chap 6

58 17 161
                                    

2 hari kemudian..

"Mommy, nanti pulang dari gereja kita beli permen kapas ya?"

Eve tersenyum sembari mengangguki permintaan buah hatinya itu. Dia menyemprotkan parfum anak ke tubuh abby yang sibuk dengan ikat rambut yang di pegangnya.

"Nah selesai, hmm.. Abby ku sangat harum."

Seru eve lalu menarik abby ke pelukannya dan menciumi lengan gadis kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seru eve lalu menarik abby ke pelukannya dan menciumi lengan gadis kecil itu. Membuat abby terkikik geli dan balas menciumi pipi evangeline. Mereka berdua bercanda di kasur, hingga kemudian eve berhenti menggelitiki abby dan membiarkan puterinya itu bermain ikat rambut sendirian. Sedangkan dirinya pelan-pelan melangkah ke kamar mandi yang pintunya sedikit terbuka. Eve berjalan pelan,  dan mengernyit mendengar suara harry tengah bicara entah dengan siapa di dalam kamar mandi. Membuatnya menoleh ke nakas di mana ada ponsel harry di sana.

Lalu dengan siapa harry berbicara? Batin eve sembari mendekat ke pintu kamar mandi. Dia tak langsung memasuki kamar mandi dan memilih mengintip harry dari luar pintu.

Nampak pria itu bicara banyak seperti tengah mengobrol dengan seseorang. Dan nada bicaranya lumayan tinggi dan terkesan seperti orang sedang marah-marah.

Eve menempelkan wajahnya di pintu yang sedikit terbuka, dia mendapati harry tengah bicara kepada pantulan dirinya di cermin wastafel. Bahkan harry menggerakkan tangannya seperti mengancam seseorang, yang mana membuat eve melebarkan mata dan sekali lagi mencoba mengintip siapa yang membuat harry marah.

"Tidak ada orang. Hanya harry sendirian." ucap eve dalam hati melihat harry benar-benar bicara sendirian pada pantulan dirinya di cermin. Dan saat eve memperhatikan pantulan harry di cermin, tiba-tiba mata harry di pantulan cermin meliriknya dan menatap tajam dirinya membuat eve terkejut dan spontan bergerak mundur dari tempatnya.

Dia berbalik badan namun kembali menoleh ke pintu saat mendengar harry tak lagi bersuara dan juga tak membuka pintu. Perasaannya mulai kacau, penasaran, dan curiga. Sehingga eve menarik nafas dan memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi. Dia menghembuskan napas saat melihat harry sudah beralih menyandarkan diri di wastafel dan menghadap padanya yang ada di tengah pintu. Wajah pria itu berubah drastis. Terlihat kebingungan.

"Harry..?" lirih eve, dan harry menatapnya penuh tanda tanya. Pun, eve mendekat perlahan ke harry dan melarikan pandangan ke sekitar.

"Kau mencari sesuatu?" tanya harry dan eve segera menatapnya lalu menggelengkan kepala. Dirinya merasa tegang dan teraneh pada sikap santai harry padahal tadi tatapan pria itu cukup menusuk dan menakuti eve yang bahkan menatapnya hanya beberapa detik.

"Eum, aku mendengar kau bicara. Seperti sedang mengobrol dengan seseorang. Tapi.."

"Kapan? Aku tidak bicara. Aku hanya sedang membasuh muka. Merasa gugup karena kita akan ke gereja. Sudah dua minggu aku tidak kesana."

Eve yang sebenarnya tak percaya memilih untuk hanya menganggukkan kepala. Lalu harry menegapkan tubuhnya dan pergi melewati eve yang masih kebingungan. Lantas wanita itu pun memilih tak memperpanjang masalah dan memeriksa keadaan kamar mandinya. Dia melihat ke sekeliling dan setiap sudut kamar mandi karena penasaran akan apa yang membuat harry banyak bicara di dalam sana.

[God's] MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang