8

600 83 179
                                    

Author pov.
Sejak beberapa menit yang lalu, Karina berkali-kali mengecek handphonenya yang tidak memberikan notifikasi apapun.
Ah tidak, bukan tidak ada sama sekali, karena nyatanya handphone gadis cantik itu sejak tadi ramai sekali notifikasi masuk. Namun semua itu tidak terlihat di mata Karina karena yang ia tunggu hanya lah notifikasi dari Hwang Yeji, teman satu bangkunya itu.
Padahal waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, namun Yeji tidak kunjung membalas pesan yang ia kirimkan sejak tadi sore. Jujur saja hal itu membuat Karina merasa sangat khawatir. Karina takut jika temannya itu kenapa-kenapa mengingat keadaan Yeji bisa dikatakan sedang tidak baik-baik saja.

Setelah melalui berbagai macam pertimbangan, akhirnya Karina memutuskan untuk menghampiri Yeji ke kamar apartemen milik temannya itu yang hanya berjarak beberapa kamar dari tempatnya. Dan gadis cantik itu pergi ke kamar Yeji sambil membawa makanan yang telah dipesannya tadi.

Walaupun Karina tidak begitu yakin kalau Yeji sedang ada di apartemennya, namun tidak ada salahnya bukan untuk memastikan ?

Tidak memerlukan waktu yang lama, Karina sampai secepat itu di depan kamar apartemen Yeji. Awalnya Karina sedikit ragu, namun akhirnya gadis cantik itu memberanikan diri untuk menekan bel apartemen Yeji.

*ting *tong

Satu kali, tidak ada jawaban.

*ting *tong

Dua kali pun hasilnya nihil.

*ting *tong

Bahkan sampai bel ke-tiga dibunyikan pun, Karina tidak mendapatkan tanda-tanda kalau sang pemilik apartemen akan membukakan pintu.

Karina menghembuskan nafasnya dengan berat, lalu gadis cantik itu membuka handphonenya karena berniat untuk menelfon Yeji.
Namun belum sempat Karina menekan simbol telfon pada contact Yeji, pintu apartemen itu terbuka dan menampilkan Yeji dengan wajah lelahnya.
Hati Karina terasa seperti diiris saat melihat mata Yeji yang tampak sembab dan masih basah.



"Rin ?"

"Hei."



Tidak seperti beberapa hari lalu yang selalu ketus terhadap Yeji, kali ini Karina menyapa Yeji sambil menunjukkan senyum terbaiknya.



"Udah makan ?"



Yeji terdiam sejenak tanpa mengalihkan tatapannya dari Karina.
Lalu dengan sedikit ragu, gadis pemilik mata tajam itu menggelengkan kepalanya.



"Gue bawa makanan, temenin gue makan."



Seperti dua orang yang sudah saling mengenal sejak lama, Karina langsung masuk begitu saja ke apartemen Yeji tanpa meminta ijin terlebih dahulu.

Dan betapa terkejutnya Karina saat ia melihat ada banyak sekali tempat obat di atas meja makan Yeji.



"Lo minum obat tidur sebanyak ini ?"



Yang ditanya tidak langsung memberikan jawaban. Gadis bermarga Hwang itu malah berusaha menghindari tatapan Karina.



"Gue...
Susah tidur akhir-akhir ini."



Hati Karina semakin hancur mendengar jawaban temannya itu. Bagaimana bisa selama ini dirinya sebodoh itu karena telah membiarkan Yeji menghadapi semuanya sendirian ?



"Lia ga tau ini ?"

"Gue udah putus sama dia kalau lo lupa."

"Engga, maksud gue waktu kalian masih bareng. Apa dia sama sekali ga nemenin lo waktu lo lagi down ?"



BROKENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang