Sudah satu minggu Ash berada di Jepang, berbulan madu berdua bersama Chaesa. Mereka juga masih dalam mode pengantin baru. Apa yang mereka lakukan di Jepang berdua adalah momen terindah yang tidak akan dilupakan Chaesa dan Ash.
Ketika ini Ash dan Chaesa sudah berada di dalam pesawat, Ash menatap Chaesa yang sedang tertidur pulas di dalam dakapanya.
Memeluk perutnya dengan erat, meletakkan kepalanya pada dada bidang miliknya. Ash mengelus kepala istrinya pelan lalu mencium umbun kepalanya beberapa kali.
"Istriku cantik sekali ketika tidur" gumamnya pelan, terus menatap wajah Chaesa yang kelihatan sangat indah di matanya.
Perlahan matanya tertutup rapat memeluk Chaesa semakin erat, Ash ikut tertidur menyusul Chaesa ke alam mimpi indah yang hanya milik mereka berdua.
Ara duduk di atas kursi rehat yang terletak di sebuah taman di laman rumah yang dibuat khas buat istirahat.
Mengeluarkan kanvas dan beberapa perlatan melukis, Ara mulai melukis yang menjadi hobinya setiap kali ia merasa bosan.
Tanganya mulai melakar gambaran yang ada di dalam pikiranya, melakar dan terus melakar hinggalah ia menjadi sebuah lukisan indah yang mengikut kemahuan hati dan pikiranya.
Airmatanya menetes saat jemarinya menyentuh lembut lukisan itu, gambaran yang sekian lama ia rindukan.
Sebuah lukisan keluarga, menggambarkan ibu, ayah, Ara dan Ash sedang tersenyum bahagia seperti tidak ada masalah yang menimpa mereka.
"Andai saja mama dan ayah masih ada, aku tidak perlu membebankan Ash. Ash pasti bahagia tanpa ada gangguan dari aku." Terus mengelus lukisan tersebut, airmata Ara terus mengalir laju di pipinya.
"Mengapa aku harus terus bergantung pada Ash, kasihan Ash karna punya kakak cacat seperti aku" sambungnya dengan nada lirih matanya terus menatap lukisan itu.
Sadari tadi Bibi Indah yang berada tidak jauh dari Ara meneteskan airmata, menekuo mukutnya agar tangisan yang terhambur tidak kedengaran.
"Mengapa hidupmu harus seperti ini sayang" ucap Bibi Indah pelan di Sela tangisanya.
Pesawat yabg dinaiki Ash dan Chaesa selamat sampai di bandara, turun dari pesawat Andra sekataris kepada Ash sudah menunggu kepulangan mereka.
Mendekat ke arah Ash, Andra mengambil troli yabg berisi barangan mereka di tangan Ash. Lalu, Ash dan Chaesa jalan bergandengan tangan menuju ke mobil.
Sampai saja di rumah, bibi Indah sudah berada di depan pintu menanti kepulangsn mereka. Ash langsung menghamburkan tubuhnya memeluk bibi Indah.
"Aku rindu bi" Ash semakin mengeratkan pelukanya.
Bibi Indah tersenyum tipis, membalas pelukan Ash sembari mengelus punggung Ash dengan lembut.
"Bi juga, rindu sama kamu. Anak nakal"
Melepaskan pelukanya, Ash mencari seseorang ia selalu rindukan.
"Ara mana bi?"
"Di dalam kamar, sudah tidur" jawab bibi Indag, padahal Ara yang nenyuruh untuk menyatakan jawaban itu jika Ash bertanya tentangnya.
"Seawal ini bi?" tanya Ash lagi.
"Mungkin dia terlalu lelah."
"Ya udah, aku masuk ke dalam kamar Ara sebentar" pamit pada Chaesa, Ash melangkah menuju ke kamar Ara.
Riak wajah Chaesa berubah, Ash lagi-lagi mementingkan Ara darinya membuat dia semakin membenci Ara.
Klek!
Terdengar pintu dibuka dari luar, Ara yang sedang berbaring langsung memejamkan matanya saat mendengar lembut suara Ash memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Ara✔️
Cerita PendekAsh Nathan dan Ara Nathalia sepasang kembar tidak seiras, mereka memiliki fisik yang berbeda. Ash mempunyai wajah yang tampan dan normal manakala Ara mempunyai wajah yang cantik namun ia kehilangan anggota tubuh, sering diejek karna mempunyai sebel...