter yang baru saja selesai menanggani Chaesa.
"Ya dok, saya suaminya. Bagaimana dsngan keadaan istri saya?" berdiri dari duduknya, Ash menatap dokter di depanya menginginkan jawaban.
"Istri anda mengalami masalah pencernaan, karna pengambilam minuman keras yang melebihi batas had kemampuanya." jelas dokter tersebut.
"Apakah separah itu dok?" tanya Ash khawatir.
"Tidak, masih bisa dikawal lagi. Cuma pasien perlukan istirahat yang cukup" ucap dokter, lalu ia belalu pergi dari Ash.
Chaesa dipindahkan ke ruangan vip atas permintaan Ash. Terbaring lemah di atas kasur, Chaesa masih lagi tidak sadarkan diri efek dari obat yang dokter masukkan ke dalam tubuhnya saat dirawat tadi.
Duduk di atas kursi di samping Chaesa, Ash mengengam tangan istrinya erat.
"Sadarlah, kenapa kau harus terbaring lemah seperti ini. Aku tidak suka melihatnya" gumam Ash pelan sembari mengelus tangan Chaesa dengan ibu jarinya.
Terasa ada sentuhan lembut pada tanganya, Chaesa mulai tersadar membuka matanya lemah, melihat Ash di depanya merasa bagaikan mimpi.
Tatapan mereka bertemu, keheningan menemani. Perlahan Chaesa mengangkat tanganya mengelus setiap inci wajah Ash dengan lembut.
"Ini benaran kamu kan Ash?" tanya Chaesa seolah tidak percaya, benarkah Ash yang berada di depanya saat ini? atau ini hanya sekedar mimpi?
"Kenapa kamu harus membuatku khawatir separuh mati terhadapmu" ucap Ash, matanya mulai berkaca-kaca menatap Chaesa.
Bangun dari pembaringanya, Chaesa menarik tubuh kekar Ash dan memeluknya dengan erat melampiaskan rindu yang menyiksa Menangis terisak-isak di dalam dakapan pria yang ia sangat rindukan.
"Bener ini kamu Ash, aku merinduimu... Sangat" ucap Chaesa di sela tangisanya.
Membalas pelukan Chaesa, Ash juga ikut menghamburkan tangisanya. Dia juga rindu meskipun hatinya masih marah.
......Ketika kesedihan melanda di antara mereka, Ash tidak membahas apa yang terjadi sebelumnya, setidaknya dia bukan pria yang kejam terus memaksa. Biarkan Chaesa sembuh sepenuhnya, berada di sisinya karna itu janjinya pada Ara.
Mulut Chaesa terbuka besar saat makanan masuk ke dalam mulutnya, selera makanya bertambah lebih-lebih lagi Ash yang menyuapinya.
Menatap Ash sadari tadi, Chaesa tersenyum dia senang Ash kembali lagi di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Ara✔️
Short StoryAsh Nathan dan Ara Nathalia sepasang kembar tidak seiras, mereka memiliki fisik yang berbeda. Ash mempunyai wajah yang tampan dan normal manakala Ara mempunyai wajah yang cantik namun ia kehilangan anggota tubuh, sering diejek karna mempunyai sebel...