PART. 2

98 12 0
                                    

Satu bulan berlalu dengan pantas sekali, tidak terasa waktu itu berjalan tanpa sadar telah pun mencapai kemuncaknya.

Hari pernikahan Ash bersama wanita yang dicintai disambut pada sebuah hotel mewah lima bintang. Antara hotel yang terkenal di Indonesia.

Ketika ini terlihat Ara sedang berdandan rapi di dalam sebuah kamar. Gadis itu kelihatan sangat cantik meskipun ada kekurangan pada bagian tubuhnya.

Bibi Indah yang baru selesai berdandan masuk ke dalam kamar di mana Ara ditempatkan, tertegun dengan kecantikan ia mendekat ke arah gadis itu.

"Cantik sekali kamu sayang."

Pujian dilontarkan buat Ara dari bibi Indah sembari tersenyum indah menatapnya.

"Ihh bibik, jangan puji terlalu tinggi. Aku biasa-biasa aja."

Ara menundukkan wajahnya malu, namun saat ia melihat kondisi kakinya, Ara menghela napasnya kasar.

Mengerti akan helaan napas Ara yang kedengaran berat, bibi Indah memegang kedua belah pundak Ara menuntunya agar mendongak menatap tepat ke arah matanya.

"Jangan mengeluh sayang, meskipun kondisi kakimu tidak seperti orang normal yang lain, tapi kamu luar biasa sayang. Kamu memiliki kecantikan dimana tidak semua orang yang memilikinya."

Kata-kata dari bibi Indah menyentuh perasaan seorang Ara Natalia. Nada yang tegas berunsur nasihat dari bibi Indah akan ia semat dalam hati sampai kapan pun.

"Terima kasih bi, aku akan ingat itu."

Ara tersenyum, memegang tangan bibi yang berada di pundaknya sembari tersenyum.

Bibi Indah hanya mengganguk pelan, mengelus lembut pipi anak gadis ia sudah menggangapnya seperti putrinya sendiri.

"Ara!"

Ash yang sudah bersiap dan berdandan rapi masuk ke dalam kamar Ara dengan terburu-buru membuatkan keduanya terkejut.

"Ash Nathan!!"

Kompak keduanya berteriak, nama penuh pria yang baru saja menyerbu masuk ke dalam disebut diselangi perasaan terkejut bukan main.

"Iya maaf, aku hanya ingin bertemu sama Ara."

Menggaru kepalanya yang tidak gatal, Ash tersenyum canggung melihat keduanya dengan raut wajah kesal terlihat di wajah mereka.

"Ya udah tidak apa, kemari kamu."

Ara melambaikan tanganya ke arah Ash agar mendekat, sesuai permintaan Ash sudah berada di depanya dengan berjalan beberapa langkah.

"Adik aku tampan sekali."

Tangan Ara membetulkan bow berwarna hitam yang tersarung di leher Ash yang kelihatan sedikit senget.

"Terima kasih kakak ku sayang, kamu juga cantik Ara."

Mereka saling menatap seakan dunia itu milik mereka sembari tersenyum, tanpa mempedulikan bibi Indah yang sedang menatap mereka dengan tangan yang memeluk tubuhnya.

"Ehemm.. ."

Deheman dari bibi Indah membuyarkan lamuman mereka berdua yang sadari tadi saling menatap.

"Maaf bibi, bibi juga cantik sekali."

Pandangan Ash beralih ke arah bibi Indah, tersenyum melihat kecantikan wanita paruh baya itu, kelihatan muda meskipun umurnya sudah ingin mencecah 60 an.

"Tidak perlu memuji, bibi memang sudah cantik sejak dari bayi lagi" canda bibi Indah, menggundang tawa ketiganya.

"Kamu pergi aja ke depan sudah waktunya Kamu sudah melihat Chaesa?"

My Dear Ara✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang