PART. 16

120 11 3
                                    

Terdengar isakan yang kuat kedengaran di seleuruh ruang, lirih dan menyedihkan melanda antara dua orang yang sedang berpelukan dengan erat dan nyaman.

Sebuah pelukan yang bernilai seribu kata, tanpa bicara mereka terus berpelukan dengan nyaman.

Ara terkejut saat melihat Chaesa masuk ke dalam ruang rawat, mendekat ke arahnya dengan langkah yang laju. Sampai di depanya, tanpa mengatakan apapun langsung menarik tubuhnya dan memeluknya dengan erat.

Hanya terdengar tangisan lirih dari Chaesa, terus menangis membuat Ara binggung harus melakukan apa untuk menenangkanya.

Perlahan Ara mengangkat sebelah tanganya, mengelus tubuh belakang Chaesa dengan lembut membuat isakan yang kuat itu bertukar menjadi lebih pelan.

Chaesa mulai tenang saat Ara menenangkanya dengan caranya tersendiri, tidak perlu sepatah kata hanya dengan perlakuan yang baik bisa membuat membuat seseorang itu hilang kesedihanya.

Melepaskan pelukanya, menatap Ara dengan matanya masih berkaca-kaca.

"Kamu kan yang akan mendonorkan ginjal buat Ash?" tanya Chaesa membuat Ara terkejut bukan main.

"Bagaimana bi..sa ka..mu tahu Chaesa" bicara Ara tersekat-sekat, tidak menyangka bahwa Chaesa mengetahuinya padahal dia coba untuk menyembunyikanya dari pengetahuan Ash maupun Chaesa.

"Aku sudah mendengar semua bicara kamu sama suster yang baru saja keluar dari kamar kamu Ara." Menatap Ara dengan tatapan sedih, rasa bersalah yang tinggi mulai muncul di dalam dirinya karna selama ini dia telah melayani Ara dengan buruk, sangat buruk.

Ara mengganguk pelan, Chaesa kembali memeluknya.

"Maafkan aku Ara, Maaf!! Selama ini melayani kamu dengan buruk, padahal kamu begitu baik. Aku yang selalu salah anggap terhadap kamu. Aku tahu kamu dan Ash terlalu dekat hanya sebagai saudara kandung tidak lebih dari itu, tapi aku tetap cemburu melihat kedekatan kalian hingga aku ragu perasaan cinta Ash buat aku" meluahkan segalanya membuat Chaesa merasa sedikit lega, seperti beban berat dia atas kepalanya sedikit berkurangan.

Ara melepaskan pelukanya, menatap Chaesa dalam. Tahu apa yang Chaesa lakukan ini semua adalah karna Chaesa terlalu mencintai Ash, tidak mau kehilangan Ash.

Ara sadar bahwa dia tidak perlu ada diantara hubungan mereka.

"Kakak sudah memaafkanmu, tidak perlu kamu merasa bersalah. Kakak lakukan ini semua karna Ash adikku, kakak sangat menyayanginya, kakak sanggup melakukan apa saja demi Ash meskipun harus berganti nyawa. Kamu harus janji sama kakak bahagiakan Ash, itu saja yang kakak mau dari kamu" jelas Ara penuh dengan ketenangan.

"Aku janji kak, aku akan mencintai Ash sepenuh hati aku. Aku mau kakak kembali bersama kami, tinggal dengan kami lagi. Adanya kakak juga kebahagiaan buat Ash." Mengengam kedua belah tangan Ara erat, Chaesa mengelusnya lembut.

"Tidak sa, aku akan pergi dari kalian. Besok setelah selesai operasi aku akan pergi. Aku tidak mau mengganggu kalian lagi."

"Jangan kak, aku mohon jangan tinggalkan kami lagi. Aku rela menerima hukuman dengan apa yang telah aku lakukan pada kamu kak. Jangan..." Chaesa menggelengkan kepalanya keras bersama airmata yang mukai mengalir lagi pada pelupuk mata indahnya.

Menghapus airmata Chaesa, Ara mengengam tangan Chaesa erat.

" Aku harus sa, aku mau Ash jadi biasa hidup tanpa kamu. Tidak selamanya aku ada buat dia, dia punya kamu sa. Kalian akan hidup bahagia tanpa kakak." Ara tetap dengan keputusanya meskipun berat.

Chaesa terdiam, tidak tahu harus mengungkapkan apa lagi hanya menatap Ara dengan tatapan sedih.

Setelah bicara yang panjang bersama Chaesa, Ara melangkah pelan menuju ke ruangan dimana Ash ditempatkan. Minta izin sama Chaesa terlebih dan tentu saja Chaesa menguzinkan Ara bertemu Ash.

My Dear Ara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang