Matanya dibuka pelan, mengerjapkan matanya beberapa kali coba melayan cahaya lampu yang begitu terang di atasnya.
Ara kembali sadar setelah hampir 3 minggu berada dalam kondisi koma. Satu kejaiban telah berlaku pada dirinya, saat dirinya diambang maut tuhan telah hadirkan kembali dirinya agar dia dapat bertemu lagi orang yang paling ia sayangi.
Dokter berhasil menyelamatkan Ara, kekejangan yang dialami Ara agak serius sehingga dokter putus harapan untuk mnyelamatkan, namun ada sinar di sebalik langit yqng gelap, kondisi Ara mulai stabil hanya menunggu untuk Ara sadar kembali.
Membuka mata, Ara meraskan ada beban di atas tanganya. Ara melihat Ash yang sedang lena tidur beralaskan tangangya, menatap Ash dengan lekat Ara menitiskan airmatanya betapa ia sangat merindukan Ash, dapat melihat wajah Ash setelah ia sadar membuat hatinya merasa tenang.
"Ara! Ara!" mendengar satu suara yang memanggilnya pelan di sebelah kananya, Ara menoleh ke arah itu. Terlihat Chaesa yang tidur di sampingnya bergumam pelan, dengan matanya masih tertutup rapat.
Kembali menangis, Ara merasakan dia berada di alam mimpi. Menoleh ke arah kiri dan kananya, Ara merasa tidak percaya bahwa Ash dan Chaesa berada di sampingnya. Coba menggerakkan tangan kirinya dengan pelan, Ara mengelus rambut Ash lembut membuat pemiliknya terusik.
Merasakan ada sentuhan lembut pada kepalanya, Ash membuka matanya. Tertegun saat melihat Ara tersenyum dengan di depanya dengan airmatanya masih mengalir pada wajahnya.
Merasakan tengkorakanya seakan kering, Ara berusaha mengeluarkan suaranya dengan peralahan Ara berhasil bersuara.
"Aku haus" dua perkataan pertama keluar dari bibir Ara.
"Iya sebentar, aku akan ambilkan buat kamu" ucap Ash bangun dari duduknya, beranjak dari sisi kasur lalu mengisikan segelas air putih, Ash kembali membantu Ara bangun dari pembaringanya dengan pelan, mengatur posisi tubuhnya agar setengah duduk dan menyandarkan kepalanya ke kepala kasur.
Air yang ia ambil diberikan pada Ara, memengangi gelas itu, Ara pun meneguk air putih itu hingga ia merasa lega.
Meletakkan kembali gelas di atas meja kecil di samping Ara, Ash menatap Ara lekat. Gembira saat dapat melihat Ara kembali sadar di depan matanya.
"Kemarilah, aku merindukanmu." Ara mendepakan tanganya ke arah Ash.
Ash langsung masuk ke dalam dakapan Ara dan memeluknya dengan erat, melepaskan rindu lama yang terpendam.
"Akhirnya kamu sadar Ara, aku juga sangat merindukanmu" ucap Ash di sela tangisanya. Makin mengeratkan lagi pelukanya, Ara juga membalas pelukan Ash dengan erat. Airmatnya menglir laju membasahi wajah indahnya.
Rindu yang telah lama menyapa antara keduanya membutakan mereka saling memeluk dengan nyaman tanpa bicra apa pun.
Chaesa yang mulai terusik dalam tidur lenanya, membuka mata. Melihat Ash dan Ara yang saling berpelukan membuat hatinya tersentuh, momen Indah ini akan ia simpan dalam hati sampai kapan pun itu.
Bangun dari duduknya, Chaesa langsung memeluk Ara dari samping, membuat Ara teekejut lalu menoleh menatap Chaesa yang sedang menagis memeluknya.
"Kak, Apakah bisa aku memanggilmu begitu?" tanya Chaesa, kini meletakkan dagunya di atas pundak Ara, Ash masih lagi memeluk Ara seperti anak kecil menyembamkan wajahnya di perut Ara sembari tangisanya kedengaran di seluruh ruang kamar.
"Pasti bisa sayang" jawab Ara sembari mengelus pipi Chaesa dengan lembut. Mendengarkan itu, airmata Chaesa terus mengalir laju. Semakin mengeratkan pelukanya terhadap Ara.
Harini, mereka menghadapi kisah pilu yang menyayat hati. Luka yang terpendam dengan rindu yang mendalam dapat mereka hilangkan dan kebahagiaan itu hadir tanpa mereka mampu mengungkapkanya oleh lisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dear Ara✔️
Short StoryAsh Nathan dan Ara Nathalia sepasang kembar tidak seiras, mereka memiliki fisik yang berbeda. Ash mempunyai wajah yang tampan dan normal manakala Ara mempunyai wajah yang cantik namun ia kehilangan anggota tubuh, sering diejek karna mempunyai sebel...