Sehari setelahnya..
Harold, eve dan elise yang menggendong abby kini melangkah memasuki rumah besar kediaman styles. Mereka di sambut ramah oleh para pelayan yang berbaris di depan pintu. Sedangkan anne masih tak nampak di sana.
"Kemana ibu?" tanya harold mendahului eve.
"Sebentar lagi akan turun, tuan. Silahkan kami antar ke ruang makan, nyonya bilang sekalian kita sarapan bersama." salah satu pelayan menggiring mereka memasuki ruang makan besar itu. Dan eve mengambil alih abby dari gendongan elise.
"Hai cucu ku sayang, kalian sudah datang?" suara anne dari pintu masuk ruang makan terdengar membuat semua orang menoleh ke wanita paru baya itu. Gaun hitam elegan yang di kenakan anne membuatnya terlihat jauh lebih muda dari umurnya sehingga harold tersenyum kagum melihat kecantikan ibu nya itu.
Dan eve melirik harold, mengamati ekspresi pria itu yang sudah dia tebak pasti akan terkagum-kagum pada anne mengingat pria itu sudah tak dapat merasakan kasih sayang ibunya sejak usia dini. Membuat eve ikut terenyuh oleh tatapan berbinar harold yang mana membuatnya terharu sekaligus prihatin akan arwah di sampingnya itu.
Harold melangkah pelan dan menyambut anne.
"Ibu, kau sangat cantik."
Pujinya meraih kedua tangan anne yang lalu di ciumnya. Anne nampak tak menduga perlakuan hangat putranya itu sehingga dirinya menaikkan kedua alis dan terpaku melihat harold yang mencium lembut punggung tangannya.
"Oh putra ku sayang. Kau membuat ku malu." ucapnya lalu memeluk harold yang seketika meneteskan air mata. Melihat kejadian itu, eve langsung menurunkan abby di salah satu kursi lalu dirinya mendekati harold dan anne. Dia menatap harold yang berusaha menahan tangisan di pelukan anne, dan eve dengan baik mengusap pipi harold membuat pria itu tertegun.
"Kau pria baik. Aku bangga memiliki mu." lirih evangeline di belakang tubuh anne yang mana di dengar oleh anne dan membuat wanita itu melepaskan pelukan lalu menatap harold dan eve secara bergantian.
"Oh ya tuhan, apa aku tidak salah dengar? Kalian semanis ini setiap harinya? Ya tuhan.. Aku iri pada kalian berdua. Kemarilah menantu ku yang cantik, kau pintar membuat putra ku tersipu. Oh lihatlah dia, pipinya memerah seperti tomat haha."
Anne merangkul eve dan menertawakan harold yang menunduk malu. Lalu mendorong sepasang suami istri itu hingga membuat mereka saling berpelukan.
"Ya.. Ini pemandangan sangat menenangkan. Kalian harus tetap seperti ini selamanya."
Tutur anne memuji keduanya dengan wajah terharu. Namun tanpa di duga eve melepas pelukan lebih dulu lalu berpamitan ke kamarnya seraya membawa tas pakaian milik abby.
"Eum, apa mom salah bicara? Sepertinya istri mu malu."
Harold menoleh ke anne lalu menggenggam tangannya.
"Tidak ibu, eve pasti mau menaruh pakaiannya. Boleh aku menyusulnya?"
Anne mengangguk dan mengelus punggung harold.
"Kesanalah, lalu suruh istri mu turun ya. Kita sarapan bersama."
"Baik ibu. Tunggu sebentar."
Harold menaiki tangga dan mulai merasa resah, dia tau eve pergi pasti karena tersindir oleh pujian ibunya. Dan sudah bisa dia tebak, wanita itu pasti sedih lagi memikirkan harry.
Harold menarik napas sebelum membuka pintu kamar. Dan dia berjalan pelan mendekati eve yang tengah duduk menundukkan kepala di pinggiran kasur.
•
Harold POV.Aku memberanikan diri menarik bangku lipat di ujung kamar dan membawanya ke depan eve. Lalu aku duduk di sana, terdiam memandangi wajahnya yang mulai lesu dan dia bahkan tidak memperdulikan kedatangan ku. Aku tau rasanya pasti sakit ketika kau orang yang sangat setia pada pasangan mu tapi kau diharuskan menyayangi orang lain yang bahkan bukan manusia. Dan aku tidak ingin menyalahkan eve dalam kasus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[God's] MIRACLE
FanfictionGenre : Horror, romance, mistery. Baca aja kalau pingin tau alur barunya!! *WARNING!* has adult content, and violence, as well as psychological. [Di larang plagiat, dan menghujat!!] Written on : 21 mei 2022. Finished : 6 sep 2022. ©copyright by @bab...